• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Metropolis

Forum R20

7 Pembicara Asal Indonesia di Forum R20, Berikut Profilnya

7 Pembicara Asal Indonesia di Forum R20, Berikut Profilnya
Profi Tujuh Pembicara di Forum R20 Asal Indonesia. (Foto: NU Online/ Suwitno)
Profi Tujuh Pembicara di Forum R20 Asal Indonesia. (Foto: NU Online/ Suwitno)

Surabaya, NU Online Jatim
Forum Agama R20 atau G20 Religion of Twenty resmi dibuka kemarin, Rabu (02/11/2022) di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali. Forum yang mempertemukan para pemimpin agama dan sekte dunia untuk berdialog itu menghadirkan 40 pembicara, di antaranya tujuh pembicara asal Indonesia.


“Sebanyak 40 pembicara itu diketahui delegasi yang mewakili lima benua dunia yakni Asia, Amerika Utara, Amerika Selatan, Afrika, dan Eropa,” kata Ketua Panitia Pelaksana Forum R20 Ahmad Suaedy dikutip dari NU Online pada Kamis (03/11/2022).


Berikut ini NU Online Jatim merangkum tujuh pembicara asal Indonesia di forum R20 yang diikuti sebanyak 464 partisipan itu, yaitu:


1. KH Ahmad Mustofa Bisri
KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus merupakan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Pimpinan Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh Rembang ini lahir pada 10 Agustus 1944 di Rembang. Dilansir gusmus.net, Gus Mus menikah dengan Nyai Hj Siti Fatmah dan dikarunia 7 orang anak, yakni 6 putri dan seorang putra bernama M Bisri Mustofa.


Gus Mus menempuh pendidikan di SR 6 tahun (Rembang, 1950-1956), Pesantren Lirboyo (Kediri, 1956-1958), Pesantren Krapyak (Yogyakarta, 1958-1962), Pesantren Taman Pelajar Islam (Rembang, 1962-1964), dan Universitas Al Azhar Cairo (Mesir, 1964-1970) dengan status beasiswa.


Kiai yang dikenal sebagai penyair dan suka melukis dengan beragam karya ini merupakan sosok bijaksana panutan umat. Setiap Jumat ia kerap menulis catatan menyejukkan di media sosial agar umat senantiasa berbuat baik kepada sesama.


2. KH Miftachul Akhyar
Ia merupakan Rais Aam PBNU masa khidmat 2022-2027, setelah sebelumnya menjabat Pj Rais Aam PBNU. Sosok kelahiran 30 Juni 1953 ini merupakan pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, Surabaya. Ia pernah nyantri di Pesantren Tambakberas Jombang, Pesantren Sidogiri, Pesantren Al Anwar Sarang, dan mengikuti Majelis Ta'lim Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Makki Al-Maliki di Malang.


Kiai Miftach beberapa kali masuk ke dalam indeks 500 tokoh Muslim paling berpengaruh di dunia. Ia memiliki gagasan penting dalam mewujudkan NU semakin dunia, khususnya dalam kehadirannya untuk memberikan solusi perdamaian dan keumatan. Gagasan tersebut ialah grand idea, grand desain, grand startegi, dan grand control.


3. KH Yahya Cholil Staquf
Gus Yahya, demikian ia akrab disapa, merupakan Ketua Umum PBNU masa khidmat 2022-2027. Di periode 2015-2020, Gus Yahya diamanahi sebagai Katib Aam PBNU. Sosok kelahiran 16 Februari 1966 di Rembang ini merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah. Gus Yahya pernah mondok di Madrasah Al Munawwir Krapyak, Yogyakarta dan melanjutkan kuliah ke Universitas Gadjah Mada (UGM) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).


Gus Yahya dipercaya sebagai juru bicara di masa KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai Presiden RI. Sementara di masa Presiden Joko Widodo ia pernah menjadi salah satu Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Sosok yang baru saja masuk dalam daftar 50 tokoh Muslim berpengaruh di dunia itu dikenal aktif menyuarakan pesan perdamaian dunia.


Selain kerap menjadi pembicara di forum Internasional, ia mendirikan institut keagamaan di Amerika Serikat yang bernama Bayt ar-Rahmah li ad-Da‘wa al-Islamiyyah Rahmatan li al-‘Alamin (Rumah Rahmat Ilahi untuk Mengungkap dan Memelihara Islam sebagai Berkah untuk Semua Ciptaan).


4. M Arsjad Rasjid
Ia saat ini tengah menjabat Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN). Dilansir Wikipedia, ia merupakan seorang pengusaha kelahiran 16 Maret 1970. Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk ini juga menduduki beragam posisi di beberapa perusahaan bidang media, keuangan dan teknologi.


Arsjad merupakan putra HMN Rasjid (Purnawirawan TNI AD) dan Hj Suniawati. Ia pernah mengenyam pendidikan di University of Southern California di bidang Computer Engineering dan di Pepperdine University, California bidang Administrasi Bisnis.


5. H Yaqut Cholil Qoumas
H Yaqut Cholil Qoumas adalah Menteri Agama Republik Indonesia (Menag RI) yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor. Sosok kelahiran 4 Januari 1975 ini merupakan adik Gus Yahyah dan keponakan KH Mustofa Bisri.


Ia lulusan SD Negeri Kutoharjo, SMP Negeri II Rembang, dan SMA Negeri II Rembang. Di antara komitmennya dalam menjaga persatuan yaitu pernyataannya yang secara tegas akan mencegah penyebaran populisme Islam di Indonesia. Di GP Ansor, ia getol mendirikan Rumah Toleransi di berbagai daerah Indonesia hingga luar negeri.


6. Ulil Abshar Abdalla
Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam PBNU) ini merupakan tokoh kelahiran 11 Januari 1967. Putra KH Abdullah Rifa'i dari Pesantren Mansajul Ulum, Pati ini menempuh pendidikan menengah di Madrasah Mathali'ul Falah, Kajen, Pati, dan mondok di Pesantren Mansajul 'Ulum, Cebolek, Kajen. Ia kuliah hingga doktoral mulai di LIPIA Jakarta, Universitas Boston, hingga di Universitas Harvard.


Gus Ulil adalah seorang tokoh Muslim Indonesia yang mengembangkan pemikiran tasawuf melalui pengajian virtual Kitab Ihya Ulumuddin melalui facebook pribadinya. Ia menerbitkan buku Jika Tuhan Maha-Kuasa, Lantas Kenapa Manusia Menderita?. Sebuah buku untuk memahami akidah Islam ala Imam Al-Ghazali, seorang filsuf dan teolog muslim Persia yang diikuti kelompok Ahlussunnah wal Jamaah.


7. Siti Ruhaini Dzuhayatin
Staf Ahli Presiden RI ini merupakan satu-satunya perempuan asal Indonesia yang menjadi pembicara dalam forum R20. Perempuan kelahiran Blora, 17 Mei 1963 ini berlatar belakang pendidikan pesantren modern di Pesantren Pabelan, Magelang. Ia seorang akademisi, peneliti, ahli studi gender, serta pemerhati Islam, HAM, dan demokrasi.


Dikutip kupipedia.id, Ruhaini. Pendidikan S1 ia tempuh di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, S2 Jurusan Sosiologi Monash University Melbourne, dan S3 Jurusan Sosiologi di Universitas Gajah Mada. Sosok yang dibesarkan di lingkungan keluarga Muhammadiyah yang moderat dan juga NU ini gigih memperjuangkan hak beragama bagi mahasiswa beragama selain Islam, seperti perayaan natal di lingkungan kampus Muhammadiyah di wilayah Indonesia Bagian Timur.


Metropolis Terbaru