• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 4 Mei 2024

Khutbah

Khutbah Jumat Bulan Rabiul Awwal: 3 Sikap Rasulullah yang Harus Dicontoh

Khutbah Jumat Bulan Rabiul Awwal: 3 Sikap Rasulullah yang Harus Dicontoh
Ada 3 sikap Rasulullah yang hendaknya dicontoh umatnya. (Foto: NOJ/NU Online-Suwitno)
Ada 3 sikap Rasulullah yang hendaknya dicontoh umatnya. (Foto: NOJ/NU Online-Suwitno)

Nabi Muhammad SAW memiliki perangai utama dan layak untuk dicontoh umatnya hingga saat ini. Setidaknya ada 3 sikap utama yang dapat dijadikan sebagai rujukan lantaran memang mulia.

Naskah khutbah Jumat membahas masalah akhlak Rasulullah karena masih berada di bulan Jumadil Awwal atau maulid. Momentum ini demikian mendesak untuk diterapkan dalam keseharian sebagai sarana melahirkan insan terbaik.

Khutbah Jumat ini dapat disebar dan digandakan sebagai sarana untuk kian menebar kebaikan dan saling mengingatkan. (Redaksi)

 

Khutbah I

 

  اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ


أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه


اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وعلى اله وأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين


أما بعد: فيايها الإخوان، أوصيكم و نفسي بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون، قال الله تعالى في القران الكريم: أعوذ بالله من الشيطان الرجيم، بسم الله الرحمان الرحيم: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صدق الله العظيم

 

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Setiap pekan, yakni saat umat Islam berkumpul di masjid seperti siang ini selalu diingatkan akan pesan takwallah. Yakni menjalankan perintah dan menjauhi yang dilarang. Dengan diingatkan setiap pekan di tempat yang juga istimewa, maka sejatinya ada pesan agung yang demikian esensial. Karena dengan berbekal takwallah, maka segala persoalan dapat diselesaikan dengan baik.


Hadirin yang Berbahagia

Rasulullah SAW sebagaimana dikisahkan dalam kitab Maulid Al-Barzanji karya Syaikh Ja’far bin Husin bin Abdul Karim bin Muhammad Al-Barzanji, adalah sosok yang sangat rendah hati atau tawadhu’. Hal ini dapat ditemukan pada halaman 123 sebagaimana kutipan berikut: 


   وَكَانَ صَلى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَدِيْدَ اْلحَيَاءِ وَالتَّوَاضُعِ

 

Artinya: Rasulullah SAW adalah sangat pemalu (memiliki rasa malu dan rasa bersalah) dan sangat tawadhu’.   


Kerendahan hati Rasulullah SAW tercermin dalam banyak hal, antara lain adalah: Pertama, Ketika pada suatu hari tidak bersedia barang belanjaannya di pasar dibawakan pulang oleh Abu Hurairah. Kedua, Ketika mempersilakan para sahabat berjalan di depan mendahuluinya, dan ketiga saat Nabi mendahului menyampaikan salam ketika bertemu dengan para sahabat. 


Jamaah Jumat Rahimakumullah  

Ketika pada suatu hari Rasulullah SAW membeli barang-barang di pasar, di sana ada Abu Hurairah yang juga sedang ada keperluan. Ketika Rasulullah SAW telah mendapatkan barang-barang yang dibutuhkan dan hendak pulang, saat itu juga Abu Hurairah bermaksud membawakan barang-barang belanjaan yang tentu saja dalam rangka memuliakan Nabi. Rasulullah SAW ternyata tidak berkenan Abu Hurairah bermaksud seperti itu. Kepada Abu Hurairah, Rasulullah SAW mengatakan: 


    صَاحِبُ الشَّيْءِ أَحَقُّ بِشَيْئِهِ أَنْ يَحْمِلَهُ

 

Artinya: Pemilik sesuatu barang lebih berhak (pantas) membawa barang miliknya.  


Tidak berkenannya Rasulullah SAW terhadap Abu Hurairah membawakan barang-barangnya menunjukkan bahwa Nabi bukanlah sosok yang sangat suka dimuliakan orang lain, atau dalam istilah sekarang “gila hormat”. Rasulullah menolak ketika akan diperlakukan istimewa yang berbeda dari umumnya orang, padahal adalah seorang nabi sekaligus rasul yang paling mulia di antara semua nabi dan rasul di sisi Allah. Penolakan itu menunjukkan bukti bahwa Rasulullah memang orang yang sangat rendah hati sehingga tidak merasa martabatnya turun hanya karena membawa barang-barang sendiri, dan bukannya dibawakan orang lain.    


Jamaah Jumat Rahimakumullah

Bukti lain yang menunjukkan Rasulullah SAW tidak gila hormat adalah sebagaimana dikisahkan dalam kitab Maulid al-Barzanji, halaman 123. sebagaimana kutipan berikut: 


   يَمْشِيْ خَلْفَ أَصْحَابِهِ وَيَقُوْلُ خَلُوْا ظَهْرِيْ لِلْمَلَائِكَةِ الرُّوْحَانِيَّةِ

 

Artinya: Nabi Muhamamd SAW berjalan di belakang para sahabatnya, dan berkata kepada mereka: Biarkan di belakangku malaikat saja yang tidak kelihatan.  


Dari kisah ini kita tahu para sahabat berjalan mendahului sehingga mereka membelakangi. Rasulullah SAW tidak mencap kesediaan mereka mendahului sebagai su’ul adab. Ketika para sahabat berjalan di depan Nabi, kesan yang tampak kemudian Rasulullah SAW seperti tidak lebih penting atau terhormat dari pada para sahabat. Di sinilah kerendahan hatinya yang sulit dibantah.   


Tetapi dari sisi lain dalam konteks keamanan, ada hikmah di balik peristiwa itu, yakni sebagai seseorang pemimpin  sedang memberikan contoh bahwa seorang pemimpin tidak selalu harus berada di depan terutama ketika ancaman musuh berasal dari belakang. Ancaman atau bahaya yang datangnya dari arah depan tentu dapat diantisipasi sendiri oleh para sahabat karena mata mereka (dan juga mata kita tentunya) berada di depan. Sedangkan kemungkinan adanya ancaman kepada Rasululullah SAW yang datangnya dari belakang, Nabi memasrahkan hal itu kepada Allah semata dengan meyakini di belakangnya ada malaikat yang sudah pasti sangat halus sehingga tidak tampak.   


Jamaah Jumat Rahimakumullah

Bukti lain lagi, adalah Nabi lebih suka mendahului menyampaikan salam dari pada didahului sebagaimana dikisahkan dalam kitab Maulid al-Barzanji, masih di halaman 123, sebagaimana kutipan berikut: 


    وَيَبْدَؤُ مَنْ لَقِيَهُ بِالسَّلَامِ

 

Artinya: Nabi mendahului menyampaikan salam ketika bertemu dengan siapapun.  


Kisah ini menunjukkan bahwa Rasululllah SAW lebih suka mendahului memuliakan orang lain. Padahal aturan secara umum sudah jelas sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, bahwa: Yang kecil memberi salam kepada yang besar. Yang berjalan kepada yang duduk. Yang sedikit kepada yang banyak. Yang berkendaraan kepada yang berjalan kaki.   


Tetapi Rasulullah SAW pada kenyataannya lebih suka mendahului menyampaikan salam daripada didahului. Padahal sewajarnya apabila Rasulullah didahului dalam bersalam daripada mendahului karena posisinya sebagai pimpinan umat yang tentu lebih tinggi dari pada umatnya.  Tetapi Rasulullah tentu saja tidak salah dalam hal ini karena pada kesempatan lain Nabi SAW bersabda bahwa mendahului menyampaikan salam itu lebih baik dari pada didahului sebagaimana diriwayatkan Abu Dawud dan Ahmad. Dalam hadits lain yang diriwayatkan Imam al-Baihaqi, Rasulullah SAW bersabda bahwa mendahului menyampaikan salam dapat menghilangkan takabur.   


Jamaah Jumat Rahimakumullah

Dari ketiga bukti itu saja, sudah cukup kuat untuk menarik kesimpulan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang sangat rendah hati sebagaimana dikisahkan dalam kitab Maulid al-Barzanji ini. Bukti-bukti lain tentu masih sangat banyak baik sebagaimana dikisahkan dalam kitab ini maupun dalam kitab-kitab lainnya.   

 


 

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Mudah-mudahan kita semua dapat meneladani Rasulullah SAW dalam hal kerendahan hati apapun kedudukan kita dalam kehidupan kita sehari-hari di masyarakat. Kerendahan hati tidak pernah membuat kita jadi rendah. Justru yang terjadi Allah akan mengangkat derajat kita di sisi-Nya. Sekali lagi, mudah-mudahan Allah SWT memudahkan kita meneladani Nabi Muhammad SAW. Amin ya rabbal alamin


    جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ : أعوذ بالله من الشيطان الرجيم، بسم الله الرحمن الرحيم: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا    باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

 

Khutbah II

 

   اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ


وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا


أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا


اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ


اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ


عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ


Khutbah Terbaru