• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Jujugan

Es Setrup Cao Hitam Madura, Hidangan Buka Puasa

Es Setrup Cao Hitam Madura, Hidangan Buka Puasa
Es Setrup Cao Hitam. (Foto: NOJ/ Firdausi)
Es Setrup Cao Hitam. (Foto: NOJ/ Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim 
Di bulan Ramadhan, permintaan cao atau cincau semakin meningkat. Karena cao merupakan teman atau menu hidangan favorit warga Madura saat menunggu bedug Maghrib berbunyi. 
 

Hj Rukayyah mengatakan, es setrup cao hitam sangat diminati oleh keluarganya setiap bulan Ramadhan. "Kami kurang tahu kapan es ini dikenal, setahu kami cao merupakan kuliner Tiongkok hingga menjadi menu andalan warga pesisir," ujarnya saat dikonfirmasi NU Online Jatim, Ahad (03/04/2022) di Dusun Pesisir, Desa Prenduan, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep. 
 

Untuk mendapatkannya, cao bisa dijumpai di pasar-pasar tradisional. "Harganya murah, cukup Rp2 ribu saja, kita bisa bawa pulang cao hitam itu," terangnya. 
 

Sebelum adzan Maghrib berkumandang, dirinya terbiasa menyajikan menu tradisional itu bersama aneka makanan lainnya.
 

"Cao dipotong kecil-kecil hingga berbentuk kotak-kotak, bersihkan pakai air, tuang cao hitam ke dalam gelas, tuangkan air dingin, beri setrup merah, tambahkan es batu secukupnya," terangnya. 
 

Dirinya mengatakan, cara membuat setrup sangat mudah. "Tuangkan gula pasir ke dalam panci, 1 kilogram dapat 1 liter setrup. Berikan pewarna makanan, tuangkan air putih, rebus hingga mendidih, kemudian dinginkan dan salin ke botol kosong," jelasnya. 
 

Cao Hitam
​​​​​​​Di kesempatan yang berbeda, Eko Wahyudi menyatakan bahwa cao hitam memiliki khasiat. Yakni, menurunkan suhu tubuh, panas dalam, melancarkan pencernaan, dan menurunkan hipertensi atau tekanan darah tinggi. 
 

Untuk membuat atau memproduksi cao hitam, lanjutnya, dibutuhkan daun dan ranting cincau yang sudah kering serta dibersihkan. 
 

"Daun tersebut direbus selama 2 sampai 3 jam dengan api yang besar. Tambahkan tepung tapioka. Jika mendidih, olahan tersebut menghasilkan larutan yang berwarna hitam," ungkap Eko, penjual cao di Dusun Aeng Soka, Desa Pragaan Laok, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep tersebut. 
 

Larutan itu, sambungnya, disaring dan pisahkan daun serta ampas, lalu dinginkan. Kemudian olahan tersebut berubah menjadi cao hitam yang memiliki tekstur kenyal dan lembut. 
 

"Cao hitam mengandung 98 persen air; 2 persennya mengandung mineral, karbohidrat dan vitamin. Alhamdulillah, di bulan Ramadhan ini, cao yang kami jual laris manis," pungkasnya. 


Editor:

Jujugan Terbaru