• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Pantura

Hasil Rukyatul Hilal Awal Syawal 1442 Hijriyah di Tuban

Hasil Rukyatul Hilal Awal Syawal 1442 Hijriyah di Tuban
Tim saat melaksanakan rukyatul hilal di Menara Banyuurip, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban, Selasa (11/05/2021). (Foto: NOJ/ Irqam)
Tim saat melaksanakan rukyatul hilal di Menara Banyuurip, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban, Selasa (11/05/2021). (Foto: NOJ/ Irqam)

Tuban, NU Online Jatim

Rukyatul Hilal yang dilaksanakan oleh Badan Hisab Rukyat (BHR) Kabupaten Tuban bersama Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah untuk penentuan 1 Syawal 1442 dinyatakan tidak berhasil melihat hilal atau bulan sabit.

 

Tak satupun pelaksana rukyat  yang melihat hilal. Dimana pengamatan dengan menggunakan alat teropong yang juga disebut teodolit, di Menara Banyuurip, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban, Selasa (11/05/2021).

 

Ketua BHR Tuban, Mashari mengatakan, tinggi hilal masih di bawah ufuk, antara -3 derajat sampai dengan -4 derajat dan hilal terbenam lebih dulu dibandingkan matahari.

 

"Artinya hilal sangat susah atau bisa kita katakan tidak mungkin untuk kita amati karena berada di kondisi istihalah ar-rukyah sehingga kemungkinan besar hari ini puasa kita akan istikmal (digenapkan)," kata Mashari.

 

Menurutnya, untuk keputusannya menunggu sidang isbat dari pemerintah. Bukan berarti rukyatul hilal pada sore ini menjadi tidak bermakna. Karena rukyat selain mempunyai dimensi ilmiah, juga mempunyai dimensi 'ubudiyyah.

 

"Kita melaksanakan rukyah saja sudah mendapat pahala karena bersifat ta'abbudi, terlepas dari apakah hilal berhasil dilihat atau tidak," imbuhnya.

 

Sementara itu, Kepala Kemenag Tuban, Sahid menjelaskan, dengan tak terlihatnya hilal ini, berarti umat Islam diwajibkan untuk istikmal atau menggenapkan puasanya menjadi 30 hari.

 

"Hampir bisa dipastikan Idul Fitri akan jatuh pada hari Kamis (13/05/2021), kalau belum terlihat berarti Rabu (12/05/2021) masih puasa," ungkapnya.

 

Lebih lanjut, apabila saat dilaksanakannya rukyat dan hilal terlihat, maka keesokan harinya masuk tanggal satu. Namun apabila hilal tidak berhasil dilihat, entah karena tertutup mendung ataupun faktor lainnya, maka dilakukanlah istikmal atau penggenapan hari dalam bulan tersebut menjadi tiga puluh hari.

 

"Rukyatul hilal itu memang sesuai perintah agama dan apa yang telah dilakukan Nabi serta selalu dilaksanakan pada tanggal 29 hijriyah diakhir bulan. Khususnya akhir bulan Sya'ban untuk menentukan awal Ramadan dan akhir Ramadan untuk menentukan awal Syawal, bagaimanapun kondisi hilal pada waktu itu," ucapnya.

 

Hilal sendiri kemungkinan bisa dilihat atau tidaknya, bisa berada di tiga kondisi ini yakni Imkan ar-rukyah, Qoth'i ar-rukyah dan Istihalah ar-rukyah. 

 

 

Pertama, Imkan ar-rukyah, pada  kondisi ini hilal masih dimungkinkan untuk bisa dilihat. Kedua, Qoth'i ar-rukyah, kondisi ini hilal sudah jauh melebihi kriteria imkan ar-rukyah sehingga kemungkinan bisa dilihatnya sangat tinggi. 

 

Kemudian ketiga, Istihalah ar-rukyah, pada kondisi ini hilal sangat jauh di bawah kriteria imkan ar-rukyah sehingga mustahil untuk bisa dilihat.


Penulis: Irqam

Editor: Romza


Editor:

Pantura Terbaru