Pendidikan

Hadirkan Pakar Jepang, Unusa Kenalkan Modul Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Kamis, 10 Juli 2025 | 18:00 WIB

Hadirkan Pakar Jepang, Unusa Kenalkan Modul Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Penyerahan cinderamata kepada Pakar Anak Berkebutuhan Khusus, Ukai Saito, dari Unusa. (Foto: NOJ/ Dok. Humas Unusa)

Surabaya, NU Online Jatim

Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menggandeng Tasuc Corporation Jepang, dalam Kuliah Pakar untuk mengenalkan modul Japanese Seven Key Points (J*sKeps) bagi pendidikan berkebutuhan khusus kepada mahasiswa. Kegiatan ini dipusatkan di Auditorium Lantai 9 Unusa Tower, Rabu (09/07/2025). 

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Rektor Unusa, Prof Achmad Jazidie MEng, mengatakan bahwa problema sekolah inklusi di Indonesia masih belum menemukan ujungnya. Memberikan pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus memiliki cara dan tahap yang berbeda dari anak pada umumnya. 

 

“Kita perlu menghormati anak-anak berkebutuhan khusus. Dan penting bagi kita tau cara berkomunikasi dengan anak-anak berkebutuhan khusus,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (10/07/2025).

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Pakar pendidikan anak berkebutuhan khusus Tasuc Corporation, Ukai Saito, menjelaskan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus di Indonesia masih belum maksimal, ada bagian yang terlewatkan, sehingga orang dewasa yang ada disekitar anak tersebut belum bisa memahaminya. Menurutnya kondisi ini juga sudah pernah dialami Jepang puluhan tahun lalu.

 

“Saya ingin berbagi ilmu kepada teman-teman di Indonesia mengenai pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus, saya yakin Indonesia juga punya komitmen yang sama dengan Jepang dalam hal ini,” ungkapnya.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Ia menjelaskan jika anak-anak berkebutuhan khusus ini rentan mengalami diskriminasi, yang membuat mereka kehilangan kepercayaan diri. Untuk meningkatkan hasrat hidup mereka, perlu dilakukan beberapa tahap dengan memberi mereka keyakinan, pemahaman juga pengetahuan, hingga pengalaman. 

 

“Tahap kedua itu paling penting, karena memberikan pemahaman. Ketika mengetahui dan memahami anak berkebutuhan khusus, maka diskriminasi itu bisa berkurang,” jelasnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Peran orang tua dalam mengetahui dan memahami anak mereka yang berkebutuhan khusus itu begitu penting. Ketika orang tua bisa memahami kondisi anak mereka, maka dukungan rehabilitasi pada anak bisa dilakukan secara tepat. Untuk mengetahui kondisi anak perlu dilakukan asesmen. Ukai membeberkan bahwa asesmen yang dilakukan Tasuc berbeda dengan pada umumnya. 

 

“Asesmen milik Tasuc itu lebih dinamis, sedangkan umumnya konvensional,” tutur Ukai.

 

Menurut Ukai, asesmen dinamis ini melangkah lebih jauh dengan mengetahui apa yang harus dilakukan. Sedangkan asesmen konvensional hanya terbatas pada diagnosa anak. Poin penting dalam modul J*sKeps adalah pengulangan, dengan melakukan penilaian pada asesmen ini dalam jangka waktu satu tahun. 

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

“Asesmen dinamis ini sudah diterapkan oleh Amerika bahkan Inggris,” ujar Ukai di hadapan mahasiswa Unusa. 

 

Dalam kesempatan itu, Ukai tidak hanya berbagi ilmu, Ukai juga mengajarkan para peserta kuliah pakar cara menghadapi anak berkebutuhan khusus, hingga alat-alat yang digunakan untuk mengajari mereka belajar.

 

Berdasarkan penelitian oleh para ahli di Jepang, anak-anak berkebutuhan khusus seperti ASD, ADHD, hingga gangguan perkembangan otak ini mengalami penuaan fisik lebih cepat dari anak pada umumnya, mulai dari usia 40 tahun. 

 

“Umumnya, kondisi penuaan fisik turun drastis terjadi saat usia 75 tahun. Kondisi ini membuat orang tua di Jepang merasa khawatir akan kondisi yang akan datang, hingga memutuskan untuk mengakhiri hidup dengan anak mereka yang berkebutuhan khusus,” kata Ukai.

 

Akan tetapi kondisi itu sudah terlewati oleh Jepang, dan Ukai tidak ingin ini terjadi di negara-negara lain. “Pasalnya jika Indonesia tidak serius dalam memikirkan pendidikan anak berkebutuhan khusus, tidak menutup kemungkinan kondisi ini bisa terjadi di Indonesia,” pungkasnya. 

ADVERTISEMENT BY ANYMIND