Ketua PCNU Pasuruan Sebut Kurikulum Madin Harus Seimbang Otak Kanan dan Kiri
Jumat, 1 Agustus 2025 | 14:00 WIB

KH Imron Mutamakkin, Ketua PCNU Kabupaten Pasuruan saat memberikan arahan kepada guru-guru Madin dan pengurus MWCNU. (Foto: NOJ/Mokh Faisol)
Mokhamad Faisol
Kontributor
Pasuruan, NU Online Jatim
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pasuruan, KH Imron Mutamakkin menyebut, dalam menyusun kurikulum Madrasah Diniyah (Madin) perlunya memperhatikan kapasitas anak didik serta pengembangan fungsi otak kanan dan kiri secara seimbang.
Hal tersebut disampaikannya dalam kegiatan Workshop dan Review Kurikulum Madrasah Diniyah Wustha yang digelar di Aula Rumah Inovasi Ma’arif NU Kabupaten Pasuruan, Rabu (30/07/2025).
“Kurikulum Madin tingkat Ula dan Wustha tentu berbeda karena kemampuan berpikir anak juga berbeda. Maka kurikulum harus disusun secara berkesinambungan,” ujarnya.
Menurutnya, hal ini penting untuk mempersiapkan anak sejak dini agar kedua belahan otak berkembang, baik melalui aktivitas menghafal, membaca, maupun menulis. “Dulu waktu saya kecil memang lebih banyak menghafal. Ternyata itu bagian dari mengembangkan otak kiri tanpa kita sadari,” ungkapnya.
Gus Ipong sapaan akrabnya juga menyampaikan bahwa, penyusunan kurikulum Wustha perlu memperhatikan pola berpikir anak didik yang disesuaikan dengan peraturan yang berlaku, seperti Peraturan Bupati (Perbup) tentang Madin.
"Untuk itu peningkatan kapasitas guru Madin harus terus ditingkatkan," jelasnya.
Pihaknya mengingatkan, pendidikan di lingkungan Nahdlatul Ulama harus mampu mengantarkan peserta didik meraih dua keberhasilan, yaitu dunia dan akhirat. Pendidikan NU itu harus menggapai dunia dan akhirat.
“Artinya kita boleh mengejar dunia, tapi jangan tinggalkan akhirat. Untuk itu, penguatan terhadap jam’iyah harus terus dilakukan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Allah sudah berfirman, siapa yang targetnya akhirat, maka Allah beri bonus dunia. Tetapi kalau hanya dunia saja, tidak ada bonusnya. Allah juga akan menjamin rezeki bagi para penuntut ilmu, apalagi bagi seorang guru, maka niatkan dengan sungguh-sungguh.
"Keutamaan menuntut ilmu dengan niat akhirat akan mendapatkan keberkahan dunia sekaligus," tutupnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Meraih Berkah dengan Inspirasi Bulan Safar
2
Khutbah Jumat: Safar bukan Bulan Sial, Berkah bagi yang Taat
3
Gelar PMKNU, Ketua PWNU Jatim Ulas Pentingnya Kebijaksanaan di Era Digital
4
Menteri Agama 2009-2014, Suryadharma Ali Meninggal Dunia pada Usia 68 Tahun
5
Latar Belakang dan Alasan di Balik Penamaan Bulan Safar
6
Mahasiswa Gizi Unusa Laksanakan Pembinaan Kantin Sehat di Sekolah
Terkini
Lihat Semua