Mengulas Sejarah Penetapan Muharram sebagai Awal Bulan Hijriyah
Ahad, 30 Juli 2023 | 15:00 WIB

Kiai Moh Ali Maimun Saedy (pegang mik), saat peringatan 10 Muharram 1445 oleh PAC MDS Rijalul Ansor Pragaan, Sumenep. (Foto: NOJ/ Firdausi)
Firdausi
Kontributor
Sumenep, NU Online Jatim
Dewan Masyayikh Pondok Pesantren Al-Ibrohimiy Masaran, Sentol Daya, Pragaan, Sumenep, Kiai Moh Ali Maimun Saedy menceritakan, kalender Islam (hijriyah) sudah ada sejak dulu sebelum Rasulullah SAW lahir ke dunia. Orang Arab menyebutnya Attaqwim Al-Qamari. Sedangkan penetapannya di masa kepemimpinan Sayyidina Umar bin Khattab.
Pernyataan ini disampaikan saat mengisi peringatan 10 Muharram 1445 dihelat oleh Pimpinan Anak Cabang (PAC) Majelis Dzikir dan Shalawat Rijalul Ansor (MDSRA) Pragaan. Kegiatan tersebut dipusatkan di aula Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pragaan, Sumenep.
“Bermula ada seorang gubernur yang bernama Abu Musa Al-Asy’ari yang mengirim surat ke amirul mikminin. Hanya saja di dalam surat itu tidak menyertakan tanggal pengiriman. Saking banyaknya surat yang menumpuk, Umar kebingungan karena tidak bisa membedakan surat yang pertama kali harus dibalas,” ujarnya dalam tayangan kanal youtube TVNU Pragaan, diakses Ahad (30/07/2023).
Ia menambahkan, sejak itulah sahabat berinisiatif untuk membuat kalender Islam, karena hal ini erat kaitannya dengan persoalan pemerintahan dan ibadah umat Islam. Ia mengutarakan, banyak opsi yang muncul untuk menetapkkan awal bulan. Mulai dari semenjak Nabi lahir, kewafatannnya, dan lain sebagainya.
“Namun yang ditetapkan awal bulan hijriyah adalah Muharram atau awal mula Nabi merencanakan hijrah ke Madinah,” kata alumni Pondok Pesantren Lirboyo Kediri itu.
Disebutkan, bulan Muharram dan bulan yang lainnya ditetapkan berdasarkan seleksi alam yang sejak dulu ada. Bahkan bulan-bulan itu bisa dideteksi oleh manusia. Sebagaimana di dalam Fathul Muin, pada 10 Muharram terjadi fenomana yang patut diteladani, seperti diturunkannya Nabi Adam ke bumi dan taubatnya diterima oleh Allah.
“Contoh lain dari peristiwa penting yang dialami para nabi ialah yang terjadi pada Nabi Nuh, terbebas dari banjir besar, dan kisah nabi yang lainnya,” ungkapnya.
Tak hanya itu, hitungan bulan hijriyah yang berjumlah 12 ada di lauhul mahfudz. Jadi, kejadian-kejadian masa lalu sebelum nabi hijrah ke Madinah bisa dideteksi, karena kodifikasinya sudah ada sejak dulu. Sementara di dalam sejarah, hijrah nabi terealisasi pada bulan Rabiul Awal. Di bulan Muharram, nabi telah merencanakan hijrah itu.
“Inilah sejarah hijrah nabi yang mestinya warga merefleksikan diri di bulan Muharram, agar manusia teruss berupaya hijrah kepada hal-hal kebaikan,” tandasnya.
Terpopuler
1
Menata Ulang Relasi Kiai dan Santri Ndalem
2
Mengenal Kudapan Jalabiya, Jajanan Tradisional Kue Manis Khas Dungkek Madura
3
Presiden Prabowo Anugerahkan Bintang Mahaputra untuk KH Miftachul Akhyar dan Sejumlah Tokoh NU
4
KH Anwar Iskandar Raih Bintang Mahaputera Pratama dari Presiden Prabowo
5
UNU Blitar Meriahkan BEN Carnival 2025, Tampilkan Tari Moyo
6
Menelusuri Ajaran Al-Qur'an dalam Pancasila
Terkini
Lihat Semua