Jejak Syaikh Mahfudz al-Tarmasi Mengglobal Hingga Amerika dan Eropa
Selasa, 26 November 2024 | 08:00 WIB
Pacitan, NU Online Jatim
Nama Syaikh Mahfudz al-Tarmasi, ulama besar asal Perguruan Islam Pondok Tremas, Pacitan, ternyata memiliki pengaruh yang sangat luas hingga ke mancanegara. Karya-karyanya, terutama kitab Hasyiyah al-Tarmasi masih terus dikaji dan dijadikan rujukan oleh para ulama di berbagai belahan dunia.
Hal ini diungkapkan oleh Gus Ali Mufron, seorang alumni Pondok Tremas yang saat ini tengah menempuh studi di Amerika Serikat. Selama kunjungannya ke Darussalam Foundation di Chicago, Illinois, Amerika Serikat, Gus Mufron menemukan kitab Hasyiyah al-Tarmasi yang tersimpan rapi di perpustakaan lembaga tersebut.
"Darussalam Foundation ini merupakan pusat kegiatan keislaman yang cukup besar di Amerika Serikat. Mereka memiliki berbagai program kajian keislaman, termasuk kitab kuning. Yang menarik, di sana saya menemukan kitab Hasyiyah al-Tarmasi. Ini menunjukkan bahwa karya para ulama Nusantara, khususnya Syaikh Mahfudz al-Tarmasi, masih sangat relevan dan dipelajari hingga saat ini," ujar Gus Mufron kepada NU Online Jatim melalui pesan WhatsApp, Senin (25/11/2024).
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Menurut Gus Mufron, tidak hanya di Amerika, jejak Syaikh Mahfudz al-Tarmasi juga ditemukan di Eropa, tepatnya di Turki. Gus Ali menceritakan bahwa ia juga menemukan kitab Hasyiyah al-Tarmasi di perpustakaan pribadi Syaikh Doktor Asrof Hasan dan Syaikh al-Allamah Muhammad Awwamah, dua orang ulama besar asal Palestina dan Syuriah yang kini menetap di Istanbul.
"Syaikh Asrof bahkan sedang melakukan penelitian terhadap kitab Nail al-Ma’mul karya Syaikh Mahfudz al-Tarmasi. Beliau sangat mengagumi karya-karya ulama Nusantara," ungkapnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Lebih lanjut, Gus Ali juga menceritakan bahwa putra Syaikh al-Allamah Muhammad Awwamah, yaitu Syaikh Muhyiddin, yang juga seorang doktor ilmu hadits, berencana untuk berkunjung ke Pondok Tremas pada bulan Januari mendatang. "Hal ini menunjukkan betapa besarnya minat para ulama internasional terhadap pesantren-pesantren di Indonesia, khususnya Pondok Tremas," ujarnya.
Penemuan kitab Hasyiyah al-Tarmasi di berbagai belahan dunia membuktikan bahwa warisan intelektual para ulama Nusantara, khususnya Pondok Tremas, memiliki nilai universal yang diakui dunia. "Karya-karya Syaikh Mahfudz al-Tarmasi tidak hanya menjadi rujukan bagi umat Islam di Indonesia, tetapi juga menjadi bagian dari khazanah keilmuan Islam global," pungkasnya.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
ADVERTISEMENT BY ANYMIND