• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Metropolis

Wapres RI Ajak Santri Siap dengan Persaingan Global

Wapres RI Ajak Santri Siap dengan Persaingan Global
Wapres RI dan sejumlah tokoh pada kegiatan Rakernas PP IPPNU di Pesantren Tambakberas, Jombang. (Foto: NOJ)
Wapres RI dan sejumlah tokoh pada kegiatan Rakernas PP IPPNU di Pesantren Tambakberas, Jombang. (Foto: NOJ)

Jombang, NU Online Jatim
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mendorong santri dan pesantren berperan aktif mengentaskan kemiskinan. Santri dan pesantren juga harus bisa meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) melalui penguatan kemandirian dan kewirausahaan.
 

"Saya harapkan dapat menciptakan kemandirian umat melalui santri, masyarakat, dan pesantren itu sendiri," kata Kiai Ma'ruf saat membuka Rakernas Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) di Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Kamis (23/1).
 

Kiai Ma'ruf menjelaskan santri dan pesantren harus mampu memajukan kemandirian ekonomi dan sosial. Selain itu, memacu perkembangan kemampuan teknologi dan pemasaran melalui pendekatan kreatif, inovatif, dan strategis.

 

Dirinya menekankan pentingnya mendorong kreativitas yang strategis dan dinamis. Santri dan pelajar juga perlu terus diajak untuk benar-benar memahami tren digital saat ini.
 

Kiai Ma'ruf mendukung ekonomi pesantren menjadi bagian penguatan ekonomi kerakyatan. Ekonomi pesantren diharapkan terus mengurangi kesenjangan antara pelaku ekonomi lemah dan kuat.
 

Konsep ini dilabelinya sebagai arus baru ekonomi Indonesia yang berbasis kolaborasi antara pelaku ekonomi kuat dan lemah. 

 

"Bukan konfrontasi, juga bukan sekadar menungu trickle down effect," ujarnya.
 

Mantan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu juga menyoroti program One Pesantrem One Product (OPOP) Jawa Timur. Pilar program ini adalah sinergi antara koperasi pondok pesantren, forum bisnis, pengusaha alumni pesantren, dan Kantor Dagang Indonesia (Kadin).
 

"Ekosistem pengembangan OPOP menggunakan metode antara lain training, mentoring, fasilitasi pemasaran, dan fasilitasi permodalan," jelas Ma'ruf.
 

OPOP Training Center telah didirikan di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Jaringan program ini terdiri dari kementerian, BUMN, perusahaan swasta, organisasi internasional, dan lembaga pendidikan.
 

Kiai Ma'ruf menyebutkan sejumlah pesantren besar yang tergabung dalam program OPOP ini merata di seluruh Jawa Timur. Mulai dari Pesantren di Lamongan (Sunan Drajat), Tuban (Langitan), Pasuruan (Sidogiri), Mojokerto (Amanatul Ummah), Ponorogo (Gontor), Malang (Al HIkam), Probolinggo (Nurul Jadid), Sumenep (An Nuqoyyah, Al Amin), sampai Banyuwangi (Blok Agung).
 

Menurut Kiai Ma'ruf, pilar OPOP Jawa Timur bukan hanya individu santri menjadi santripreneur, melainkan juga institusi pesantren menjadi pesantrenpreneur. Alumni pesantren yang tebarannya sangat luas dan jumlahnya terus bertambah diharapkan menjadi sosiopreneur.
 

"Muaranya adalah menghasilkan produk sesuai standar syariah dan halal, yang diterima pasar, berdaya saing, dan berbasis ekonomi digital," beber Ma'ruf.
 

Kiai Ma'ruf kembali mengatakan gerakan OPOP yang dimulai Pemprov Jatim sejak 2019 hingga 2023 ini menargetkan menciptakan satu juta santriprenuer dan 1.000 produk unggulan. Baik itu berupa barang atau jasa.
 

Dirinya mendorong gerakan semacam OPOP ini juga dilakukan di provinsi lain. Saat ini, kata Ma'ruf, program OPOP juga berkembang dinamis di Jawa Barat sejak 2018.
 

Kiai Ma'ruf juga meninjau Pameran 'Gelar Karya Santri Nusantara'. Kegiatan ini diikuti 20 santripreneur dari SMK mini di bawah naungan pondok pesantren. Ikut pula 20 pesantrenpreneur dari perwakilan koperasi pesantren, dan 20 Sociopreneur alumni pesantren yang punya usaha. Mereka terpilih dari seluruh Jawa Timur yang terbina melalui OPOP.
 

Sementara Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, berpesan agar kader IPPNU dan generasi muda lainnya berhati-hati menghadapi era post truth. Santri dan pesantren juga harus siap menghadapi persaingan ketat dan beradaptasi dengan percepatan teknologi.
 

"Saya ingin mengajak mereka bangkit. Kita ingin Wapres memotivasi IPPNU dengan potensi luar biasa," kata Khofifah.
 

Ketum IPPNU Nurul Hidayati Ummah mengatakan saat ini banyak kreasi dan inovasi santri Nusantara yang perlu diberikan perhatian lebih agar bisa berkiprah di dunia digital. Dengan begitu, bisa turut serta membangun bangsa di era digital.
 

"Kita ingin ke depan di era digital santri bisa menguasai pasar nasional dan internasional," ucap Nurul.
 

IPPNU menggelar Rakernas bertajuk 'Santri Goes beyond Digital Society'. Kegiatan ini diharapkan bisa melecut pelajar dan santri meningkatkan kemampuan dan wawasan menghadapi revolusi Industri 4.0.

 

Editor: Syaifullah
 


Editor:

Metropolis Terbaru