• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 28 Maret 2024

Metropolis

Capaian Duet Khofifah-Emil Memimpin Jawa Timur Diapresiasi ISNU

Capaian Duet Khofifah-Emil Memimpin Jawa Timur Diapresiasi ISNU
Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak. (Foto: NOJ/Tir)
Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak. (Foto: NOJ/Tir)

Surabaya, NU Online Jatim

Banyak capaian yang telah diraih Provinsi Jawa Timur yang hari ini memasuki usia ke-75 tahun. Kemampuan keluar dari tekanan khususnya pada masa pandemi, menjadi poin penting yang membedakan provinsi ini dengan kawasan lain.

 

Sejumlah fakta tersebut disampaikan Ketua Pengurus Wilayah (PW) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur, M Mas’ud Said. Bahwa dalam 18 bulan kepemimpinan Khofifah Indar Parawansa telah mengalami kemajuan signifikan. Hal ini ditilik dari tataran pemerintahan dan pemulihan ekonomi.

 

“Walau saat pandemi kontraksi ekonomi di Jatim tetap terkendali dengan langkah langkah nyata,” kata M Mas’ud Said, Senin (12/10/2020).

 

Disampaikan Mas’ud, Khofifah giat mengajak berbagai jajaran untuk ikut memulihkan iklim ekonomi yang kondusif dengan berbagai terobosan program kerja yang ditindak lanjuti dengan kerja lapangan dan program pemulihan ekonomi.

 

“Salah satunya adalah memperkuat Usaha Mikro, Kecil dan Menengah atau UMKM, memperlancar kredit kepada usaha kecil dan berkordinasi dengan pimpinan daerah serta pelaku usaha di Jatim,” terang guru besar Universitas Islam Malang (Unisma) tersebut.

 

Dirinya mengapresiasi langkah ekonomi dengan lancarnya komunikasi antara Pemerintah Provinsi dengan pimpinan lembaga negara dan kementerian maupun antara provinsi dengan kepala daerah di 38 kota dan kabupaten.

 

“Tidaklah aneh jika skor kinerja Provinsi Jawa Timur dinilai oleh pemerintah pusat atau Kemendagri sebagai provinsi yang berkinerja sangat tinggi,” ungkap Komisaris Independen Bank Jatim tersebut.

 

Hal yang juga menjadi kelebihan Provinsi Jawa Timur adalah dalam hal penanganan virus Corona. Bahwa selama 7 bulan di masa pandemi Covid-19, memang tidak ada yang bisa dikatakan menjadi pahlawan tunggal.

 

“Namun langkah strategis Khofifah sangat terasa dengan adanya jalinan kerja sama terpadu antara pimpinan OPD, Kapolda Jatim, Pangdam V Brawijaya, Kejaksaan Tinggi dan instansi vertikal lainnya,” ungkap dia.

 

Sebagai penanggung jawab Satgas penanggulangan Covid 19 Khofifah juga melakukan terobosan luar biasa jajaran pusat dengan melakukan komunikasi intensif dengan jajaran kementerian kesehatan, jajaran kementerian sosial, pimpinan BNPB, Menko Ekuin, Menko Polhukam, Menko PMK dan bahkan kepada Presiden RI.

 

“Hal itu dilakukan untuk menyampaikan hal-hal strategis penanganan Covid-19 di Jawa Timur khususnya dalam pemulihan ekonomi yang terkontraksi minus 5,4 persen dalam catur wulan kedua 2020,” terangnya.

 

Demikian pula Khofifah telah keliling Jawa Timur dan bahkan untuk kampanye hidup sehat diikuti berbagai mkalangan. “Ini adalah cara komunikasi khas Jawa Timuran yang tak hanya akan membahagiakan masyarakat, tapi juga kesempatan menyelami kehidupan masyarakat di daerah,” katanya.

 

Yang juga menjadi perhatian adalah capaian indeks demokrasi Jawa Timur yang peningkatan Indeks Pembangunan Manusia, penghargaan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, tata kelola BUMD yang semakin baik, iklim investasi yang paling kondusif di pulau Jawa. Juga turunnya angka kematian Covid-19 yang signifikan, kolaborasi dengan tokoh masyarakat yang lebih massif, perpaduan antara rancangan prioritas pembangunan dengan kegiatan turun lapangan.

 

“Khofiah adalah manusia kerja, dia tidak ingin duduk duduk saja di kursi namun juga mengkordinasikan semua tindakan dengan cross-check langsung ke lapangan,” urainya.

 

Salah satu yang paling menonjol dalam kepemimpinan Khofifah dalam pandangan Mas’ud adalah penguasaan data dan penguasaan lapangannya yang ekselen. Salah satu hal lagi ialah dengan leluasa bisa menggerakkan birokrasi tanpa kesrimpet dengan kolusi dan nepotisme.

 

“Hal ini karena keluarga Khofifah tidak diijinkan untuk masuk dalam struktur atau proyek proyek pemerintah. Ini perbedaan nyata,” tegasnya.

 

Khofifah banyak diakui sebagai pemimpin dengan energi tinggi dan disegani karena networkingnya yang hidup di kalangan atas, di tengah yaitu antar kolega pemerintahan dan juga memiliki akar yang sangat kuat dan luas di kalangan bawah.

 

“Tidak ada pimpinan Indonesia yang memiliki kekuatan grassroot sekuat Khofifah, di tingkat nasional sekali pun. Hal ini track record Khofifah dalam kancah legislatif dan eksekutif sejak Orde Baru membuatnya sangat matang dalam pemerintahan,” ungkapnya.

 

Dalam pandangannya, kualifikasi kepemimpinan Khofifah dijadikan modal untuk mendorong, mengakselerasi capaian kuantitatif strategis. Apalagi gubernur akan terus melakukan terobosan program kerja yang tertuang dalam Nawa Bhakti Satya. Demikian pula dalam masa awal pemerintahan Khofifah dan Emil menggagas cara kerja dalam tag line 'Cettar'.

 

Sekadar diketahui, melalui Nawa Bhakti Satya; apa yang digagas dalam program unggulan pemerintahannya digambarkan sedemikian rupa sehingga menjangkau kepentingan umum dan aspirasi masyarakat Jawa Timur. Antara lain dari masalah peningkatan kesejahteraan (Jatim Sejahtera) akses, inovasi dan kualitas Pendidikan dan Kesehatan (Jatim Cerdas dan Sehat), ekonomi lokal di daerah dan infrastruktur di daerah (Jatim Akses).

 

Masalah ketenagakerjaan (Jatim Kerja), iklim demokrasi, gotong royong, kerukunan dan kebudayaan (Jatim Harmoni), tumbuhnya suasana kondusif untuk pertanian, perikanan dan agro industry (Jatim Agro), pemberdayaan masyarakat, perempuan dan UMKM (Jatim Berdaya).

 

Demikian pula dengan iklim budaya anti korupsi, bekerja dengan efisien dan tata kelola yang baik atau good govenance (Jatim Amanah).

 

“Yang mana dalam adagium ini pemerintah dan birokrasi didorong untuk bekerja cepat, efektif, efisien, tanggap, transparan, akuntable dan responsif. Cara kerja itu adalah budaya kerja khas Khofifah,” pungkasnya.

 

Editor: Syaifullah


Editor:

Metropolis Terbaru