• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Metropolis

Ikhtiar Agar Tak Jadi Gelandangan Saat di Akhirat

Ikhtiar Agar Tak Jadi Gelandangan Saat di Akhirat
Agar bisa bahagia di akhirat, maka hendaknya menyiapkan bekal terbaik. (Foto: NOJ/SM)
Agar bisa bahagia di akhirat, maka hendaknya menyiapkan bekal terbaik. (Foto: NOJ/SM)

Surabaya, NU Online Jatim 

Adalah Profesor Muhammad Nuh mengingatkan kaum Muslimin untuk benar-benar menyiapkan bekal terbaik berupa amal saat di dunia. Hal tersebut penting agar kala menghadap ke haribaan Allah SWT kelak tidak menjadi gelandangan.

 

Penegasan ini disampaikan mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya atau ITS tersebut pada acara doa tahlil 7 hari untuk almarhum Prof Mahmud Zaki (Rektor ITS 1972-1983).  Kegiatan berlangsung secara online, Kamis (16/7).  

 

Keterangan Profesor Nuh ini disampaikan oleh Kiai Ma’ruf Khozin, Ketua Pengurus Wilayah (PW) Aswaja NU Center Jawa Timur di status Facebooknya.

 

Dengan bahasa akademik, Pak Nuh, sapaan akrabnya mengulas dengan indah dan gamblang. Bahwa akhir dari kehidupan manusia kelak adalah akhirat, surga. 

 

“Jangan sampai kita tidak menyiapkan rumah masa depan yang abadi untuk kita tempati,” kata Pak Nuh sebagaimana ditulis Kiai Ma’ruf Khozin.

 

Bahwa menyiapkan bekal dan tempat di akhirat di antaranya dengan pasif income yakni penghasilan tetap. 

 

“Apa saja itu? Yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang mendoakan orang tuanya,” ungkapnya sebagaimana sebuah hadits yang diriwayatkan Muslim.

 

Selanjutnya dijelaskan, ibarat kekayaan di dunia seperti tanah luas mencapai puluhan hektar, dapat bernilai dan menjadi aset bila memiliki sertifikat. 

 

“Demikian pula amal ibadah kita dapat tercatat sebagai amal kita bila dilakukan dengan ikhlas,” tegasnya.

 

Sebagai penguat, Pak Nuh membaca ayat terakhir Surat al-Kahfi:
فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang salih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya." (Al-Kahfi 110)

 

Dalam pandangan Kiai Ma’ruf Khozin, apa yang disampaikan Pak Nuh ini mengingatkan kepada ayat lain yakni:
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan." (Al-Qaşaş: 77) 

 

Doa dan tahlil 7 hari untuk almarhum Prof Mahmud Zaki dibuka oleh Prof Agus Rubiyanto, dilanjutkan dengan tayangan biografi terkait rintisan, perjuangan dan dedikasi almarhum. 

 

Berikutnya sambutan disampaikan oleh Prof Ashari, Rektor ITS saat ini, yang mengajak semua civitas akademika untuk meneruskan perjuangan Prof Mahmud Zaki.


Editor:

Metropolis Terbaru