KH Miftachul Akhyar Tegaskan IPNU Harus Kuatkan Jati Diri Organisasi Pelajar
Ahad, 3 Agustus 2025 | 14:00 WIB

Rais Aam PBNU, KH Miftahul Akhyar saat menyampaikan sambutan di acara Munas MA IPNU. (Foto: NOJ/Mokh Faisol)
Mokhamad Faisol
Kontributor
Bondowoso, NU Online Jatim
Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar menegaskan pentingnya Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) untuk terus menjaga dan menguatkan jati dirinya sebagai organisasi pelajar.
Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri Musyawarah Nasional (Munas) Majelis Alumni IPNU di Pendopo Kabupaten Bondowoso, Sabtu–Ahad (02–03/08/2025).
Kiai Miftach mengulas sejarah dinamika identitas IPNU yang pada tahun 1988 sempat berubah menjadi Ikatan Putra Nahdlatul Ulama, sebelum akhirnya kembali ke nama awal pada tahun 2003.
“IPNU ini pernah seperti Ashabul Kahfi, pada tahun 1988 tertidur sejenak dalam identitas baru, lalu pada 2003 bangkit kembali sebagai Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama. Dan kata pelajar itu bukan sekadar istilah, melainkan fondasi perjuangan,” ungkapnya.
Pihaknya menekankan, pelajar adalah simbol pencari ilmu yang dalam tradisi Islam memiliki kedudukan tinggi. Hal ini ditandai dengan turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu perintah membaca (Iqra’).
“Iqra’ bukan sekadar membaca teks, tapi juga membaca alam, membaca zaman, membaca realitas kehidupan. Dan semuanya harus dibaca dengan menyebut nama Tuhan: Bismirabbik,” jelas Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya tersebut.
Kiai Miftach menilai, perubahan identitas IPNU di masa lalu bukanlah kesalahan, melainkan bagian dari proses organisasi dalam menyesuaikan diri dengan dinamika zaman. Namun demikian, saat ini IPNU harus kembali menegaskan peran strategisnya sebagai organisasi kaderisasi berbasis pelajar.
“IPNU adalah dapur ulama. Tempat meracik, memasak, dan menyajikan nilai-nilai keilmuan, kebangsaan, dan ke-Aswaja-an. Jangan sampai kehilangan jati diri itu,” pesannya.
Lebih lanjut, ia berharap Majelis Alumni IPNU mampu merumuskan arah gerakan ke depan yang tetap berpijak pada nilai-nilai keilmuan, ketakwaan, dan komitmen kebangsaan. "Saya berharap alumni IPNU bisa merumuskan arah gerakan ke depan yang tetap berpijak pada nilai-nilai keilmuan, ketakwaan, dan komitmen kebangsaan," tutupnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Meraih Berkah dengan Inspirasi Bulan Safar
2
Inspiratif, Pasutri di Probolinggo Beri Nama 3 Anaknya Pendiri Banom NU
3
Menteri Agama 2009-2014, Suryadharma Ali Meninggal Dunia pada Usia 68 Tahun
4
Latar Belakang dan Alasan di Balik Penamaan Bulan Safar
5
Mahasiswa Gizi Unusa Laksanakan Pembinaan Kantin Sehat di Sekolah
6
Komitmen GP Ansor di Sumenep Cegah Sampah Liar dan Luncurkan Bank Sampah
Terkini
Lihat Semua