Surabaya, NU Online Jatim
Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar, mengatakan bahwa orang yang suka heran atau gumunan dan kagetan berada di posisi lemah. Hal ini disampaikan pada kongres XVI Fatayat NU di Jakabaring, Palembang, Sabtu (16/07/2022).
“Orang yang suka heran dan kaget posisinya lemah sehingga mudah dimasuki dan dipengaruhi orang. Ini menjadi penyakit kita,” katanya.
Orang-orang yang kagetan atau grudak-gruduk pun bisa dideskripsikan sebagai orang yang latah akan keadaan sekitarnya.
"Contohnya, orang lain melakukan kebaikan dan kebajikan, mereka tidak mau ketinggalan melakukan juga, pun juga sebaliknya," terangnya.
Kiai Miftah mengungkapkan bahwa dirinya akan turun ke bawah untuk memberikan pemahaman ke masyarakat agar tidak mudah heran dan kaget.
“Saya akan turun ke bawah nanti untuk menyadarkan mereka agar tidak menjadi umat yang mudah heran dan kagetan,” ungkapnya.
Kiai Miftah juga menuturkan bahwa menghilangkan sifat-sifat itu bisa dilakukan secara individu dengan cara mengokohkan idealisme dan kepribadian.
“Kokohkan kepribadianmu, kokohkan idealisme. Tunjukkan idealisme. Jangan suka ikut-ikutan orang lain. Pikirkan dulu. Silakan ikut, tapi ikut dalam kebenaran. Silakan ikut, tapi ikut dalam sebuah kecerdasan,” pungkas pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah.
Penulis: Charline