Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network

Rehat

Mengapa Puasa Syawal Dianjurkan? Berikut Cerita Kedahsyatannya

Sempatkan melaksanakan puasa sunah Syawal. (Foto: NOJ/Syaifullah)

Saat memasuki bulan Syawal, umat Islam disarankan untuk melaksanakan puasa Syawal. Yakni puasa selama 6 hari di bulan tersebut, baik dilakukan secara terus menerus, maupun dengan berselang. Cerita berikut ini memberikan penjelasan bahwa puasa Syawal memiliki keistimewaan bagi mereka yang menjalankannya.


Sufyan ats-Tsuri yang bermukim di Makkah selama 3 tahun, dan suatu hari menyaksikan seorang pria penduduk setempat mengunjungi Masjidil Haram. Pria ini melaksanakan tawaf, shakat 2 rakaat, lantas mengucapkan salam kepada ulama kelahiran Kufah itu, sebelum akhirnya pulang ke rumahnya.


Peristiwa yang ternyata rutin terjadi saban siang tersebut, membuat Sufyan menaruh rasa kagum dan simpati kepadanya. Sufyan pun berulang kali mendatanginya hingga suatu saat pria ahli ibadah tersebut jatuh sakit dan seperti hendak menemui ajal.


Ia pun memanggil Sufyan ats-Tsauri dan berwasiat: “Apabila aku mati, mandikanlah aku dengan tanganmu sendiri, shalatkan, lalu kuburkan. Dan jangan kau tinggalkan aku sendirian di kuburan malam itu. Bacakan talqîn (tuntunlah) aku tentang tauhid dalam menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir.”


Sufyan yang bernama lengkap Sufyan bin Sa'id bin Masruq bin Habib bin Rafi' bin Abdillah dikenal tak hanya sebagai ulama yang berpengetahuan sangat luas, tapi juga pribadi yang wara’, zuhud, dan teguh dalam memegang janji. Dan Sufyan mengiyakan semua pesan yang disampaikan sahabat karibnya tersebut.


Ketika pria ahli ibadah itu wafat, Sufyan mulai melaksanakan wasiat satu per satu, termasuk rela bermalam di sebelah kuburan sang sahabat. Dalam kesunyian itulah, ia memperoleh pengalaman spiritual yang tak disangka-sangka.


Menurut penuturan Sufyan ats-Tsauri sendiri sebagaimana direkam kitab An-Nawâdir karya Ahmad Syihabuddin al-Qalyubi, kala itu antara tidur dan terjaga, Sufyan tiba-tiba mendengar suara asing dari atas:


“Wahai Sufyan, pria ini tak membutuhkan penjagaanmu, talqînmu, juga hiburanmu. Kamilah yang akan menghibur dan menuntunnya.”


“Dengan apa?”


“Dengan puasa Ramadhan yang disambung puasa 6 hari pada bulan Syawal,” jelas suara itu.


Sufyan bangun, membuka mata dan tak ia dapati siapa pun di sekelilingnya. Ia berwudhu lalu menunaikan shalat. Saat tidur kembali, suara itu hadir lagi. Begitu seterusnya sampai berulang 3 kali.

 

Artikel diambil dariSufyan ats-Tsauri, Puasa Syawal, dan Suara Ghaib di Kuburan


Sufyan pun mantap bahwa apa yang ia alami berasal dari Allah, bukan dari setan. Ia lantas meninggalkan kuburan pria ahli ibadah tersebut dengan tenang dan berdoa: “Allâhumma waffiqnî li shiyâmi dzâlik bi mannika wa karamika, âmîn (Ya Allah, berikanlah aku taufiq untuk menjalankan puasa itu atas anugerah dan kemuliaan-Mu, amin).”


Senyampang berada di pekan pertama bulan Syawal, maka hendaknya umat Islam menyempatkan untuk melaksanakan puasa Syawal selama 6 hari. Bisa dilakukan secara berturut-turut, maupun dengan berselingan. Prinsipnya dapat melaksanakan puasa Syawal selama 6 hari tersebut  lantaran memiliki aneka keutamaan.

Mahbib Khairon
Editor: Syaifullah

Artikel Terkait