Metropolis

Rais Aam PBNU Difitnah, GP Ansor Surabaya Layangkan Surat Permohonan Tabayun

Jumat, 9 Mei 2025 | 13:00 WIB

Rais Aam PBNU Difitnah, GP Ansor Surabaya Layangkan Surat Permohonan Tabayun

Surat permohonan tabayun. (Foto: NOJ/Hisam)

Surabaya, NU Online Jatim

Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Surabaya secara resmi melayangkan surat permohonan tabayun kepada Perjuangan Walisongo Indonesia-Laskar Sabilillah (PWI-LS) Jawa Timur.

Upaya tersebut sebagai tanggapan atas beredarnya video ceramah KH Syarifudin dalam kegiatan Silaturrahmi dan Konsolidasi Dewan Pimpinan Daerah Perjuangan Walisongo Indonesia Se-Jawa Timur yang digelar pada Sabtu (04/05/2025) di Masjid Rahmat, Kota Surabaya. Dalam video yang beredar, KH Syarifudin menyampaikan pernyataan yang dinilai menyinggung Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar.

Ketua PC GP Ansor Surabaya, Achnaf Al Ashbahani menjelaskan bahwa ceramah tersebut mengandung unsur penghinaan serta provokasi yang tidak selayaknya disampaikan kepada Rais Aam yang merupakan tokoh tertinggi dalam struktur Nahdlatul Ulama.

“KH Syarifudin telah menghina dan menuduh KH Miftachul Akhyar menabrak syariat Islam, serta secara sadar menggiring opini untuk memprovokasi publik,” jelasnya.

 

Selain itu, surat permohonan tabayun tersebut meminta dua langkah konkret dari KH Syarifudin. Pertama, melakukan tabayun dan meminta maaf secara langsung kepada Rais Aam PBNU dalam waktu paling lambat 2x24 jam.

“Kedua, membuat surat pernyataan di mana bila di kemudian hari terdapat anggota maupun pengurus PWI-LS masih melakukan provokasi kepada ulama maupun pengurus NU, Maka siap diproses secara hukum,” lanjutnya.

 

Pria yang juga pernah menjadi ketua IPNU Surabaya ini juga mengingatkan bahwa ia tidak akan segan-segan mengambil langkah hukum bila tidak ada respons yang memadai dari yang bersangkutan.

 

“Apabila tidak ada jawaban dalam tenggat waktu tersebut, kami siap melakukan langkah tegas dan terukur, agar hal seperti ini tidak terjadi lagi," tegasnya.

 

Terakhir ia berharap agar polemik ini segera terselesaikan secara baik-baik dengan mengedepankan prinsip tabayun, sebagaimana diajarkan dalam tradisi Nahdliyin.

“Kami ingin permasalahan ini diselesaikan secara baik-baik. Kepada seluruh kader GP Ansor dan Banser se-Kota Surabaya harap menahan diri terlebih dahulu dan menunggu arahan selanjutnya untuk tetap satu komando,” pungkasnya