• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 23 April 2024

Metropolis

Kacung Maridjan: Gus Dur dan Gus Im Adalah Moral Leadership

Kacung Maridjan: Gus Dur dan Gus Im Adalah Moral Leadership
Haul Gus Dur dan Gus Im yang diadakan PWNU Jatim, Rabu (11/08/2022). (Foto: NOJ/ Risma Savhira)
Haul Gus Dur dan Gus Im yang diadakan PWNU Jatim, Rabu (11/08/2022). (Foto: NOJ/ Risma Savhira)

Surabaya, NU Online Jatim

Kacung Marijdan, Wakil Rektor I Universitas Nadhlatul Ulama Surabaya (Unusa) mengatakan bahwa Nadhlatul Ulama (NU) harus bisa mengarahkan kader-kadernya untuk menghindari korupsi. Hal ini disampaikannya pada acara Haul Gus Dur dan Gus Im, Kamis (11/08/2022).


Pria yang akrab disapa Prof Kacung ini mengungkapkan, Gus Dur dan Gus Im adalah sosok moral leadership.


"Dua-duanya, menurut saya, adalah moral leadership. Moral leadership adalah kepemimpinan untuk memicu, mengarahkan, memberi contoh dalam kebaikan," katanya.


Ia pun menyayangkan bahwa NU bergerak di mana saja tetapi di gerakan moral tidak terlalu terlihat.


"Memang NU ini selama ini dikenal sebagai organisasi keagamaan, gerakan keagamaan, gerakan politik, gerakan kebangsaan, dan gerakan sosial tapi gerakan moral tidak terlalu terlihat," ujarnya.


Menurutnya, NU adalah gerakan yang memiliki prinsip dasar berinteraksi dan berperilaku.


"Padahal sebagai bagian dari gerakan keagamaan, NU memiliki prinsip dasar bagaimana berperilaku, bermasyarakat, dan bergaul," tegasnya.


Prof Kacung menyatakan, kekuasaan memang mulia tetapi sangat dekat dengan kehinaan. "Kekuasaan ini memang cenderung ada kemuliaan tetapi kemuliaan itu sangat dekat dengan kehinaan," tambahnya.


Guru Besar Bidang Ilmu Politik Universitas Airlangga ini mengungkapkan, NU memiliki potensi bisa mengawal orang-orang yang berkuasa ini.


"NU memang sebagai gerakan moral, bukan hanya mendorong kader-kadernya tapi juga bagaimana mengawal orang yang berkuasa ini," tandasnya.


Ia pun menyarankan untuk menegur kader yang nakal. "Gerakan moral berarti bahwa membingkai, mengingatkan kader-kader kita supaya selamat. Bukan hanya dari doa. Kalau kadernya nakal, dislentik," sarannya.


Pria asli Lamongan ini berharap bahwa halaqah ini tidak menjadi retorika saja tetapi harus diaplikasikan sehari-hari.


"Mudah-mudahan, ini buka hanya sekedar retorika  tapi kita jalankan sehari-hari," pesannya.


Penulis: Charline


Editor:

Metropolis Terbaru