NU Sidoarjo Peringati Harlah dengan Mengundang Mantan Teroris
Senin, 1 Februari 2021 | 21:00 WIB
Syaifullah
Kontributor
Sidoarjo, NU Online Jatim
Memperingati hari lahir ke-95 sekaligus satu abad Nahdlatul Ulama (NU), Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sidoarjo menggelar seminar nasional secara virtual.
Â
Kegiatan yang berlangsung Ahad (31/01/2021) tersebut tidak kalah menarik karena mengundang mantan teroris sebagai pembicara.
Â
Pada kegiatan dengan tema ‘Mewaspadai Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme Dalam Kerangka Membangun Kejayaan NKRI’ tersebut menghadirkan Nashir Abbas selaku pengamat gerakan radikalisme sekaligus merupakan mantan.
Â
"Saya intoleran sejak umur 16 tahun dan selesai pendidikan di tingkat SMP," kata Nashir Abbas.
Â
Dirinya kemudian menceritakan saat menjadi tahanan di dan ditemui pertama kali oleh seorang alim yaitu alamarhum KH Syafi'i Mufid dan mengajak diskusi. Demikian juga bertemu dengan Syafi'i Ma'ruf dari NU.
Â
"Sempat kaget dipertemukan dengan alim Indonesia yang nama depannya sama," katanya di hadapan peserta.
Â
Sebagai mantan pemimpin Mantiqi IIIÂ Jamaah Islamiyah, dirinya mengetahui betul gerakan yang akan dilakukan oleh golongan intoleran, radikal dan teroris ini.
Â
"Karena saya pernah mengalaminya, di usia 16 tahun menjadi anak intoleran dan radikal, serta pada usia 18 tahun dan lanjut menjadi teroris," ungkapnya.
Â
Lebih jauh ia menjelaskan, radikalisme merupakan paham untuk mengubah suatu sistem sosial, politik dengan keras dan rasis. Khususnya di Indonesia ingin menggantikan Pancasila, UUD 45, NKRI, bineka tunggal ika.
Â
"Kalangan inilah yang salah satu di antaranya berkeinginan mengubah Indonesia," jelasnya.
Â
Selain itu, dirinya menyampaikan bahwa pendidikan golongan tersebut kiblatnya di Afganistan. Karena selama di sana diajarkan cara berperang, menggunakan senjata api, bahkan membuat senjata dan sebagainya.
Â
"Tujuan dari gerakan mereka adalah mengubah negara Indonesia menjadi negara Islam," jelasnya.
Â
Sebagian pengamat dan pelaku gerakan radikal, Nashir Abbas menyampaikan gagal paham dalam agama merujuk perbuatan intoleran. Masuk paham baru namanya radikalisme, yang ujung-ujungnya perbuatan teror.
Â
"Karena saya mengajak masyarakat untuk saling menghargai satu sama lain," tandasnya.
Â
Penulis:Â Rohmad Salam
Terpopuler
1
Haul ke-44 Mbah Hamid Pasuruan, Berikut Rangkaian Acaranya
2
Solidaritas Ojol: Ribuan Pengemudi Iringi Pemakaman Affan yang Meninggal dalam Demo
3
Yudisium Angkatan 2021, Fakultas Pertanian Unisda Bersama Mahasiswa RPL
4
Nabawi Award, Cara LTMNU Standardisasi Masjid di Tulungagung
5
Pergunu Ingatkan Pelajar agar Tidak Ikut Aksi Demonstrasi Anarkis di Daerah
6
Kunjungi Keluarga Affan Kurniawan, Tim NU Peduli Berikan Santunan
Terkini
Lihat Semua