Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network

Pendidikan

Kreatif, Mahasiswa Unisma Berkarya Lewat Cerita Fiksi

Taufik Juang Dwiadi, mahasiswa Unisma berkarya lewat cerita fiksi. (Foto: NOJ/Times Indonesia)

Malang, NU Online Jatim
Universitas Islam Malang (Unisma) merupakan universitas terbaik di tingkat Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) yang mempunyai visi menjadi universitas unggul bertaraf Internasional, berorientasi masa depan dalam Ilmu Pengetahuan Tehnologi dan Seni (IPTEKS) dan budaya, untuk kemaslahatan umat yang berakhlakul karimah, berlandaskan Islam Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).


Untuk mewujudkan visi tersebut, salah satu strategi Unisma adalah memberikan ruang gerak yang luas dan fleksibel dalam mewadahi kreatifitas dan inovasi seluruh sivitas akademika termasuk mahasiswa.


Berbagai bidang kemahasiswaan yang tersedia diantaranya bidang pengembangan penalaran dan kreativitas, bidang kesejahteraan dan kewirausahaan, bidang minat, bakat, dan organisasi kemahasiswaan, bidang penyelarasan dan pengembangan karir, bidang pengembangan mental spiritual kebangsaan, bidang internasionalisasi, dan bidang pemberdayaan alumni.


Di samping itu, juga terdapat berbagai organisasi mahasiswa (Ormawa) pada tingkatan-tingkatan tertentu, seperti tingkat universitas, fakultas, maupun prodi.


Salah satu karya kreatifitas mahasiswa Unisma adalah cerita bersambung fiksi yang berjudul ‘hitam putihnya penjara melalui media online Dignity and Grace pada kolom Ruang Jaga’. Karya tersebut ditulis secara mandiri oleh mahasiswa Taufik Juang Dwiadi, Jurusan Teknik Mesin Unisma dengan NPM 210801052134.


Tulisan ini merupakan salah satu perwujudan kontribusi mahasiswa dalam pengembangan IPTEKS. Karya tersebut menceritakan mengenai kisah pencarian jati diri maupun perjalanan cinta seseorang yang dilanda kesulitan dari beragam sisi.


Bertemakan kehidupan dalam suatu bentuk penjara, mereka beradu dengan beragam ideologi masing-masing untuk mempertahankan dirinya sebagai bagian dari pemetaan akhlak. Mana yang bertahan maupun yang tidak bertahan. Apa yang membuat seseorang merasa terbebaskan ataupun mana yang teraniaya.


Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa cerita tersebut diangkat dari masalah pribadi masing-masing dalam mencapai tujuannya yang dibawakan pada latar penjara. Dalam kesehariannya, masing-masing memiliki keunikan tersendiri yang disajikan dalam pandangan yang khas terlibat dalam alur naskah.


Masing-masing memiliki cerita bersambung yang unik dan penuh intrik melalui narasi dari lakon. Untuk akhirnya pada cerita bersambung itu sendiri memuat suatu ringkasan tentang alasan dan sebab akibat mengapa seseorang merasakan hitam putihnya penjara.

Moch Rofii Boenawi
Editor: Yulia Novita Hanum

Artikel Terkait