Kemenkes Imbau Masyarakat Perkuat Pencegahan DBD di Tengah Cuaca Tak Menentu
Rabu, 13 Agustus 2025 | 21:00 WIB
Surabaya, NU Online Jatim
Kementerian Kesehatan RI menegaskan pentingnya kerja sama lintas sektor untuk mempercepat penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) yang setiap tahun masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat.
Ketua Tim Kerja Arbovirosis Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes dr. Fajar Silalahi menekankan bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendirian dalam mengatasi persoalan DBD. Menurutnya, seluruh potensi sumber daya di masyarakat dan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun non-pemerintah, harus disinergikan.
"Kita perlu menggabungkan serta mengolaborasikan segenap potensi sumber daya yang ada, baik dari unsur pemerintah maupun non-pemerintah, untuk mempercepat terwujudnya masyarakat yang terbebas dari DBD," ujarnya dikutip NU Online dari kanal Youtube Kemenkes Rabu (13/8/2025).
Fajar menekankan bahwa langkah pencegahan tetap menjadi strategi utama. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan metode 3M Plus menguras, menutup, mendaur ulang, dan mencegah gigitan nyamuk disebutnya efektif apabila dilakukan secara konsisten.
Fajar juga menegaskan pentingnya koordinasi cepat antarinstansi saat ditemukan kasus di lapangan. "Respons yang cepat dan tepat dapat mencegah penyebaran lebih luas," katanya.
Selain itu, ia mengajak masyarakat untuk lebih proaktif melapor jika ada kasus demam yang dicurigai DBD agar penanganan dapat dilakukan sejak dini.
Dalam kesempatan yang sama, Tim Kerja Arbovirosis, Dirjen P2P Kemenkes RI dr. Agus Handito menambahkan bahwa edukasi masyarakat harus terus diperkuat. Menurutnya, kampanye pencegahan tidak cukup hanya melalui media massa, tetapi juga lewat aksi nyata di lingkungan tempat tinggal.
"Keterlibatan RT, RW, kader kesehatan, sekolah, dan tokoh masyarakat akan membuat pesan pencegahan lebih mudah diterima dan dilaksanakan," kata Agus.
Menurut Agus, penguatan upaya pencegahan seperti gerakan 3M Plus (menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas) harus terus disosialisasikan.Â
"Musim hujan membuat nyamuk Aedes aegypti berkembang biak lebih cepat. Jika tidak ada tindakan pencegahan dari sekarang, potensi lonjakan kasus sangat tinggi," katanya.
Ia menyebutkan, Dinkes bersama Kemenkes telah menyiapkan berbagai program intervensi, termasuk fogging fokus, pemberian larvasida, hingga monitoring populasi nyamuk Aedes aegypti di daerah rawan.
Data Kemenkes menunjukkan, kasus DBD di beberapa wilayah masih fluktuatif dengan peningkatan pada musim hujan.
Terpopuler
1
Sinergi LPBINU Jatim Mantapkan Gerakan AMAL dan Bentuk Sistem 4 Zona Kerja
2
Presiden Berikan Guru Kado Istimewa dalam HUT ke-80 RI, Namun Tidak Semua Dapat
3
D Zawawi Imron Ceritakan Proses Kreatifnya Menulis Puisi atau Syair
4
Jurnalis Aktif di Palestina Tewas Diserang Israel, Ini Pesan Terakhirnya
5
Presiden Peru Kunjungi Indonesia, Tegaskan Dukungan Bersama untuk Palestina
6
Bolehkah Merayakan Hari Kemerdekaan menurut Pandangan Islam?
Terkini
Lihat Semua