Komisi A DPRD Surabaya Evaluasi Kinerja Command Center 112
Sabtu, 16 November 2024 | 18:00 WIB
Surabaya, NU Online Jatim
Komisi A DPRD Surabaya menggelar kunjungan kerja ke Command Center 112 Kamis (14/11). Sejumlah kerusakan alat menjadi temuan para legislator itu.
Ketua Komisi A DPRD Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko mendapati ada empat Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang sudah kadaluarsa di sana. Alat tersebut sudah lewat tiga tahun tidak diganti sejak 2021. Padahal alat itu sebagai standar pengamanan untuk ruangan di gedung itu.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
"Ruang Command Center ini krusial fungsinya. Ini bukan hanya berkaitan dengan keamanan petugas yang ada di sana. Tetapi juga warga Surabaya yang butuh pertolongan darurat," ujar Politisi Gerindra itu.
Command Center 112 itu memang sangat rawan terjadi kebakaran. Ada ratusan monitor yang menyala 24 jam non stop. Jika sewaktu-waktu terjadi korsleting dan terbakar, pemadaman tidak bisa maksimal ditangani.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
"Air itu bukan pemadam air yang paling efektif. Kami meminta agar hal ini segera ditangani. Kami berikan waktu sepekan untuk kekurangan yang kami temukan dibenahi, minimal APAR ini," kata Yona.
Di samping itu, Tubagus Lukman Amin, Anggota Komisi A juga menemukan kerusakan perangkat lain di sana. Ada 14 monitor yang menampilkan CCTV yang memantau seluruh Surabaya ikut rusak. Di sana jalan-jalan terpantau penuh 24 jam.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
"Tapi ternyata ada yang mati dan tidak kunjung dibenahi. Ini perlu menjadi perhatian serius. Command Center 112 ini objek vital, menyangkut seluruh warga Surabaya," paparnya.
Selain itu, penataan sistem dinilai belum terstandar. Seharusnya ada exhaust untuk menyedot udara panas dari layar. Ini menjadi penyebab potensi kebakaran karena korsleting listrik. Seharusnya udara dikondisikan sejuk. Tapi ternyata pendingin ruangan tidak memadai.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
"Kami tekankan lagi ini menyangkut kebutuhan darurat. Kalau Command Center Room bermasalah kemana lagi warga mau melapor ketika ada keadaan darurat," ujar Ketua Fraksi PKB DPRD Surabaya itu.
Anggota Komisi A lain, Pdt Rio Pattiselano menyebut sistem Command Center 112 juga harus dibenahi. Karena selama ini dia melihat untuk warga melapor ke 112 butuh waktu. Memang mereka mengatakan untuk respons time 7 menit, tetapi itu setelah telepon diangkat.
"Untuk masuk ke telepon dan ditanggapi petugas ini butuh waktu yang lama," kata Politisi PSI itu.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Dengan alasan BPBD yang menyebut karena sistem terpusat, seharusnya itu bukan menjadi alasan. Karena untuk mendesain sistem lain pun bisa. Seharusnya untuk Command Center 112 ini juga bisa dilakukan.
"Kami kira alasan seperti itu tidak bisa diterima di era teknologi seperti ini. Kami. Meminta jalur line telepon ini dibenahi. Karena untuk memanggil ke Command Center 112 ternyata sulit masuknya untuk diterima operator," terangnya.
Kemampuan petugas juga menjadi sorotan. Dia meminta agar petugas memiliki kemampuan psikologis dan medis dasar. Saat ada pelapor dalam kondisi panik, mereka bisa memberikan ketenangan. "Ketika ada panggilan medis darurat, sambil menunggu petugas datang bisa memberikan saran masukan untuk pelapor," ujar Rio.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND