Probolinggo, NU Online Jatim
Kebiasaan yang sedang menjamur saat ini adalah ngonthel alias bersepeda angin. Semenjak Corona merebak dan dimulainya tatanan new normal, kegandrungan warga dalam bersepeda demikian tinggi. Nyaris setiap saat kita temui para pesepeda ngaspal atau di jalanan dalam jumlah yang tidak sedikit.
Namun di antara sekian banyak komunitas bersepeda yang menjamur, Komunitas Pesona Onthel Rosho di Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, adalah yang terlihat berbeda. Komunitas dengan sepeda kuno ini, bersepeda sambil syiar shalawat Nabi.
"Sepanjang perjalanan ngonthel kami imbau untuk bershalawat," kata pendiri dan Ketua Komunitas Pesona Onthel Rosho, Hosen Asy'ari, Senin (13/7).
Komunitas ini muncul 1,5 tahun terakhir sebagai ikhtiar menjaga kesehatan dengan bersepeda menaiki sepeda kuno. Semula diikuti lima sampai tujuh orang saja. Tapi lambat laun, yang ikut terus bertambah.
Sekali ngonthel bareng yang biasanya dilakukan setiap hari Ahad, yang ikut berkisar antara 50 sampai 75 orang dari segala usia. Tua, muda, bahkan juga anak-anak turut serta sambil melantunkan shalawat Nabi.
Tak hanya bersepeda sambil shalawatan, komunitas ini juga bersaturahim ke sejumlah tempat. Berkunjung ke rumah teman atau sejawat, lalu makan atau jajan bersama, kemudian shalawatan serta ngaji bersama.
Seiring berjalannya waktu, Komunitas Pesona Onthel Rosho tidak hanya bersepeda. Juga menjadi semacam majelis shalawat dan pengajian sekaligus menerima undangan untuk shalawatan.
Rute bersepeda sering kali bergantung pada undangan. "Rutenya tidak mesti. Berubah-ubah, tergantung yang ngundang," kata pria yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Anwar ini.
Kadang rute bersepedanya ke Kecamatan Paiton, Kotaanyar, sampai Kecamatan Pakuniran. Kadang, rutenya keliling Kecamatan Besuk.
"Kemarin kami diundang Mas Lukman (Lukmam Hakim, Red), Wakil Ketua DPRD untuk shlawatan di Pajarakan," kata Hosen Asy'ari.
Untuk menarik minat pemuda dalam bersepeda onthel, komunitas ini membuat kegiatan yang melibatkan komunitas sepeda se-Tapal Kuda. Acara digelar dua kali dalam setahun. Awal bulan maulid Nabi, dan menjelang harlah Pondok Pesantren Zainul Anwar.
Berapa banyak yang ikut? "Berkisar antara 400 sampai 500 peserta," pungkasnya.Â
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 2 Amalan yang Sangat Dianjurkan di Bulan Muharram
2
Memasuki Bulan Muharram, Ini 12 Amalan yang Hendaknya Dilaksanakan
3
Khidmat dan Haru, MI At-Taqwa Bondowoso Wisuda 290 Santri
4
LF PBNU dan LBM PBNU Gelar Pra-Bahtsul Masail di Situbondo
5
RMI PBNU Umumkan Hasil Seleksi Tahap 1 Beasiswa
6
Resmi Dilantik, Fatayat NU Bondowoso Diharap Bersinergi dengan Pemda
Terkini
Lihat Semua