Probolinggo, NU Online Jatim
Seiring dengan perkembangan zaman dan terbukanya wawasan para pengelola pesantren, banyak terobosan yang dilakukan. Tak semata menyediakan fasilitas fisik, pesantren juga memiliki produk unggulan.
Hal ini seperti yang dimiliki Pondok Pesantren Azidan. Pesantren yang berdiri tahun 2009 dan beralamat di Kelurahan/Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo ini santri tak hanya mengaji kitab dan hafalan/tahfid Qur'an. Mereka bersekolah formal, juga dibekali keterampilan usaha.
Di pesantren ini, terdapat lembaga formal dari PAUD hingga Madrasah Aliyah (MA) yang sertara SMA. Ada RA dan PAUD Azidan, ada MI Saifur Rizal, ada SMP Islam Azizah, dan ada MA Model Maulana. Seluruhnya merupakan penyeiengara lembaga inklusi , artinya siap menerima siswa ABK (Anak berkebutuhan khusus) sesuai dengan kriteria di lembaga.
Karena itu tak heran bila di usia yang relatif muda, pesantren ini sudah punya produk unggulan. Nama produknya 'Gedangkoe'. Gedang merupakan istilah Jawa untuk buah pisang.
“Sesuai namanya, produk yang dihasilkan santri kami ini berbahan buah pisang. Gedangkoe merupakan keripik pisang dengan aneka rasa. Dengan kemasan yang menarik pula,” kata Diah Retno Purwanti, Ahad (10/01/2021).
Menurut Pengasuh Pesantren Azidan ini, varian produk ada keripik pisang dengan rasa melon, manis, rasa coklat, dan ada juga keripik dengan rasa stroberi.
“Tagline produk ini, mengobati rasa kasmaran dan rindu,” jelasnya.
Pesantren Azidan merupakan salah satu pesantren peserta program One Pesantren One Product atau OPOP dari Pemprov Jatim. Program ini mendorong setiap pesantren memiliki minimal satu produk unggulan.
OPOP ditujukan untuk memberikan peningkatan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat berbasis pondok pesantren melalui tiga pilar. Yakni pemberdayaan santri (santripreneur), pesantreneneur, dan masyarakat alumni pesantren (sociopreneur).
Untuk itu, pesantren didorong memiliki koperasi, dan Azidan sudah memenuhinya. Keberadaan koperasi pesantren untuk memenuhi kebutuhan pondok.
