Probolinggo, NU Online Jatim
Di tengah semarak Ramadhan, atmosfer keilmuan dan kebersamaan menyatu dalam acara Sinau Jurnalistik yang digelar Sabtu (150/3/2025) di Jalan Hasan Aminuddin, Sidomukti, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Kegiatan ini diinisiasi oleh komunitas budaya Roma Sondhuk bekerja sama dengan IPNU dan IPPNU Kraksaan.
Mengusung tema “Peran Jurnalis Milenial dalam Membangun Masyarakat Informatif”, acara ini membawa semangat baru bagi para jurnalis muda Nahdlatul Ulama. Sundari Adi Wardhana, wartawan senior asal Kabupaten Probolinggo, hadir sebagai narasumber utama.
“Generasi muda hari ini bukan hanya penikmat informasi, tapi juga pembentuk opini publik. Kita butuh lebih banyak jurnalis muda yang berpikir kritis dan menulis dengan hati,” ujar Kang Nisun, begitu ia disapa, dalam sesinya yang interaktif dan inspiratif.
Sebagai alumni IPNU, Kang Nisun berharap kader IPNU-IPPNU mampu menjadi wajah baru NU yang cakap dalam menyuarakan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah melalui media.
“Mereka adalah calon pemimpin masa depan NU. Perlu dibekali kemampuan menulis yang santun, informatif, dan mampu menangkal hoaks yang merusak tatanan sosial,” tegasnya.
Ketua PC IPNU Kota Kraksaan, Wahyu Alfandi Putra, menyebut acara ini sebagai momentum penting bagi kader muda NU.
“Kita ingin mereka tidak hanya melek informasi, tetapi juga mampu menjadi penyaring hoaks dan penyampai kebenaran dengan bahasa yang baik,” ujarnya.
Tak hanya teori, peserta diajak menggali praktek jurnalistik yang relevan di era digital. Dari teknik menulis berita yang menarik, cara verifikasi informasi, hingga pentingnya menyampaikan kabar secara santun dan bertanggung jawab.
"Lebih dari sekadar pelatihan, Sinau Jurnalistik juga menjadi bagian dari rangkaian Tadarus Ramadan, menghadirkan nuansa spiritual sekaligus intelektual. Kebersamaan dalam buka puasa menambah kedekatan antarpeserta dan pemateri," terangnya.
Hal senada disampaikan oleh panitia dari Roma Sondhuk, Abdul Hanan, yang menekankan pentingnya praktik langsung dalam pelatihan jurnalistik.
“Sekolah jurnalistik seperti ini masih langka. Kita ingin peserta tidak hanya belajar konsep, tapi juga merasakan bagaimana rasanya menjadi jurnalis di lapangan,” ungkapnya.
Antusiasme peserta menunjukkan bahwa Sinau Jurnalistik bukan sekadar pelatihan, melainkan gerakan kecil yang bisa berdampak besar, melahirkan jurnalis milenial yang tak hanya piawai menulis, tapi juga peka terhadap isu dan peduli terhadap masyarakat.
Penulis: Wahyu Alfandi