• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 28 Maret 2024

Tapal Kuda

Tips Puasa Syawal bagi Kaum Milenial ala Ketua LDNU Pasuruan

Tips Puasa Syawal bagi Kaum Milenial ala Ketua LDNU Pasuruan
Ketua PC LDNU Kabupaten Pasuruan, Gus Ahda Arafat. (Foto: NOJ/ Mokh Faisol)
Ketua PC LDNU Kabupaten Pasuruan, Gus Ahda Arafat. (Foto: NOJ/ Mokh Faisol)

Pasuruan, NU Online Jatim

Salah satu ibadah yang dianjurkan kala memasuki bulan Syawal adalah melaksanakan puasa sunnah. Ibadah yang dikenal dengan puasa Syawal ini bisa diamalkan sejak tanggal 2 Syawal atau setelah Idul Fitri. Bagi kalangan milenal, tentu puasa Syawal menjadi tantangan tersendiri karena terbentur dengan jadwal silaturahim ataupun liburan ke tempat wisata.

 

Menanggapi hal itu, Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Kabupaten Pasuruan Gus Ahda Arafat membagikan tips bagi kalangan milenial dalam melaksanakan puasa Syawal.

 

Ia mengatakan, Rasulullah SAW telah menjelaskan bahwa orang yang berpuasa Ramadhan kemudian disambung dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka akan memperoleh pahala puasa setahun.

 

"Hadits itu mengatakan puasa 6 hari di bulan Syawal, tetapi tidak mengatakan harus berurutan. Jadi puasa Syawal itu boleh dilakukan kapan saja selama masih bulan Syawal. Contohnya bisa hari ke-7, 9, 12, 16, 19, 21, 23 bahkan 29 Syawal," ujarnya.

 

Pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah Asshomadiyah, Sukorejo Pasuruan tersebut mengatakan, jika generasi milenial atau gen Z sungkan ketika silaturahim karena banyak makanan, maka tinggal pilih dan atur sendiri kapan ia hendak berpuasa Syawal.

 

"Solusi puasa Syawal bagi generasi milenial adalah ketika tidak melakukan silaturahim atau tidak sedang jalan-jalan," ungkapnya.

 

Dirinya menegaskan, Islam itu agama yang mudah, luas dan tidak akan memberatkan seseorang dalam melaksanakan ibadahnya. Allah telah mengangkat hal-hal yang memberatkan bagi mereka, sehingga tidak memaksa seorang hamba kecuali sesuai kemampuannya.

 

"Jika ada kemauan pasti ada solusi bagi yang ingin melakukannya," tandas pria yang juga Wakil Ketua Majelis Dzikir dan Shalawat (MDS) Rijalul Ansor Jatim itu.


Tapal Kuda Terbaru