Kader Muda NU di Mojokerto Diminta Implementasikan Aswaja sebagai Manhajul Fikr-Harakah
Jumat, 25 September 2020 | 22:00 WIB
Mojokerto, NU Online Jatim
Aswaja bagi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan manhaj al-fikr dan manhaj al-harakah. Materi tentang ini diberikan kepada calon kader PMII yang sedang mengikuti Pelatihan Kader Dasar (PKD). Atau kaderisasi formal jenjang kedua setelah Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba) di PMII. Tentu supaya kader-kader muda Nahdlatul Ulama (NU) yang tergabung di PMII lebih memahami tentang aswaja.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Sebagaimana hal tersebut, materi Aswaja dipaparkan Fatkhul Qodir saat mengisi PKD Raya yang diselenggarakan Komisariat PMII se Mojokerto di Balai Desa Medali, kecamatan Puri, Mojokerto. Menurut Fatkhul Qodir, Aswaja sebagai ladasan berfikir dan landasan bergerak di PMII masih sangat relevan hingga saat ini.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
"Saat Mapaba anggota PMII diberikan pemahaman yang cukup mengenai nilai-nilai dasar ke-aswaja-an. Namun berbeda apabila lanjut ke jenjang PKD, Aswaja lebih-lebih sebagai landasan berfikir dan berpijak dalam berorganisasi," ujar Fatkhul Qodir yang merupakan tim Aswaja Center yang digagas Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU Jatim).
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Dosen Aswaja di Kampus Institut KH Abdul Chalim (IKHAC) Mojokerto ini berpesan, Aswaja sebagai manhaj al-fikr dan manhaj al-harakah harus di implementasikan oleh setiap kader PMII. "Kedua metodologi tersebut harus dipelajari dengan serius dan diimplementasikan sebaik-baiknya dalam kehidupan. Tidak hanya dalam berorganisasi saja," urai Fatkhul Qodir.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Acara PKD yang diikuti sekitar 40 peserta ini tetap mematuhi protokol kesehatan dengan penerapan memakai masker, physical distancing, serta sebelum masuk ruangan peserta dicek suhu badan dan harus cuci tangan. Kegiatan ini dilaksanakan sejak tanggal 24 hingga 27 September.
Editor : Romza
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
ADVERTISEMENT BY ANYMIND