• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Khutbah

Khutbah Jumat Bulan Syawal: Bersyukur atas Aneka Nikmat dengan Berbagi

Khutbah Jumat Bulan Syawal: Bersyukur atas Aneka Nikmat dengan Berbagi
Umat Islam hendaknya meningkatkan syukur dan berbagi atas nikmat yang diterima. (Foto: NOJ/Syaifullah)
Umat Islam hendaknya meningkatkan syukur dan berbagi atas nikmat yang diterima. (Foto: NOJ/Syaifullah)

Manusia begitu banyak menerima kurnia dari Allah SWT. Saking banyaknya, tidak mampu untuk menghitung. Karenanya, manusia utamanya seorang muslim harus menjadikan aneka kurnia tersebut sebagai sarana untuk berbagi kepada kalangan lain.

Allah SWT juga sudah menjamin bahwa mereka yang memberikan sebagian hartanya untuk kalangan yang membutuhkan tidak justru berkurang, melainkan bertambah. Hal ini hendaknya tertanam dalam diri setiap muslim.

Naskah khutbah silakan untuk disebar dan digandakan. Semoga menjadi tambahan kebaikan bagi kita. (Redaksi)

 

Khutbah I

 

الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ


وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ


أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ  صَادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْنُ


أَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

 

Hadirin Jamaah Jumat yang Berbahagia

Hadir di tempat mulia dan di hari istimewa seperti yang kita lakukan saat ini adalah nikmat yang demikian mahal. Karena tidak sedikit mereka yang menerima kesehatan namun gagal berkumpul di sini. Demikian pula mereka yang diberikan kesempatan, tapi ternyata kesehatannya terganggu akhirnya tidak bisa melaksanakan kewajiban shalat Jumat berjamaah. Oleh sebab itu, mari kita syukuri aneka kurnia yang telah diterima dengan meningkatkan takwallah. Takwa itu sendiri adalah:

 

  امْتِثَالُ أَوَامِرِ اللهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ سِرًّا وَعَلَانِيَّةً ظَاهِرًا وَبَاطِنًا

 

Artinmya: Kita mengerjakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya, baik dalam suasana sunyi maupun ramai, dalam dhahir maupun dalam batin.  

 

Jamaah yang Berbahagia

Pada momentum mulia kali ini juga, mari kita senantiasa meningkatkan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberi karunia hidup dan nikmat rezeki yang tidak bisa dihitung satu per satu. Rasa syukur ini merupakan satu bentuk tahu diri dan terima kasih kepada Allah sekaligus akan semakin menguatkan kesadaran bahwa hanya Allah SWT lah sang pemberi rezeki dan dzat yang paling kuasa atas kehidupan kita selama di dunia ini. Semua yang kita miliki di dunia ini sejatinya adalah titipan yang sewaktu saat akan diambil oleh sang pemilik yang hakiki dan abadi yakni Allah SWT.  

 

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Syukur ini tidak hanya diwujudkan melalui ucapan kata-kata saja. Namun lebih dari itu, harus mampu kita wujudkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Karena memang sudah menjadi tuntunan agama Islam agar umatnya mewujudkan syukur dengan tiga hal yakni syukur bil janan yakni syukur dalam hati, syukur bil lisan atau syukur dengan ucapan, serta syukur bil arkan yaitu syukur dengan tindakan.


Kita tak boleh menjadi insan yang kufur terhadap nikmat nyata yang telah dianugerahkan-Nya. Allah pun telah mengingatkan kita dalam Al-Qur’an surat Ar-Rahman melalui sebuah ayat yang diulang-ulang sebanyak 31 kali agar kita tidak ingkar kepada nikmatnya yang agung. Ayat tersebut adalah:  


 فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ


Artinya: Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?  

 

Jamaah yang Mulia

Di antara wujud syukur bil arkan atau syukur dalam tindakan bisa kita lakukan dengan cara berbagi nikmat yang didapatkan kepada orang atau pihak lain. Seperti saat kita bahagia mendapatkan nikmat rezeki berupa harta benda, kita bisa mengambil sebagian dari rezeki tersebut untuk kemudian diberikan kepada orang lain. Langkah ini tentu akan membuat orang lain bahagia dan juga akan semakin menjadikan kita bertambah lebih bahagia lagi.  

 

Kita pun sebenarnya tidak perlu khawatir jika berbagi rezeki dengan orang lain, rezeki kita akan berkurang. Kita perlu sadari bahwa rezeki bukanlah matematika yang secara logika bahwa satu dikurangi satu adalah nol. Namun justru sebaliknya, rezeki adalah kehendak Allah semata yang terkadang kita alami sendiri sehingga bisa jadi satu dikurangi satu bisa menjadi 11. Rasulullah SAW pun telah bersabda yang diriwayatkan HR Muslim:

 

   مَا نَقَصَ مَالُ مِنْ صَدَقَةٍ

 

Artinya: Harta tidak berkurang karena bersedekah.  

 

Dalam hadits lain disebutkan:

 

    مَا أَحْسَنَ عَبْدٌ الصَّدَقَةَ إِلَّا أَحْسَنَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ الْخِلَافَةَ عَلَى تِرْكَتِهِ

 

Artinya: Tidaklah seorang hamba memperbaiki sedekahnya kecuali Allah memperbaiki pengganti atas harta tinggalannya. (HR Ibnu al-Mubarak).  

 

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Kekhawatiran berkurangnya rezeki, jika dibagikan pada orang lain, tentu sangat tidak beralasan. Hal ini karena Allah SWT pun telah menyebutkan dalam Al-Qur’an bahwa rezeki yang diberikan bukan hanya dari kita bekerja saja. Allah memberi rezeki kepada siapa saja yang dikehendaki dari jalan yang tidak disangka-sangka. Sebagaimana disebutkan dalam surat At-Thalaq ayat 3:

 

   وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

 

Artinya : Dan Dia (Allah) memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.  

 

Ayat ini menjadi pegangan untuk menghilangkan kekhawatiran tentang rezeki di dunia. Allah lah sejatinya yang memiliki skenario rezeki dalam hidup kita. Manusia tetap diperintahkan untuk berusaha dan kemudian menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT. Hasil yang didapatkan pun sejatinya bukan melulu karena hasil kerja keras kita. Semua itu sejatinya adalah kehendak dari Allah SWT. Buktinya bisa kita lihat dan amati bersama dalam kehidupan nyata. Terkadang kita melihat ada orang yang bekerja keras, siang malam, pergi pagi, pulang sore, namun hasil yang didapatkan masih kalah dengan seseorang yang terlihat santai dalam bekerja. Ini merupakan bukti bahwa rezeki adalah hak prerogatif Allah SWT.  

  

Jamaah Jumat yang Dirahmati Allah SWT

Dalam ayat lain dalam Al-Qur’an, Allah SWT juga sudah menegaskan bahwa jika kita memiliki harta dan menginfakkannya, terlebih infak di jalan Allah, maka akan diganti oleh Allah dengan berlipat ganda. Hal ini termaktub dalam surat Al-Baqarah ayat 261 sebagai berikut:

 

   مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

 

Artinya : Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.  

 

Karena itu, di penghujung khutbah ini, mari kita budayakan untuk saling berbagi, bersedekah, dan berinfak dari rezeki yang telah Allah berikan agar kita senantiasa mendapatkan keberkahan. Sekali lagi, jangan khawatir untuk berbagi karena hakikat memberi adalah menerima.

 

   بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْاٰنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ، وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Khutbah II

 

    اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْإِيْمَانِ وَالْإِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ


أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ


أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: اِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا  اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ  وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ أََصْحَابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعِيْنَ وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِهِمْ إِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ


اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْأَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ


عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ

 

H Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung


Editor:

Khutbah Terbaru