Pesantren Al Haromain Lumajang Sambut 4.0 dengan Ajarkan Wirausaha
Kamis, 27 Mei 2021 | 15:30 WIB
Lumajang, NU Online Jatim
Pondok pesantren sebagai lembaga keagamaan juga turut merespons berkembangnya era industry 4.0. Dalam konteks ini, pesantren mulai terbuka dengan ilmu umum seperti teknologi dan ekonomi.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Salah satu pesantren yang turut menyambut perkembangan ini adalah Pondok Pesantren Al Haromain Selok Anyar, Kecamatan Pasirian, Lumajang. Pesantren ini mengajarkan santrinya untuk berwirausaha dengan dukungan dari One Pesantren One Product (OPOP) Jatim.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Alhamdulillah di Pondok Pesantren Al-Haromain ini santri sudah belajar berwirausaha meskipun kecil-kecilan. Beberapa produknya seperti sabun dan makanan,” katanya, Kamis (27/05/2021).
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Kendati demikian, proses pembelajaran kewirausahaan ini tidak mengganggu aktivitas utama santri dalam belajar agama.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Kita beri waktu tertentu untuk berwirausaha, agar tidak menggangu belajar utama di pondok. Karena dengan adanya wirausaha ini, diharapkan santri yang sudah lulus dari pondok bekerjanya tetap di pondok atau dikoordinir oleh pondok,” jelasnya.
Ketua Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Haromain, Ustadz Yusuf mengungkapkan bahwa sampai saat ini para santri sudah bisa membuat sabun batangan dan beberapa makanan.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Sementara ini produk kami alhamdulillah sudah bisa membuat sabun dan beberapa kue,” ungkapnya.
Sabun tersebut terbuat dari susu kambing, ekstrak sereh, lemon, daun sirih. Proses pembuatannya sudah sesuai standar karena bekerja sama dengan PT Atsiri.
“Sabun yang kita beri nama Zaen ini bermanfaat untuk menyembuhkan alergi dan gatal, dan bisa digunakan oleh semua umur. Sedangkan pemasarannya sudah sampai di Jawa Timur dan Jawa Barat,” terangnya.
Ustadz Yusuf menyatakan bahwa kendala yang selama ini dialami adalah terkait modal.
“Kami menginginkan untuk ke depannya semua bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi berasal dari dalam pesantren sendiri. Namun masih kekurangan modal,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND