Sumenep, NU Online Jatim
At Tijarah adalah bagian dari sunah Nabi Muhammad, sehingga nahdliyin saat ini berlomba-lomba dalam berbisnis dengan landasan spiritual. Artinya, warga Nahdlatul Ulama (NU) berbisnis ala santri seperti halnya yang dicontohkan Nabi Muhammad yang dikenal pedagang dan pengusaha muda.
Penegasan ini disampaikan oleh KH Ach Maimun Syamsuddin di acara Pelatihan Bisnis Online Syariah yang diselenggarakan oleh Ansoruna Bisniess School Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Timur. Gelaran ini bertempat di Pondok Pesantren Ma'had Aly Al-Ihsan Jaddung, Pragaan, Sumenep, Selasa (02/02/2021).
Kiai Maimun yang didaulat sebagai Keynote Speaker menegaskan bahwa Nabi Muhammad adalah orang kaya, tapi Nabi Muhammad berdoa dan memilih miskin.
"Saya yakin, saya dan kalian semua tidak berani berdoa seperti itu," katanya.
Tak sampai di situ, dirinya menceritakan pesan almaghfurlah KH M Tsabit Khazin bahwa di usia 25 tahun Nabi sudah matang secara ekonomi walaupun Abu Thalib tidak mengatakan keponakannya seorang penguasa muda di saat melamar Siti Khotijah dengan maskawin 25 unta. Jika di rupiahkan sekitar setengah miliar.
"Saat ini terbalik, sertifikasi guru dijadikan poin saat melamar perempuan," ujarnya sambil melontarkan tawa.
Menurut kacamatanya, Nabi memang didesain mandiri. Buktinya, ayahnya wafat saat Nabi berada dalam kandungan. Saat lahir ke dunia, anak-anak yang lainnya bergantung pada ayahnya sebagai tulang punggung kala itu.
"Nabi didesain mandiri oleh Allah, karena beliau calon pemimpin besar, sehingga setiap sesuatu terpatri mandiri dan segala sesuatu terpatri mengandalkan Allah," tuturnya.
Mudir Ma'had Aly Al-Ihsan Jaddung tersebut memberikan sugesti pada audiens yang notabene dari kalangan pemuda Ansor dan santri bahwa generasi muda muslim harus meneladani kemandirian Nabi. Artinya memilih kematangan secara ekonomi dan spiritual.
"Rasulullah SAW tidak mengajarkan kepada umatnya untuk hidup miskin, tetapi mengajarkan untuk berzakat. Jadi perintah untuk kaya itu ada dan wajib memberikan zakat," ungkapnya.
Selanjutnya, beliau menyampaikan pesan almaghfurlah KH Fauzi Sirran bahwa kiai termasyhur di Kecamatan Pragaan tersebut meminta kepada santrinya untuk tidak menjadi pengangguran. Karena pengangguran mudah dipengaruhi setan.
"Lulusan S1 jangan nganggur, bekerja lah. Belajar lah kepada bisnis online bahwa telur semut, batu karang, batu bata, dan benda-benda yang aneh bisa dijual secara online di marketplace. Jangan anggap rahmat Allah ini kecil," pintanya penuh harap.
Direktur Pascasarjana Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) Guluk-Guluk tersebut mengajak generasi muda NU lebih kreatif dan melihat peluang di zaman 4.0.
"Potensi yang kalian miliki harus dituangkan agar bisa survive. Karena semua yang ada di alam ini bisa dijual, bahkan yang tidak ada bisa juga dijual," harapnya.
Di kesempatan yang berbeda, Musaffa' Safril yang didaulat sebagai narasumber memberikan tips berbisnis online. Pertama, transaksi jual beli bisa dilakukan di Media Sosial (Medsos) sebagai wahana komunikasi.
"Kedua, menawarkan produk lokal Madura bisa dijual di marketplace, seperti toko pedia, shopee, dan sebagainya," ucapnya.
Wakil Ketua PW GP Ansor Jawa Timur tersebut meminta berniat dengan tulus demi membangun ekonomi bangsa dan jangan lupa untuk istiqamah melaksanakan shalat dhuha. Karena memiliki energi besar ketika kita lakukan dengan penuh keyakinan.
"Jika sudah membuat akun Medsos di facebook misalnya, jangan gunakan nama pribadi, tetapi nama produk yang kalian jual, seperti nama rengginag lorjuk barokah. Yang perlu dihindari adalah dinding facebook jangan dicampur dengan status galau demi menjaga kondusifitas konsumen," sergahnya.
Tak henti di situ, setiap hari harus ada foto produknya walaupun tidak ada yang membeli. Jika memang jelas rekam jejak usahanya, maka akan mendapat bantuan dari pemerintah.
"Kuncinya hanya satu, ada paketannya dan signalnya," tegasnya.
Mauli Fikr yang dipercayai sebagai narasumber mengutarakan bahwa istilah syariah mulai menggeliat setelah sirkulasi Perbankan Syariah bisa survive.
"Kenapa harus syariah? Karena bangsa pasarnya muslim. Bahkan halal saat ini menjadi barang komersil untuk memperkuat keyakinan masyarakat dalam dunia marketing," terang CEO Biskraf Bina Nusantara Kreatif.
Catatan penting, halal center yang terbesar di dunia hanya ada di Australia, China, dan Korea. Walaupun saat ini perguruan tinggi sudah mulai menjamah halal center.
"Halal menjadi industri dunia, mengapa? Karena memberi jaminan klinis, bersih, dan no babi. Sebenarnya ini modus. Memang benar dalam Al-Qur'an, tapi bagi pelaku bisnis dikatakan strategi marketing. Bayangkan di kulkas, wajan, kerudung, dan dan lainnya ada lebel halalnya. Aneh banget," jelasnya.
Pria kelahiran Lenteng Barat ini menjelaskan bahwa 60 persen kaum muda menggunakan internet. Pulau Jawa kontribusinya sangat besar. Karena setiap tahun angka statistik pengguna internet terus melonjak.
"Apa yang sering dibuka oleh pemuda? Tentunya Medsos. Berangkat dari latar belakang ini kami mengajak kepada pemuda NU untuk cakap menggunakan Medsos sebagai ajang mengasah potensi. Ingat bukan dengan demam game, tetapi kita memberikan kebutuhan warga milenial di bidang fashion. Selamat mencoba," pungkasnya.
Editor: Savhira