Metropolis

Ahli IDAI Jatim: Campak Bukan Penyakit Ringan, Imunisasi Adalah Kunci

Kamis, 28 Agustus 2025 | 20:00 WIB

Ahli IDAI Jatim: Campak Bukan Penyakit Ringan, Imunisasi Adalah Kunci

Dr. Leny Kartina. (Foto: NOJ/ist)

Surabaya, NU Online Jatim
Infeksi campak pada anak kembali menjadi sorotan seiring merebaknya kasus di beberapa daerah di Jawa Timur. Dalam rapat koordinasi MUI Jatim, Dr. Leny Kartina, SpA(K), dari Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis Anak RSUD Dr. Soetomo dan anggota IDAI Jawa Timur, mengingatkan bahwa campak merupakan salah satu penyakit paling menular dan berbahaya bagi anak-anak.

 

“Campak adalah infeksi virus akut yang menular lewat udara. Satu orang yang terinfeksi bisa menularkan ke 12 hingga 18 orang lainnya,” jelas Dr. Leny.

 

Ia menegaskan bahwa campak bukan penyakit ringan. “Sekitar 30 sampai 40 persen kasus mengalami komplikasi parah, dan 1 sampai 3 dari 1.000 kasus bisa berakhir dengan kematian, terutama pada anak yang usianya masih muda dan mengalami malnutrisi,” tegasnya.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Indonesia Masuk 10 Besar Dunia untuk Kasus Campak
Data WHO menunjukkan Indonesia menempati posisi kedelapan negara dengan kasus campak terbanyak di dunia. “Tren kasus meningkat setelah cakupan imunisasi menurun. KLB campak adalah indikator gagalnya cakupan imunisasi secara menyeluruh,” ungkapnya.

 

Gejala Khas dan Komplikasi Mematikan
Campak ditandai dengan demam tinggi, batuk, pilek, mata merah, serta ruam yang muncul pada hari ke-4 demam. “Sebelum ruam keluar, biasanya ada bercak putih khas di dalam mulut yang disebut bercak Koplik,” kata Dr. Leny.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Ia juga menyebut komplikasi serius yang sering terjadi, seperti pneumonia, diare, infeksi telinga tengah, dan bahkan radang otak. “Risiko kematian bisa mencapai 4–10 persen di fasilitas terbatas. Selain itu, campak bisa menimbulkan immune amnesia atau hilangnya antibodi, sehingga anak rentan terkena infeksi lain,” tambahnya.

 

Tatalaksana dan Peran Vitamin A
Menurut Dr. Leny, pengobatan campak bersifat suportif. “Pasien harus dirawat di ruang isolasi, diberi cairan, obat demam, vitamin A, dan pengobatan komplikasi bila ada. Vitamin A sangat penting diberikan sesuai usia, karena dapat menurunkan angka kematian,” jelasnya.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Antibiotik hanya diberikan bila ada infeksi sekunder, sementara antivirus ribavirin belum tersedia di Indonesia.

 

Vaksinasi adalah Perlindungan Terbaik
Pencegahan utama campak adalah imunisasi. “Vaksin MR (Measles Rubella) diberikan dua kali, usia 9 bulan dan 18 bulan, serta di kelas 1 SD. Efek samping ringan seperti demam biasanya hanya berlangsung singkat,” kata Dr. Leny.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Ia juga menanggapi berbagai keraguan masyarakat. “Banyak orang tua menolak imunisasi karena takut demam, takut tidak halal, atau termakan hoaks. Padahal, penyakit alamiah jauh lebih berbahaya dibandingkan vaksin. Vaksin sudah melalui uji keamanan dan terbukti melindungi anak,” tegasnya.

KLB Campak, Tugas Bersama
Dr. Leny menekankan bahwa KLB campak tidak hanya sekadar wabah, tapi tanda kegagalan imunisasi. “Untuk memutus penularan, cakupan vaksinasi harus minimal 95 persen di semua desa. Tidak boleh ada satu pun anak yang kehilangan haknya untuk mendapatkan perlindungan,” ujarnya.

 

Ia mengajak semua pihak terlibat dalam penanggulangan. “Orang tua harus cek status imunisasi anak, sekolah harus aktif skrining, dan masyarakat harus menolak serta melaporkan hoaks. Dukungan semua pihak sangat penting agar ORI (Outbreak Response Immunization) berhasil dan kita bisa melindungi generasi mendatang,” pungkasnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

ADVERTISEMENT BY ANYMIND