Khutbah

Khutbah Jumat: Menyiapkan Bekal Ibadah Haji di Tanah Suci

Kamis, 25 April 2024 | 17:00 WIB

Khutbah Jumat: Menyiapkan Bekal Ibadah Haji di Tanah Suci

Menyiapkan bekal ibadah haji di Tanah Suci. (Foto: NOJ/ ISt)

Naskah Khutbah Jumat ini memberikan pesan kepada calon jamaah haji yang sebentar lagi akan berangkat ke Tanah Suci menunaikan rukun Islam kelima. Bahwa, dalam melaksanakan ibadah haji diperlukan sejumlah persiapan dan bekal yang cukup.

 

Bekal tersebut meliputi ilmu, mental, kondisi fisik, dan finansial yang cukup. Kesemuanya itu setidaknya dimiliki oleh para jamaah haji. Aspek fisik penting karena haji merupakan salah satu ibadah yang menekankan faktor fisik, terutama untuk memperoleh keutamaan haji.

 

Silakan naskah khutbah Jumat ini dibagi dan digandakan sebagai sarana saling mengingatkan dalam kebaikan. Demikian pula selaku media tambahan jariyah yang manfaatnya akan dapat dirasakan kelak. (Redaksi)

 

Khutbah I

Ų§Ł„Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ للهِ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŁ„ŁŁƒŁ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŽŁŠŁ‘ŁŽŲ§Ł†ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł…Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲÆŁ Ų¹ŁŽŲÆŁ’Ł†ŁŽŲ§Ł†ŁŽŲŒ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِهِ ŁˆŁŽŲµŁŽŲ­Ł’ŲØŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŠŁ’Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ł…ŁŽŲ±ŁŁ‘ Ų§Ł„Ų²Ł‘ŁŽŁ…ŁŽŲ§Ł†ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„Ł‘ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ„Ł‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŁ†ŁŽŁ€Ų²Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„Ł’Ų¬ŁŲ³Ł’Ł…ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų¬ŁŁ‡ŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų²Ł‘ŁŽŁ…ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŽŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’ ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ų®ŁŁ„ŁŁ‚ŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’Ų¢Ł†ŁŽ

 

Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŲŒ Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­Ł’Ł…Ł°Ł†ŁŲŒ ŁŁŽŲ„Ł†ŁŁ‘ŁŠ Ų£ŁŁˆŁ’ŲµŁŁŠŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁŠ ŲØŁŲŖŁŽŁ‚Ł’ŁˆŁŽŁ‰ اللهِ Ų§Ł„Ł…ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§Ł†ŁŲŒ Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŽŲ§Ų¦ŁŁ„Ł فِي ŁƒŁŲŖŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’Ų¢Ł†Ł: ŁŁŁŠŁ‡Ł Ų¢ŁŠŁŽŲ§ŲŖŁŒ ŲØŁŽŁŠŁ‘ŁŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁŒ Ł…ŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł…Ł Ų„ŁŲØŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁŠŁ…ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŲÆŁŽŲ®ŁŽŁ„ŁŽŁ‡Ł ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽ آمِنًا ŁˆŁŽŁ„ŁŁ„Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł Ų­ŁŲ¬Ł‘Ł Ų§Ł„Ł’ŲØŁŽŁŠŁ’ŲŖŁ Ł…ŁŽŁ†Ł Ų§Ų³Ł’ŲŖŁŽŲ·ŁŽŲ§Ų¹ŁŽ Ų„ŁŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł Ų³ŁŽŲØŁŁŠŁ„Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŁƒŁŽŁŁŽŲ±ŁŽ ŁŁŽŲ„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŽ ŲŗŁŽŁ†ŁŁŠŁ‘ŁŒ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ†ŁŽ (آل عمران: 97)

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Takwa adalah sebaik-baik bekal untuk meraih kebahagiaan abadi di akhirat. Oleh karena itu, khatib mengawali khutbah yang singkat ini dengan wasiat takwa. Marilah kita semua selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan melaksanakan semua kewajiban dan meninggalkan segenap larangan.

 

Jamaah Jumat yang berbagia,

Beberapa hari ke belakang sejumlah kloter jamaah calon haji akan diberangkatkan ke Tanah Suci. Sebagaimana kita tahu bahwa ibadah haji memiliki hukum-hukum yang harus diindahkan dan dilakukan sesuai tuntunan syariat agar sah dan diterima oleh Allah ta’ala. Pembahasan secara terperinci tentang manasik haji tentunya panjang lebar dan tidak cukup disampaikan dalam khutbah Jumat yang singkat. Namun dalam kesempatan yang mulia ini, khatib mengingatkan kepada kita semua mengenai dua hal penting.

 

Pertama, seseorang yang akan berangkat haji, bekal paling utama dan paling penting yang harus ia bawa adalah ilmu. Ilmu tentang tata cara haji ini sangat urgen karena berkaitan dengan sah atau tidaknya ibadah haji, diterima atau tidaknya ibadah haji. Sangat disayangkan apabila harta, tenaga, waktu, rasa lapar, rasa haus, rasa letih dan perjalanan jauh hilang sia-sia tanpa faedah dan manfaat dikarenakan seseorang tidak membawa bekal yang memadai tentang ilmu mengenai tata cara haji. Orang yang tidak memiliki ilmu tentang hukum-hukum haji, lalu ia berhaji tanpa ilmu maka ia tidak bisa menjamin keabsahan ibadah yang ia kerjakan. Demikianlah keadaan orang yang tidak berilmu. Ia ingin memperbaiki sesuatu namun justru sebaliknya ia merusaknya dan membatalkannya.

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Banyak orang yang mengatakan: Jika aku pergi haji maka aku akan melihat apa yang dikerjakan orang lain lalu aku meniru apa yang mereka lakukan. Atau mengatakan: Nanti di sana kan ada pembimbing, untuk apa aku belajar tentang tata cara haji?. Atau mengatakan: Untuk apa belajar tentang tata cara haji, toh yang penting niatnya baik. Perkataan-perkataan semacam ini, biasanya tidak keluar kecuali dari orang yang tidak mengetahui hakikat perkara yang sesungguhnya. Kita katakan kepadanya: Para ulama telah menegaskan bahwa wajib bagi setiap Muslim untuk tidak mulai melakukan perbuatan apa pun hingga ia mengetahui bagian yang Allah halalkan dan bagian yang Allah haramkan dari perbuatan tersebut. Karena Allah ta’ala telah membebankan berbagai kewajiban kepada kita, maka wajib bagi kita memperhatikan dan mengindahkan apa yang Ia wajibkan. Makna kaidah ini bahwa orang yang mulai melakukan ibadah tertentu atau bentuk transaksi mu’amalat tertentu tanpa ilmu, maka ia telah bermaksiat kepada Allah.

 

Umumnya, karena tidak mau mengaji atau belajar, seseorang terjatuh pada perkara yang merusak atau membatalkan amal yang dilakukan, sehingga amalnya tidak sah tanpa ia sadari. Orang yang seperti ini tidaklah diterima alasan bahwa ia bodoh. Sebab kebodohan bukanlah alasan yang diterima ketika seseorang mengerjakan ibadah dengan cara yang tidak benar. Oleh karena itu, bagi orang yang ingin berhaji, berzakat, mengerjakan shalat atau ibadah dan mu’amalat apa pun, maka wajib mempelajari ilmu tentang hal-hal tersebut. Al-Baihaqi meriwayatkan dari sahabat AnasĀ RAĀ bahwa Nabi MuhammadĀ SAWĀ bersabda:

 

Ų·ŁŽŁ„ŁŽŲØŁ العِلْمِ ŁŁŽŲ±ŁŁŠŁ’Ų¶ŁŽŲ©ŁŒ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ ŁƒŁŁ„ŁŁ‘ Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…Ł (Ų±ŁˆŲ§Ł‡ Ų§Ł„ŲØŁŠŁ‡Ł‚ŁŠŁ‘ في المدخل)

 

Maknanya: ā€œMenuntut ilmu agama yang pokok adalah wajib bagi setiap Muslim (dan Muslimah)ā€ (HR al-Baihaqi dalam kitab al-Madkhal)

 

Hadirin Rahimakumullah,

Dikarenakan mengabaikan ilmu dan tidak mengetahui tata cara ibadah sebagaimana mestinya, banyak orang yang shalat dan puasanya tidak sah. Baginda Nabi shallallahu ā€˜alaihi wasallam bersabda dalam hadits shahih:

 

Ų±ŁŲØŁ‘ŁŽ ŲµŁŽŲ§Ų¦ŁŁ…Ł Ł„ŁŽŁŠŁ’Ų³ŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł مِنْ ŲµŁŁŠŁŽŲ§Ł…ŁŁ‡Ł Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ų¬ŁŁˆŁ’Ų¹ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ±ŁŲØŁ‘ŁŽ Ł‚ŁŽŲ§Ų¦ŁŁ…Ł Ł„ŁŽŁŠŁ’Ų³ŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł مِنْ Ł‚ŁŁŠŁŽŲ§Ł…ŁŁ‡Ł Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ‡ŁŽŲ±Ł (Ų±ŁˆŲ§Ł‡ ابن ماجه)

 

Maknanya: ā€œBetapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak memperoleh apa pun dari puasanya kecuali rasa lapar, dan betapa banyak orang yang melakukan shalat malam, namun tidak memperoleh apa pun dari shalat malamnya kecuali (rasa letih karena) begadangā€ (HR Ibnu Majah)

 

Hadirin jamaah shalat Jumat yang berbahagia,

Kedua, Allah telah mengkhususkan ibadah haji dengan keistimewaan yang tidak diberikan pada ibadah-ibadah lainnya. Yaitu ibadah haji dapat menghapus dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil. Diriwayatkan dariĀ  Abu Hurairah radliyallahu ’anhu bahwa Rasulullah shallallahu ā€˜alayhi wasallam bersabda:

 

Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ų­ŁŽŲ¬Ł‘ŁŽ ŁŁŽŁ„ŁŽŁ…Ł’ ŁŠŁŽŲ±Ł’ŁŁŲ«Ł’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁ…Ł’ ŁŠŁŽŁŁ’Ų³ŁŁ‚Ł’ Ų±ŁŽŲ¬ŁŽŲ¹ŁŽ ŁƒŁŽŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲÆŁŽŲŖŁ’Ł‡Ł Ų£ŁŁ…Ł‘ŁŁ‡Ł (Ų±ŁˆŲ§Ł‡ Ų§Ł„ŲØŲ®Ų§Ų±ŁŠŁ‘)

 

Maknanya: ā€œBarang siapa yang berhaji lalu tidak bersetubuh (selama masih dalam rangkaian ibadah haji) dan tidak melakukan dosa besar, maka ia akan kembali (bersih dari dosa-dosanya) seperti saat dilahirkan ibunyaā€Ā  (HR al-Bukhari)

 

Hadirin rahimakumullah,

Syarat agar haji seseorang menghapus seluruh dosa dan menjadikannya bersih dari dosa seperti saat dilahirkan oleh ibundanya adalah niatnya harus murni dan ikhlas hanya karena Allah semata. Tidak dicampuri dengan tujuan meraih pujian dan kepentingan duniawi. Juga disyaratkan harta yang menjadi bekal hajinya adalah harta yang halal. Demikian pula untuk meraih kemuliaan ini disyaratkan seseorang menjaga dirinya saat beribadah haji dari kefasikan, yakni dosa-dosa besar dan mencegah dirinya dari bersetubuh selama masih dalam kondisi ihram (dalam rangkaian amalan ibadah haji).

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Penting juga disampaikan bahwa ampunan dari semua dosa tersebut tidak berarti bahwa orang yang berhaji otomatis terbebas dari sangkutan hak orang lain. Jadi orang yang memiliki tanggungan atau sangkutan hak sesama manusia, maka ia wajib mengembalikan hak itu kepada pemiliknya atau meminta dihalalkan dan dimaafkan oleh pemiliknya. Sangkutan hak sesama hamba itu tidak akan gugur dengan ibadah haji. Diriwayatkan dariĀ  Abu Hurairah radliyallahu ’anhu bahwa Nabi shallallahu ā€˜alaihi wasallam bersabda:

 

Ł…ŁŽŁ†Ł’ ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽŲŖŁ’ Ł„ŁŽŁ‡Ł Ł…ŁŽŲøŁ’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ©ŁŒ Ł„Ų£ŁŽŲ®ŁŁŠŁ’Ł‡Ł مِنْ عِرْضِهِ Ų£ŁŽŁˆŁ’ Ų“ŁŽŁ‰Ł’Ų”Ł ŁŁŽŁ„Ł’ŁŠŁŽŲŖŁŽŲ­ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ„Ł’Ł‡Ł Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡Ł Ų§Ł„ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ Ł‚ŁŽŲØŁ’Ł„ŁŽ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŁƒŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ ŲÆŁŁŠŁ’Ł†ŁŽŲ§Ų±ŁŒ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ ŲÆŁŲ±Ł’Ł‡ŁŽŁ…ŁŒŲŒ ؄ِنْ ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ…ŁŽŁ„ŁŒ ŲµŁŽŲ§Ł„ŁŲ­ŁŒ Ų£ŁŲ®ŁŲ°ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡Ł ŲØŁŁ‚ŁŽŲÆŁ’Ų±Ł Ł…ŁŽŲøŁ’Ł„ŁŁ…Ł’ŲŖŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŁ†Ł’ Ł„ŁŽŁ…Ł’ ŲŖŁŽŁƒŁŁ†Ł’ Ł„ŁŽŁ‡Ł Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁŒ Ų£ŁŲ®ŁŲ°ŁŽ مِنْ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘Ų¦ŁŽŲ§ŲŖŁ ŲµŁŽŲ§Ų­ŁŲØŁŁ‡Ł ŁŁŽŲ­ŁŁ…ŁŁ„ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł (Ų±ŁˆŲ§Ł‡ Ų§Ł„ŲØŲ®Ų§Ų±ŁŠŁ‘)

 

Maknanya: ā€œBarang siapa yang memiliki kezaliman terhadap saudaranya pada harga dirinya atau sesuatu yang lain maka hendaklah ia halalkan darinya di hari ini (di dunia) sebelum tidak lagi bermanfaat dinar dan dirham. Jika ia memiliki amal shaleh maka akan diambil darinya (amal saleh tersebut) sesuai dengan kadar kezalimannya, jika ia tidak memiliki kebaikan-kebaikan maka diambil dari keburukan-keburukan orang yang dizalimi lalu ditimpakan kepadanyaā€Ā  (HR al-Bukhari).

 

Demikian pula, ibadah haji tidak menggugurkan tanggungan kewajiban yang ditinggalkannya seperti shalat dan lainnya. Diriwayatkan dari Anas radliyallahu ’anhu bahwa Nabi shallallahu ā€˜alayhi wasallam bersabda:

 

Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ł†ŁŽŲ³ŁŁŠŁŽ ŲµŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų©Ł‹ ŁŁŽŁ„Ł’ŁŠŁŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ Ų„ŁŲ°ŁŽŲ§ Ų°ŁŽŁƒŁŽŲ±ŁŽŁ‡ŁŽŲ§ Ł„ŁŽŲ§ ŁƒŁŽŁŁ‘ŁŽŲ§Ų±ŁŽŲ©ŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų°Ł„ŁŁƒŁŽ (Ų±ŁˆŲ§Ł‡ Ų§Ł„ŲØŲ®Ų§Ų±ŁŠŁ‘)

 

Maknanya: ā€œBarang siapa lupa melaksanakan shalat maka hendaklah ia mengerjakannya saat ia ingat hal itu, tidak ada denda berkaitan dengannya kecuali hal itu (mengerjakan shalat yang ditinggalkan karena lupa)ā€Ā  (HR al-Bukhari).

 

Jika shalat lima waktu yang ditinggalkan karena lupa saja wajib diqadha’, lebih-lebih lagi shalat lima waktu yang ditinggalkan karena sengaja atau karena malas.

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan dapat kita amalkan bersama.

 

Ų£ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł„Ł Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŁŠŁ’ Ł‡Ł°Ų°ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ł„ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ŲŒ ŁŁŽŲ§Ų³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł‡ŁŲŒ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„Ł’ŲŗŁŽŁŁŁˆŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­ŁŁŠŁ’Ł…Ł

 

Khutbah II

Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ للهِ ŁˆŁŽŁƒŁŽŁŁŽŁ‰ŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ŁŠŁ’ ŁˆŁŽŲ£ŁŲ³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲµŁ’Ų·ŁŽŁŁŽŁ‰ŲŒ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِهِ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł Ų£ŁŽŁ‡Ł’Ł„Ł Ų§Ł„Ł’ŁˆŁŽŁŁŽŲ§. Ų£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„Ł‘ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ„Ł‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł

 

Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŲŒ ŁŁŽŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽŲŒ Ų£ŁŁˆŁ’ŲµŁŁŠŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁŠŁ’ ŲØŁŲŖŁŽŁ‚Ł’ŁˆŁŽŁ‰ اللهِ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŁ„ŁŁŠŁŁ‘ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…Ł ŁˆŁŽŲ§Ų¹Ł’Ł„ŁŽŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ£ŁŽŁ…Ł’Ų±Ł Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł…Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ł†ŁŽŲØŁŁŠŁŁ‘Ł‡Ł Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŽŲ±ŁŁŠŁ’Ł…Ł ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ: Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł ŁŠŁŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁŁ‘ŲŒ ŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŲ§ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŲ§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…ŁŁˆŲ§ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ…Ł‹Ų§ŲŒ Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁƒŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁŠŁ’ŲŖŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŲØŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŲØŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų±ŁŁƒŁ’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁƒŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ§Ų±ŁŽŁƒŁ’ŲŖŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŲØŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŲØŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽŲŒ ŁŁŁŠŁ’ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁƒŁŽ Ų­ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’ŲÆŁŒ Ł…ŁŽŲ¬ŁŁŠŁ’ŲÆŁŒ. Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ اغْفِرْ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲ­Ł’ŁŠŁŽŲ§Ų”Ł Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų£ŁŽŁ…Ł’ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁŲŒ اللهم Ų§ŲÆŁ’ŁŁŽŲ¹Ł’ Ų¹ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’ŲØŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŲŗŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŁŁŽŲ­Ł’Ų“ŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŽŲ±ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŲØŁŽŲŗŁ’ŁŠŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų³Ł‘ŁŁŠŁŁˆŁ’ŁŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ®Ł’ŲŖŁŽŁ„ŁŁŁŽŲ©ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų“Ł‘ŁŽŲÆŁŽŲ§Ų¦ŁŲÆŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽŲŒ Ł…ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ‡ŁŽŲ±ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ·ŁŽŁ†ŁŽŲŒ مِنْ ŲØŁŽŁ„ŁŽŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ Ų®ŁŽŲ§ŲµŁ‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁ…ŁŁ†Ł’ ŲØŁŁ„Ł’ŲÆŁŽŲ§Ł†Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŲ§Ł…Ł‘ŁŽŲ©Ł‹ŲŒ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁƒŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ ŁƒŁŁ„ŁŁ‘ Ų“ŁŽŁŠŁ’Ų”Ł Ł‚ŁŽŲÆŁŁŠŁ’Ų±ŁŒ

 

Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŲŒ Ų„Ł†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ£Ł’Ł…ŁŲ±Ł ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲÆŁ’Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų„Ų­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ’ŲŖŁŽŲ§Ų”Ł ذِي Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’ŲØŁŽŁ‰ ŁˆŁŠŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„ŁŁŽŲ­Ł’Ų“ŁŽŲ§Ų”Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲØŁŽŲŗŁ’ŁŠŁŲŒ ŁŠŁŽŲ¹ŁŲøŁŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ°ŁŽŁƒŁ‘ŁŽŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ. ŁŁŽŲ§Ų°ŁƒŁŲ±ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁŠŁŽŲ°Ł’ŁƒŁŲ±Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł اللهِ Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł

 

Ustadz Nur Rohmad, Anggota Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, Aswaja NU Center Mojokerto dan Dosen STAI Al-Azhar, Gresik