Santri SMA Nuris Jember Raih Juara Lomba Santri Menulis 2024
Rabu, 31 Juli 2024 | 12:00 WIB

Rhamdan Adi Putra, siswa kelas XII IPA 1 SMA Nuris Jember sekaligus santri di Pondok Pesantren Nuris. (Foto: NOJ/ISt)
Jember, NU Online Jatim
Pondok pesantren bukan hanya tentang membaca kitab kuning, mengaji dan sebagainya. Namun prestasi di bidang ilmu umum juga perlu. Paling tidak, apa yang telah dicapai oleh Rhamdan Adi Putra ini menjadi bukti betapa jangkauan prestasi kaum sarungan sudah begitu jauh. Rama, sapaan akrabnya adalah siswa kelas XII IPA 1 SMA Nuris Jember sekaligus santri di Pondok Pesantren Nuris.
Rama berhasil menyabet juara 1 lomba santri menulis provinsi Jawa Timur tahun 2024 dengan puisi berjudul ‘Santri dan Bait Layang-Layang Penerima Rintih Angin Rindu’. Lomba tersebut digelar oleh Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember tanggal 21 Juli 2024.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Karya puisi Rama tersebut mengisahkan ketabahan dan keteguhan santri dalam mengarungi belantara kehidupan. Rama menggambarkan layang-layang sebagai analogi sosok santri.
Menurutnya, layang-layang harus kuat diterpa angin sekencang apapun. Angin bukan sebagai ancaman bagi layang-layang. Bahkan agar bisa terbang tinggi, layang-layang memang membutuhkan tiupan angin yang kencang.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Namun tali layang-layang harus kuat. Sebab semakin keras tiupan angin semakin berat beban tali layang-layang. Bahkan bisa-bisa talinya putus, dan layang-layang akan terbang entah kemana, akhirnya hilang,” ujarnya.
Ia menyebut, puisi itu memberi pesan agar santri harus kuat dan kokoh pegangannya dalam mengarungi kehidupan ini. Pegangan tersebut adalah agama. Rama mengakui bahwa prestasi yang diraihnya tak lepas dari dukungan guru, pesantren, dan komunitas sastra santri di Pondok Pesantren Nuris Jember selama ini.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
“Saya banyak mendapat pengetahuan tentang bagaimana menikmati dunia sastra, termasuk bagaimana memulai kreativitas dalam mengungkapkan gagasan factual,” terangnya.
Bagi dirinya ini menjadi pengalaman yang sangat mengesankan. Sebab, ia juga bisa berkenalan dengan penulis puisi hebat dari pesantren lainnya seperti dari Denanyar Jombang, dan Blokagung Banyuwangi.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Atas raihan prestasi tersebut, Rama berhak menerima piala, piagam juara, dan uang pembinaan sebesar Rp1.500.000.
Sementara itu, pengasuh sekaligus Kepala SMA Nuris Jember, Gus Robith Qoshidi berharap agar literasi pesantren dengan gagasan-gagasan yang aktual dan faktual, apalagi saat ini degradasi moral sudah cukup parah.
“Sudah saatnya santri ambil peran, paling tidak melalui karya-karya kreatifnya dalam menggaungkan bahasa zaman sekarang,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
ADVERTISEMENT BY ANYMIND