• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 7 Desember 2024

Madura

Tadarus Quran di MWCNU Pragaan Sumenep Jadi Ajang Konsolidasi

Tadarus Quran di MWCNU Pragaan Sumenep Jadi Ajang Konsolidasi
Wakil Rais MWCNU Pragaan, Sumenep, Kiai Abd Warits Anwar saat memberikan tausiah. (Foto: NOJ/Firdausi)
Wakil Rais MWCNU Pragaan, Sumenep, Kiai Abd Warits Anwar saat memberikan tausiah. (Foto: NOJ/Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim

Pada tahun ini umat Islam di seluruh penjuru dunia dihadapkan dengan pandemi Covid-19 yang mampu melemahkan sektor sosial dan ekonomi, terutama kegiatan ibadah dibatasi dengan protokol kesehatan. Hal ini semata dilakukan untuk memutus mata rantai Covid-19.

 

Walaupun ada pembatasan, Nahdliyin tidak menyurutkan untuk memeriahkan bulan Ramadlan dengan beragam kegiatan ubudiyah. Salah satunya meramaikan masjid dan mushala dengan membaca Quran.

 

Lembaga Dakwah (LD) Mejelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pragaan, Sumenep mengirimkan surat kepada segenap lembaga, ranting, dan badan otonom (Banom) NU. Isinya tentang pendelegasian anggota untuk bertadarus Quran yang diakhiri dengan tasyakuran. Acara dipusatkan di aula kantor NU setempat, Jumat (22/5).

 

"Kami ucapkan terima kasih kepada segenap pengurus lembaga, ranting, dan Banom yang telah mendelegasikan anggotanya untuk melaksanakan tadarus Quran mulai hari pertama hingga malam ini," kata Kiai Hasbullah Marzuq.

 

Ketua LDNU tersebut memiliki pandangan bahwa Nahdliyin yang pernah bertadarus di sini, salah satu orang yang ingin menyambungkan sanad keilmuan dan ngalap berkah dari Allah SWT dan muassis NU.

 

"Di luar banyak kegiatan semacam ini yang digelar di berbagai masjid dan mushala saat bulan Ramadlan. Tapi malam ini kalian tunjukkan kepada kami, bahwa kehadiran ke MWCNU menunjukkan bahwa ibadah yang dilakukan atas dasar panggilan jamiyah," ungkapnya.

 

KH A Junaidi Mu’arif sebagai Ketua MWCNU Pragaan berharap kegiatan tahunan ini menjadikan amal ibadah warga NU diterima dan kegiatan harus berkelanjutan. “Maksudnya pasca Ramadlan kalian tetap lakukan, bukan ditinggalkan," kata KH A Junaidi Mu'arif.

 

Dirinya menjelaskan bahwa tanda-tanda amal yang tidak diterima oleh Allah SWT adalah yang bersangkutan akan merasa malas jika ingin melakukannya lagi usai Ramadlan. "Jika kita masih melakukan keburukan setelah Ramadhan, berarti kalian gagal," tegasnya.

 

Kiai Junaidi menjelaskan tujuan tadarus Quran terbagi menjadi dua, yakni syariyah dan ijtimaiyah.

 

"Secara syariyah, kita berharap pahala, syafaat, dan barakah Quran. Alhamdulilah, sudah 4 kali kalian khatam. Barangsiapa yang khatam Quran, maka 6.000 malaikat mendoakannya," jelasnya. 

 

Dirinya pula menjelaskan bahwa khatmil Quran memiliki tujuan secara ijtimaiyah. Maksudnya kegiatan memiliki nilai koordinasi dan konsolidasi antara person, pengurus, lembaga, ranting, Banom, dan kiai langgar untuk memperkuat ukhuwah an-Nadhliyah.

 

"Ramadlan adalah bulan latihan. Dimana kita dilatih untuk bangun malam, memperbanyak shalat, dan memperbanyak baca Quran," kata Kiai Abd Warits Anwar selaku penceramah.

 

Wakil Rais MWCNU Pragaan tersebut menegakkan bahwa jika 3 hal tersebut sukses, maka ia menjadi orang yang mujtahidin atau ahli tahajud dan ibadah. Jika sebaliknya, maka orang tersebut gagal, maka latihannya perlu diasah lagi.

 

"Jika dianalogikan, seorang atlit sepak bola sering melakukan latihan saat pra-pertandingan, tiba-tiba saat pertandingan ia kalah dari lawannya. Jadi hal inilah yang perlu dievaluasi diri atau introspeksi diri dari segenap atlit," urainya.

 

Kiai Warits menceritakan respons yang dilakukan saat mampu menjawab pertanyaan warga NU yang diposting di dinding FBnya.

 

"Ustadz N membuat status yang berbunyi: pelajaran apa yang anda ambil dari bulan puasa? Lalu kami jawab ada 4 pelajaran yang harus kita ambil, antara  lain: pelajaran IPS, Matematika, PAI, dan olahraga dan kesehatan," katanya disambut tawa jamaah.

 

Namun demikian, Kiai Warits menjelaskan empat hal tersebut sambil mengiringi dengan candaan khasnya.

 

"IPS, kita diminta untuk tetap bersilaturrahmi atau menjalin hubungan sosial antarsesama walaupun dilakukan sesuai protokol kesehatan. Buktinya kita rasakan bahwa tahun ini banyak bantuan yang dikeluarkan oleh aghniya untuk meringankan beban dluafa,” katanya. 

 

Sedangkan matematika maknanya diminta untuk mengeluarkan zakat kepada mereka yang berhak melalui LAZISNU. Demikian pula dengan PAI, diminta untuk meningkatkan ibadah selama bulan puasa. Dan terakhir olahraga dan kesehatan memiliki makna diminta menjaga kesehatan selama pandemi. Bahkan bila perlu, shalat tarawih yang terkesan kilat seperti bus patas, harus ditiadakan. 

 

Kegiatan bertambah khidmat saat KH Asnawi Sulaiman memimpin doa khatmil Quran dan ditutup dengan shalawat an-Nadhliyah.

 

Kontributor: Firdausi
Editor: Syaifullah
 


Editor:

Madura Terbaru