Gandeng IPNU dan IPPNU, KPI Perkuat Literasi Media Penyiaran bagi Pelajar
Kamis, 21 Agustus 2025 | 21:30 WIB
Surabaya, NU Online Jatim
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bekerja sama dengan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) menggelar dialog partisipasi masyarakat bertajuk "KPI & Media Penyiaran Sahabat Pelajar". Acara yang berlangsung di Gedung PBNU Lantai 5 pada Kamis (21/8/2025) ini bertujuan untuk meningkatkan literasi media di kalangan pelajar.
Ketua Umum PP IPPNU, Whasfi Velasufah, menyampaikan apresiasi atas kolaborasi ini. Menurutnya, media penyiaran tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana literasi dan pembentukan karakter bagi generasi muda.
"Kami meyakini dialog seperti ini adalah langkah penting agar pelajar tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga pengguna yang kritis, cerdas, dan mampu memanfaatkan media secara produktif," ujarnya dalam sambutan.
Ketua KPI Pusat, Ubaidillah, menambahkan bahwa acara ini menjadi wadah kolaborasi untuk melibatkan pelajar dalam pengawasan media. Ia menyoroti pentingnya literasi media, terutama di era digital.
"Kami berharap setelah acara ini, rekan-rekan pelajar bisa menjadi duta literasi bagi keluarga dan masyarakat," kata Ubaidillah.
Ia juga menekankan agar generasi muda mampu memilah informasi yang benar, faktual, dan aktual, serta menjaga jarak dengan konten-konten yang tidak layak dikonsumsi.
Anggota Komisi I DPR RI, H. Oleh Soleh, turut hadir dan memberikan keynote speech. Ia menggarisbawahi tantangan penyiaran di era digital yang semakin liberal.
Menurutnya, kebebasan berekspresi saat ini, terutama di media sosial, sering kali tidak terarah dan dapat merusak budaya serta rasa nasionalisme.
"Migrasi budaya akibat penyiaran tanpa sensor telah mengubah karakter, perilaku, dan bahkan kepribadian anak-anak hari ini," ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Soleh juga menyampaikan bahwa Komisi I DPR RI sedang dalam proses merevisi Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 untuk mengakomodasi perkembangan media baru seperti TikTok, YouTube, dan media sosial lainnya.
"Kami berharap ekosistem penyiaran dan digital betul-betul menjadi ekosistem yang edukatif, produktif, dan mempersatukan, bukan memecah belah," tuturnya.
Ia mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk para pelajar, untuk mengambil peran aktif dalam menciptakan ekosistem informasi yang sehat.
Terpopuler
1
Sejarah Singkat dan Amaliyah yang Disarankan saat Rebo Wekasan
2
Hukum Melaksanakan Ibadah Khusus pada Rebo Wekasan
3
Rebo Wekasan, Berikut Anjuran Menulis 7 Ayat Selamat dalam Kitab Kanzun Naja
4
Innalillahi, KH Thoifur Mawardi Ulama Kharismatik Asal Purworejo Wafat
5
Pesantren Mahika Sidoarjo Tunjukkan Semangat Nasionalisme Lewat Pawai Kebangsaan
6
KKN Unisda di Thailand, Simbol Sinergi Dakwah Moderat NU
Terkini
Lihat Semua