• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Madura

Ketua Ansor Sumenep Jelaskan Makna Mati Syahid dalam Islam

Ketua Ansor Sumenep Jelaskan Makna Mati Syahid dalam Islam
K Qumri Rahman, Ketua PC GP Ansor Sumenep. (Foto: NOJ/ Habib).
K Qumri Rahman, Ketua PC GP Ansor Sumenep. (Foto: NOJ/ Habib).

Sumenep, NU Online Jatim

Santer beredar pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Ketedral Makassar, Sulawesi Selatan sebelumnya telah membuat surat wasiat kepada keluarganya. Dalam surat wasiat tersebut tertuang bahwa yang bersangkutan berpamitan dan menyatakan siap mati syahid.

 

Hal ini membuat banyak kalangan angkat suara terkait bagaimana makna mati syahid yang sebenarnya. Salah satunya ialah K Qumri Rahman, Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

 

Alumni Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan tersebut menyebutkan, bahwa kasus yang terjadi di Makassar itu bukan mati syahid, tapi mati sakit. Karena yang dikatakan syahid adalah ai fii muharobatil kuffar. Yakni mati dalam memerangi orang non-muslim yang memerangi kita.

 

“Bukan orang kafir yang duduk-duduk lalu dibom. Bukan seperti itu,” jelasnya kepada NU Online Jatim, Selasa (30/03/2021).

 

Ia pun meminta agar tidak salah dalam memaknai jihad. Sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Bahwa yang pantas diperangi adalah orang non-muslim yang mengusik atau memerangi umat Islam. Bukan lantas seluruh orang non-muslim wajib diperangi.

 

“Sedangkan di Indonesia yang majemuk ini antar agama tidak ada peperangan atau perpecahan. Jadi, hal yang sangat keliru kalau terjadi pertumpahan darah di negeri ini,” ungkap Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo ini.

 

Ia pun mengecam dan mengutuk keras kepada pelaku bom bunuh diri. Karena hal tersebut merupakan langkah yang teramat sangat keliru, baik dari sudut pandang agama ataupun dari sudut pandang berbangsa dan bernegara.

 

 

“Saya memohon kepada pihak kepolisian dan pihak terkait lainnya agar mengusut tuntas kasus ini. Agar kejadian serupa tidak terulang kembali di kemudian hari,” pungkasnya.

 

Editor: Romza


Editor:

Madura Terbaru