• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Tapal Kuda

Prof Harisudin Jelaskan Tingkatan Tertinggi saat Sedekah

Prof Harisudin Jelaskan Tingkatan Tertinggi saat Sedekah
Kiai Prof M Noor Harisudin saat menyampaikan materi pada seminar dan bedah buku. (Foto: NOJ/Ist)
Kiai Prof M Noor Harisudin saat menyampaikan materi pada seminar dan bedah buku. (Foto: NOJ/Ist)

Jember, NU Online Jatim
Kiai Prof M Noor Harisudin mengatakan bahwa bersedekah menjadi bagian penting dalam kehidupan. Banyak manfaat yang didapatkan ketika seseorang berkenan mengeluarkan sedekah.


Hal tersebut disampaikan pada seminar nasional dan bedah buku ‘Bersedekahlah, Anda akan Kaya dan Hidup Berkah’. Kegiatan diselenggarakan Pondok Pesantren Darul Hikam bersama Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Jember. Kegiatan dipusatkan di Masjid Raudlatul Muchlisin, Ahad (17/04/2022).


Pengasuh Pesantren Darul Hikam Mangli, Jember itu mengatakan bahwa buku yang tulis memang tidak banyak memasukkan dalil Al-Qur'an dan hadits tetapi lebih kepada cerita nyata berdasarkan fakta di lapangan. Tidak memakai metode analis teks, tetapi melibatkan sumber primer atau orangnya secara langsung. 


“Cerita yang saya tulis dalam buku ini terinspirasi dari pengalaman saya dan teman-teman,” katanya. 


Dicontohkan Hobri (almarhum), dosen FKIP Niversitas Jember yang setiap tahunnya selalu berkurban sapi dan dagingnya diolah kemudian dibagikan kepada tetangga. Ada juga Yanuar yang senang membagikan nasi kepada para penjual. Akibat bersedekah, impian mempunyai anak setelah menunggu bertahun-tahun terkabulkan.


Prof Harisudin yang juga Dekan Fakultas Syariah UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember ini menambahkan bahwa, tingkatkan tertinggi bersedekah adalah tidak mengharapkan apapun alias berharap ridha.


“Ada tingkatan awam, ada tingkatan ikhlas dan ridla,” katanya. 


Kalau awam, sedekah dengan banyak maksud dan tujuan seperti yang ditulis dalam buku ini. Kalau tingkatan ikhlas, sudah berupaya melakukan sedekah dengan tulus ikhlas. 


“Kalau tingkatan ridha, bersedekah hanya untuk mendapat ridha-Nya,” ungkap A’wan Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jember ini.     


Menjawab pertanyaan peserta yakni bersedekah tapi masih belum ikhlas, maka dirinya memberikan penjelasan.


”Yang terpenting di dalam sedekah itu berusaha untuk ikhlas, meski bagi orang awam hal seperti itu sangat sulit. Tidak apa-apa. Sedekah masih belum ikhlas. Kata Imam al-Ghazali, nanti dalam perjalanan akan ada perubahan,” ujar Director of World Moslem Studies Center Bekasi ini.


Sementara itu, Sigit Laksmono Bimantoro sebagai narasumber pembanding mengatakan bahwa buku ini sangatlah menarik. Jika dilihat dari isinya, memaparkan beberapa kisah nyata orang yang telah membuktikan keajaiban sedekah.


“Buku ini disampaikan dengan gaya bercerita, sehingga sangat mudah dipahami. Kata-katanya juga sederhana namun penuh makna membuat pembaca mudah larut didalamnya,” ungkap Sigit.
Dirinya juga membagikan prinsip dan tips bersedekah.


“Prinsip bersedekah ada tiga yaitu punya, bawa dan ikhlas. Jadi jika ingin bersedekah langsung ambil uang dan sisihkan berikan kepada orang yang membutuhkan jangan berpikir panjang,” ungkapnya.


Sedekah adalah sesuatu pekerjaan yang mulia, tidak ada alasan tidak bersedekah karena tidak punya uang, karena sedekah bisa dilakukan menggunakan bahasa seperti senyuman.
Dirinya membuka cerita bahwa merasakan berkah dari melakukan sedekah. Karena pada tahun 2010 anaknya sakit demam dan tidak punya uang untuk ke dokter. Tetapi kala itu punya uang 10 ribu. Melihat orang jualan meja dari pagi sampai siang belum laku, akhirnya 10 ribu tadi diberikan ke penjual dan meminta doakan anaknya supaya sembuh. 


“Satu jam kemudian ditelpon istri memberi tahu kalau demam anak saya sudah turun,” ungkap aktivis di Jember Entrepreneur Community itu. 
 

Seminar dan bedah buku diikuti ratusan peserta terdiri dari IPNU-IPPNU, mahasiswa, mahasantri, jamaah masjid Raudlatul Muhlisin dan masyarakat sekitar. 

 

Penulis: Ekik Filang Pradana dan Erni Fitriani


Tapal Kuda Terbaru