Di Depan Asesor, Prof Hepni: UIN Suka dan UINSA adalah Kakek dan Ayah Kami
Jumat, 2 Agustus 2024 | 15:00 WIB
Jember, NU Online Jatim
Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember tidak serta merta menjadi universitas yang terkenal seperti sekarang ini. Butuh usaha yang sungguh-sungguh, dan perjuangan tanpa kenal lelah untuk menjejak apa yang dicapai UIN KHAS Jember saat ini.
Sejarah berdirinya UIN KHAS Jember dibeber tuntas oleh Rektor UIN KHAS Jember Prof Hepni Zain saat memberikan sambutan dalam Opening Ceremony Asesmen Lapangan BAN-PT Akreditasi Perguruan Tinggi UIN KHAS Jember di Gedung Kuliah Terpadu lantai 3, Kamis (01/08/2024).
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Empat asesor memulai asesmen lapangan dalam rangka akreditasi UIN KHAS Jember. Keempat asesor yang juga guru besar itu adalah Ahmad Thib Raya (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Khairuddin (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), Risan Rusli (UIN Raden Fatah Palembang), dan Muhammad Rohmadi (Universitas Sebelas Maret Surakarta).
Menurut Prof Hepni, keberadaan UIN KHAS Jember berawal dari ide dan keinginan para ulama dan tokoh masyarakat untuk mempunyai perguruan tinggi Islam. Keinginan itu lalu dibahas dalam Konferensi Alim Ulama Syuriyah NU Kabupaten Jember tanggal 30 September 1964.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Di forum itulah dirancang, direncanakan dan dibincang tentang pendirian IAID, Institut Agama Islam DJember. Itu masih menggunakan ejaan lama, jadi pakai D (Djember).” ucapnya.
Setahun kemudian, lanjut Prof Hepni, disahkanlah lembaga tersebut sebagai lembaga pendidikan tinggi formal. Para ulama NU dan tokoh masyarakat terus berusaha untuk meningkatkan status IAID.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Maka setahun kemudian, atas perjuangan yang ikhlas dan atas kerja yang cerdas dari para ulama dan tokoh masyarakat, melalui SK Menteri Agama Nomor 4/1966, tanggal 14 Februari 1966, IAID dinegerikan dan berubah nama menjadi Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel di Jember.
Kata Prof Hepni, dalam proses perubahan tersebut, IAID didampingi oleh IAIN Sunan Kalijaga (Suka) Yogyakarta.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“IAIN Yogya menjadi mentor yang menuntun kami pada kedewasaan,” terangnya.
Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel di Jember terus menggeliat. Dan pendampingan juga berubah: dari UIN Suka Yogyakarta ke IAIN Sunan Ampel Surabaya. Sekarang IAIN Suka sudah menjadi UIN Suka, dan IAIN Sunam Ampel menjadi UINSA Surabaya.
“Jadi UIN Suka adalah kakek kami di dalam kedewasaan PTKIN dan UINSA adalah bapak kami. Maka saya senang sekali apabila perwakilan UIN Suka hari ini hadir (di Jember) untuk kemudian melihat cucunya,” urainya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Lalu, berdasarkan Instruksi Presiden RI Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel berubah menjadi Sekolah Tinggi Agama islam (STAIN) Jember. Beberapa tahun kemudian, STAIN Jember berhasil berubah status menjadi IAIN Jember.
“Dan Alhamdulillah sejak tanggal 11 Mei 2021 IAIN Jember bertransformasi menjadi UIN KHAS Jember sebagai puncaknya,” jelasnya.
Adalah sunnatullah bahwa sesuatu itu dimulai dari yang sederhana dan kecil. Pelan-pelan UIN KHAS Jember terus menggeliat menapak kemajuan.
“Mudah-mudahan dengan dinamika yang terus terjadi dengan dampingan banyak pihak, UIN KHAS Jember segera mencapai kejayaannya,” kata Prof Hepni.
Akreditasi unggul adalah salah satu indikator penting bagi kejayaan sebuah perguruan tinggi. Dengan segala daya dan upaya, UIN KHAS Jember berikhtiar untuk menggapai akreditasi unggul. Di sisi lain, UIN KHAS Jember terus berpacu dengan waktu untuk mengembangkan diri dengan menetapkan Dasacita selama periode 2024-2027.
“Yakni 10 target prioritas. Kami bertekad untuk mencapainya sesuai dengan visi kami: menjadi perguruan tinggi Islam terkemuka di Asia Tenggara pada tahun 2025,” pungkasnya.
UIN KHAS Jember menjalani akreditasi sejak tanggal 31 Juli 2024, dan berakhir hari ini, Jumat tanggal 2 Agustus 2024. Terkait hasil akreditasi akan ditentukan 10 hingga 15 kemudian.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND