Kiai Azaim Ibrahimy Ceritakan Kisah Teladan Pahlawan Nasional KHR As’ad Syamsul Arifin
Senin, 11 Agustus 2025 | 08:00 WIB

KHR Ahmad Azaim Ibrahimy saat menyampaikan mauidhoh hasanah dalam acara Haul Pejuang yang digelar PW GP Ansor Jatim di Pesantren Dalwa, Bangil, Pasuruan, Ahad (10/08/2025) malam. (Foto: NOJ/Yuli Riyanto)
Yuli Riyanto
Kontributor
Pasuruan, NU Online Jatim
Pengasuh Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, Kabupaten Situbondo, KHR Ahmad Azaim Ibrahimy mengisahkan keteladanan dari kakeknya yakni KHR As’ad Syamsul Arifin yang juga dikenal sebagai Pahlawan Nasional.
Kisah tersebut disampaikan oleh Kiai Azaim saat dirinya hadir dalam acara Haul Pejuang yang digelar oleh Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jatim bersama PW Majelis Dzikir dan Shalawat (MDS) Rijalul Ansor Jatim di halaman Pesantren Darullughah Wadda’wah (Dalwa) Bangil, Pasuruan, Ahad (10/08/2025) malam.
Kiai Azaim menceritakan, saat itu Kiai As’ad ditugaskan oleh Syaichona Cholil Bangkalan untuk mengantarkan sebuah tongkat dan pesan penting kepada Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari di Tebuireng, Jombang pada sekitar tahun 1924. Kala itu, Kiai As’ad masih mondok di Bangkalan dan menjadi santri yang sangat dikenal ketakdzimannya terhadap sang guru, yaitu Syaichona Cholil.
“Sesampainya di Jombang, betapa bahagianya beliau mendengar isyarah, meskipun bukan satu-satunya isyarah yang diterima untuk pendirian suatu jam’iyyah yang dirindukan (NU). Ada banyak isyarah yang beliau dapatkan dari para guru dan masyayikh,” kata Kiai Azaim.
Lebih lanjut, Kiai Azaim menambahkan, satu hal yang membuat Kiai As’ad bahagia adalah isyarah dari gurunya (Syaichona Cholil) tentang tongkat dan disertai dengan ayat Al-Qur’an Surat Thaha ayat 17-23 yang menceritakan mukjizat Nabi Musa AS.
“Tahun berikutnya beliau diminta kembali untuk membawa tasbih dengan pesan bacaan dzikir Asmaul Husna Ya Jabbar, Ya Qahhar. Dari simbol inilah kemudian perjuangan jam’iyyah NU terus dilakukan, meskipun sang pemberi isyarah (Syaichona Cholil) tidak sempat menyaksikan berdirinya jam’iyyah (NU). Karena beliau wafat tahun 1925,” tuturnya.
Selanjutnya, atas restu para ulama ketika itu, Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari menginisiasi berdirinya jam’iyyah, yang awalnya disebut jam’iyyah dan ulama. Kemudian, berdasarkan usulan beberapa kiai, akhirnya dirubah menjadi jam’iyyah Nahdlatul Ulama (NU).
Kisah selanjutnya, suatu ketika saat Kiai As’ad sedang berkeliling di lingkungan pesantrennya menemukan santri yang polos sedang bertugas membersihkan kendaraan pesantren yang menggunakan bendera merah putih, lalu dimarahi oleh Kiai As’ad.
“Ini kain berharga, bukan hanya sebatas kain berwarna merah dan putih, tapi di sini ada sejarah para ulama dan syuhada, para pejuang yang telah berdarah-darah memerdekakan negeri ini,” ujar Kiai Azaim menirukan ucapan Kiai As’ad.
Oleh karenanya, setelah mendengar kisah ini, setiap ada giat pengibaran bendera merah putih, dirinya selalu teringat dengan jasa para pejuang yang gugur di medan pertempuran untuk merawat dan menjaga negara Indonesia tercinta ini.
“Semoga di momentum HUT RI ini semua arwah para syuhada bahagia melihat kita semua. Kalau beliau semua bahagia. Insyaallah Baginda Nabi Muhammad SAW juga bahagia. Mudah-mudahan kisah tersebut bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda. Teruskan perjuangan para ulama dan pejuang kita, jaga persatuan dan kesatuan,” pungkasnya.
Diketahui, acara mengusung tema ‘Menjaga Ukhuwah, Merawat Kemerdekaan’ ini dirangkai dengan shalawatan bareng Majelis Shalawat Syubbanul Muslimin Probolinggo serta mujahadah bersama para masyayikh, gawagis dan santri Pesantren Dalwa.
Dihadiri pengasuh Pesantren Dalwa, sejumlah pengasuh Pesantren di Jatim, serta beberapa habaib. Tampak hadir pula, Ketua Pimpinan Pusat (PP) MDS Rijalul Ansor, Ketua PW GP Ansor dan Ketua PW MDS Rijalul Ansor bersama jajaran pengurus, serta tamu undangan lainnya.
Terpopuler
1
Gubernur, Kapolda, dan Pangdam V/Brawijaya Terbitkan Aturan Penggunaan Sound System di Jatim
2
Sinergi LPBINU Jatim Mantapkan Gerakan AMAL dan Bentuk Sistem 4 Zona Kerja
3
INDEF Kritik Pemblokiran Massal Rekening oleh PPATK, Kebijakan Reaktif yang Rugikan Masyarakat
4
Menapaki Tingkatan Membaca Al-Qur’an: dari Sekadar Lisan Menuju Kedalaman Jiwa
5
Presiden Berikan Guru Kado Istimewa dalam HUT ke-80 RI, Namun Tidak Semua Dapat
6
Menjaga Marwah Kemerdekaan: Antisipasi ‘Sound Horeg’ Jilid 2
Terkini
Lihat Semua