Tekan Angka Kematian Remaja Melahirkan, Kopri PMII Bojonegoro Usul Ini
Senin, 8 Maret 2021 | 17:00 WIB
Bojonegoro, NU Online Jatim
Angka pernikahan dini di sejumlah daerah di Jawa Timur disebut-sebut masih tinggi. Di Kabupaten Bojonegoro juga begitu. Selaras dengan itu, risiko kematian ibu melahirkan dan bayinya juga besar. Untuk menekan itu, Korp Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri) Bojonegoro meminta kepada pemerintah agar mengoptimalisasikan edukasi tentang rentannya pernikahan dini dan pelayanan kesehatan.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Ketua Kopri PMII Bojonegoro Lilis Aprilianti mengajukan usulan itu kepada pemerintah kabupaten setempat agar mengoptimalisasikan kegiatan sosialisasi kesehatan reproduksi remaja dan pengadaan Posyandu Remaja dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Perempuan dalam sebuah forum di Pendopo Malwopati Bojonegoro, Ahad (07/03/2021).
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Di forum Posyandu, kata Lilis, nantinya akan menjadi tempat memeriksa kesehatan remaja setiap bulan dan tempat menyampaikan pengalaman tentang kesehatan reproduksi. Selain itu, juga sebagai wahana untuk saling mendekatkan diri antara tenaga kesehatan dengan remaja maupun remaja dengan remaja, untuk saling mengedukasi tentang seks, reproduksi, sekaligus tantangan masa remaja.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
"Karena dalam forum ini tenaga kesehatan akan terus menerus memberikan edukasi, dan antar remaja saling mengingatkan, maka forum ini juga akan menjadikan hubungan antar remaja dan tenaga kesehatan layaknya keluarga. Hubungan ini akan mampu mencegah sex bebas dan pernikahan dini" ujar Lilis.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Upaya itu menurut Lili penting mengingat angka kematian ibu dan bayi di Bojonegoro masih terhitung tinggi. Mengacu pada data tahun 2020, ia mengemukakan salah satu faktornya adalah pernikahan dini di mana di usia remaja masih belum siap untuk bereproduksi. Nah, di sisi inilah pentingnya pelaksanaan program Posyandu remaja ini.
"Tahun 2020, ada 28 nyawa ibu melayang dan 138 bayi meninggal. Jumlah ini melebihi target dari pemerintah kabupaten yang mencanangkan tidak lebih dari 17 nyawa. Karena itulah program ini sangat penting dan mendesak, sebab berkaitan dengan nyawa," tandas Lilis.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Editor: Nur Faishal
ADVERTISEMENT BY ANYMIND