Alkisah, ada seorang kekasih Allah yang bermimpi melihat orang-orang keluar dari kuburan sambil berebut memunguti sesuatu. Tapi ia heran, karena ada seorang laki-laki tua yang nampak duduk tenang.
Lalu sang wali ini bertanya kepada laki-laki tadi mengapa hanya duduk tenang sementara yang lain berebut? Si laki-laki tadi menjawab, karena setiap hari anaknya rajin mengirim kebaikan.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
“Setiap hari anakku tak henti menghadiahi bacaan Fatihah dan khataman Al-Qur'an,” jawabnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Karena penasaran, sang wali menanyakan di mana sang anak tinggal.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
“Ia berjualan di pasar,” jawabnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Untuk membuktikan mimpinya, sang wali ini melakukan investigasi ke pasar. Dan benar saja, di pojokan pasar ada seorang pemuda yang berjualan sambil mengaji.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Hari berlalu, kemudian sang wali bermimpi lagi. Orang-orang keluar dari kuburan sambil berebut sesuatu. Bedanya, ia tak lagi melihat laki-laki tua duduk tenang. Melainkan ikut berebut memungut sesuatu bersama yang lain.
Lalu sang wali bertanya pada lelaki tua tadi.
“Mengapa sekarang kau tidak duduk tenang seperti dulu, melainkan ikut berebut?”
Dengan wajah sedih, dirinya menjawab bahwa mulai saat ini tidak ada lagi yang menghadiahi bacaan Al-Qur’an seperti dulu.
“Mengapa?” tanya sang wali.
“Karena anakku sudah tak ada lagi di dunia,” jawabnya.
Lalu sang wali datang ke pasar untuk membuktikan mimpinya. Ia tak menemukan lagi pemuda di pojokan pasar itu. Ternyata benar saja, pemuda itu sudah meninggal dunia.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND