• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Metropolis

Berkah Surat Al-Baqarah, Pasien Corona Akhirnya Sembuh

Berkah Surat Al-Baqarah, Pasien Corona Akhirnya Sembuh
Wakil Ketua PWNU Jatim, M Koderi sebelum terindikasi Covid-19. (Foto: NOJ/Istimewa)
Wakil Ketua PWNU Jatim, M Koderi sebelum terindikasi Covid-19. (Foto: NOJ/Istimewa)

Surabaya, NU Online Jatim

Sekitar 25 hari, M Koderi harus terbaring di salah satu rumah sakit di Surabaya. Hal tersebut karena berdasarkan tes swab, dirinya dinyatakan positif menderita Covid-19.

 

Lewat penanganan intensif dan taat dengan aturan rumah sakit, akhirnya Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur ini bisa sembuh dari virus Corona. Berdasarkan pengalaman, Pak Koderi, sapaan akrabnya menyebutkan bahwa ada sentuhan religius yang mengantarkan terbebas dari wabah yang hingga kini belum ditemukan vaksinnya tersebut.

 

Alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya tersebut menceritakan bahwa setelah menjalani dua kali tes swab akhirnya percaya kalau terjangkit virus Corona.

 

“Sebelum terpapar, saya berpikir bahwa Covid-19 itu dibuat-buat oleh manusia untuk kepentingan penguasaan atas manusia lainnya,” katanya di rubrik opini harian pagi Jawa Pos, Kamis (24/9/2020).

 

Namun setelah mengalami sakit akibat tertular virus itu, khususnya saat kritis pada hari ke-7 hingga ke-9 di rumah sakit, dirinya baru tersadar bahwa virus itu betul-betul mengancam jiwa.

 

“(Kala itu) saya merasa sakit dan sulit bernafas. Kesakitan yang luar biasa. Saya bahkan merasa nafas terhenti saat ingin melakukan BAB. Sulit sekali bernafas,” ungkapnya.

 

Namun dengan penanganan yang baik, keesokan harinya Pak Koderi mulai bisa bernafas dengan enak. Metabolisme tubuhnya lancar, termasuk dalam hal BAB. Tapi masalah belum selesai karena saat malam hari tiba, matanya sulit terpejam.

 

“Padahal semua lagu kenangan melalui handphone sudah saya pasang dekat telinga. Tapi itu membuat saya makin sulit terlelap,” kenang pria berkumis lebat ini.

 

Lalu,  terdengar sayup suara doa yang dipanjatkan lewat speaker kamar rumah sakit. Sayup-sayup sekali. Lalu, hal tersebut membuatnya merasa harus mencari handphone untuk memutar suara religius yang lebih jelas.

 

“Saya lalu memutar bacaan surat al-Baqarah dari al-Qur’an yang dibacakan oleh seorang gus favorit saya. Dengan suara bacaan atas surat Al-Baqarah tersebut, mulai terbayang suasana masa lalu yang tenang. Akhirnya saya pun bisa tidur lelap,” urainya.

 

Dengan pengalaman spiritual yang menenangkan itu, Pak Koderi terus ingin mengulangnya dan mendengarkan suara bacaan al-Qur’an selama tiga hari berturut-turut.  

 

“Alhamdulillah masuk hari ke-13, saya sudah merasa sehat dan bisa menelpon keluarga dan sahabat. Bisa berkirim pesan lewat WA dan lain-lain,” aku Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi PWNU Jawa Timur ini.

 

Walaupun sudah 14 hari menjalani perawatan di rumah sakit,  ternyata hasil swab test masih positif, dan dirinya juga masih harus mengenakan infus.

 

“Awalnya saya protes ke dokter, dan memaksa agar bisa pulang segera,” sergahnya.

 

Lalu dokter menjelaskan kondisi tubuh terbaru, yakni bahwa gula darahnya naik dan saturasi oksigen turun. Saat itulah dirinya kembali memberontak, bagaimana bisa terjadi seperti itu?

 

“Dokter lalu menjelaskan perubahan klinis pada tubuh saya secara medis. Akhirnya saya harus menyadari bagaimana nasib hidup saya jika saya sebelumnya tetap tidak mau opname di rumah sakit saat puncak inkubasi Corona terjadi. Pasti, bayangan kematian jelas di benakku saat ini,” ungkap dia.

 

Akhirnya, dirinya bersyukur telah dirawat di rumah sakit. Akan tetapi yang jauh lebih penting lagi, dirinya merasa lebih bersyukur lagi bahwa perawatan medis yang disempurnakan dengan layanan penguatan spiritual telah membuatnya merasa menemukan kesempatan untuk bisa sembuh lebih cepat.

 

“Karena itu saya merasa penyembuhan medis yang disesuaikan dengan spiritualitas yang diyakini oleh pasien, amat sangat membantu mempercepat penyembuhan,” pungkasnya.

 

Pak Koderi akhirnya bisa meninggalkan rumah sakit dan bertemu kembali dengan keluarganya, Rabu (23/9/2020) malam.


Editor:

Metropolis Terbaru