Prof Haris Sebut Islam Sangat Mendukung dengan Tradisi di Jepang
Rabu, 5 Maret 2025 | 14:00 WIB

Prof. Dr. KH. M Noor Harisudin di depan puluhan Pekerja Migran Indonesia (PMI) Merah Putih. (Foto: NOJ/yayasandarulhikam.com)
Jember, NU Online Jatim
Direktur World Moslem Studies Center, Prof. Dr. KH. M Noor Harisudin mengatakan, Islam sangat support atau mendukung dengan tradisi di Jepang, salah satunya, ajaran Islam yang tidak mengganggu orang lain.
“Kalau di Jepang, orang tidak boleh mengganggu orang lain, maka Islam juga mengajarkan hal yang sama. Berdasarkan sabda Rasulullah SAW: La dlarara walaa dliraara,“ ujarnya di depan puluhan Pekerja Migran Indonesia (PMI) Merah Putih dan Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang, Kiai Ahmad Ghazali, Ph.D, Senin (03/03/2025).
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Wakil Sekretaris PWNU Jawa Timur menerangkan, la dlarara berarti Islam melarang orang untuk melakukan sesuatu yang membahayakan atau merusak diri sendiri.
“Minum arak, konsumsi ganja, makan racun, dan sebagainya adalah perbuatan yang membahayakan diri sendiri. Harakiri atau bunuh diri termasuk perbuatan yang membahayakan dan merusak diri sendiri,” terang Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian, dan Pelatihan MUI Jawa Timur tersebut.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Sementara wala dliraara berarti Islam melarang untuk melakukan sesuatu yang membahayakan dan juga merugikan orang lain. Ia menyebut, orang lain harus dihargai, Islam melarang orang untuk berbuat jahat yang membahayakan dan merugikan pada orang lain, termasuk pada non-muslim sekalipun.
“Ini yang saya sebut Islam support dengan tradisi Jepang,” ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam Jember ini.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Di sisi lain, Islam mendorong kohesi sosial terjadi di antara umat Islam. Sesama Muslim tidak boleh menyakiti. “Rasulullah SAW bersabda: Al muslimu man salimal muslimuun min lisaanihi wayadihi. Seorang Muslim sejati adalah mereka yang lisan dan tangannya tidak mengganggu sesama muslim,” jelas aktivis Islamic Global Community tersebut.
Oleh karena itu, internal umat Islam di negara sakura harus kuat. Persatuan adalah hal penting dan utama. Di samping itu, umat Islam harus mengintegrasikan pada budaya dan kepentingan nasional negara Jepang tersebut. Tentu ada catatannya selama tidak bertentangan dengan syariat Islam.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
ADVERTISEMENT BY ANYMIND