Nur Rohmad
Penulis
Naskah Khutbah Jumat ini memberikan pesan kepada calon jamaah haji yang sebentar lagi akan berangkat ke Tanah Suci menunaikan rukun Islam kelima. Bahwa, dalam melaksanakan ibadah haji diperlukan sejumlah persiapan dan bekal yang cukup.
Bekal tersebut meliputi ilmu, mental, kondisi fisik, dan finansial yang cukup. Kesemuanya itu setidaknya dimiliki oleh para jamaah haji. Aspek fisik penting karena haji merupakan salah satu ibadah yang menekankan faktor fisik, terutama untuk memperoleh keutamaan haji.
Silakan naskah khutbah Jumat ini dibagi dan digandakan sebagai sarana saling mengingatkan dalam kebaikan. Demikian pula selaku media tambahan jariyah yang manfaatnya akan dapat dirasakan kelak. (Redaksi)
Khutbah I
Ų§ŁŲŁŁ ŁŲÆŁ ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲÆŁŁŁŁŁŲ§ŁŁŲ ŁŁŲ§ŁŲµŁŁŁŁŲ§Ų©Ł ŁŁŲ§ŁŲ³ŁŁŁŁŲ§Ł Ł Ų¹ŁŁŁŁ Ł ŁŲŁŁ ŁŁŲÆŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁ ŁŁŁŁŲÆŁ Ų¹ŁŲÆŁŁŁŲ§ŁŁŲ ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ų¢ŁŁŁŁ ŁŁŲµŁŲŁŲØŁŁŁ ŁŁŲŖŁŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ł ŁŲ±ŁŁ Ų§ŁŲ²ŁŁŁ ŁŲ§ŁŁŲ ŁŁŲ£ŁŲ“ŁŁŁŲÆŁ Ų£ŁŁŁ ŁŁŁŲ§ Ų„ŁŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŲŁŲÆŁŁŁ ŁŁŲ§ Ų“ŁŲ±ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŁŁŁŲ²ŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¬ŁŲ³ŁŁ ŁŁŁŁŲ©Ł ŁŁŲ§ŁŁŲ¬ŁŁŁŲ©Ł ŁŁŲ§ŁŲ²ŁŁŁ ŁŲ§ŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁ ŁŁŁŲ§ŁŁŲ ŁŁŲ£ŁŲ“ŁŁŁŲÆŁ Ų£ŁŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ł ŁŲŁŁ ŁŁŲÆŁŲ§ Ų¹ŁŲØŁŲÆŁŁŁ ŁŁŲ±ŁŲ³ŁŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁ Ų®ŁŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ±ŁŲ¢ŁŁ
Ų£ŁŁ ŁŁŲ§ ŲØŁŲ¹ŁŲÆŁŲ Ų¹ŁŲØŁŲ§ŲÆŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŲŁŁ Ł°ŁŁŲ ŁŁŲ„ŁŁŁŁ Ų£ŁŁŁŲµŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŁŁŲ³ŁŁ ŲØŁŲŖŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁ ŁŁŁŁŲ§ŁŁŲ Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų¦ŁŁŁ ŁŁŁ ŁŁŲŖŁŲ§ŲØŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ±ŁŲ¢ŁŁ: ŁŁŁŁŁ Ų¢ŁŁŲ§ŲŖŁ ŲØŁŁŁŁŁŁŲ§ŲŖŁ Ł ŁŁŁŲ§Ł Ł Ų„ŁŲØŁŲ±ŁŲ§ŁŁŁŁ Ł ŁŁŁ ŁŁŁ ŲÆŁŲ®ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁ Ų¢Ł ŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų³Ł ŲŁŲ¬ŁŁ Ų§ŁŁŲØŁŁŁŲŖŁ Ł ŁŁŁ Ų§Ų³ŁŲŖŁŲ·ŁŲ§Ų¹Ł Ų„ŁŁŁŁŁŁŁ Ų³ŁŲØŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁ ŁŁŁ ŁŁŁŁŲ±Ł ŁŁŲ„ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŲŗŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¹ŁŲ§ŁŁŁ ŁŁŁŁ (آ٠ع٠راŁ: 97)
Maāasyiral Muslimin rahimakumullah,
Takwa adalah sebaik-baik bekal untuk meraih kebahagiaan abadi di akhirat. Oleh karena itu, khatib mengawali khutbah yang singkat ini dengan wasiat takwa. Marilah kita semua selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wataāala dengan melaksanakan semua kewajiban dan meninggalkan segenap larangan.
Jamaah Jumat yang berbagia,
Beberapa hari ke belakang sejumlah kloter jamaah calon haji akan diberangkatkan ke Tanah Suci. Sebagaimana kita tahu bahwa ibadah haji memiliki hukum-hukum yang harus diindahkan dan dilakukan sesuai tuntunan syariat agar sah dan diterima oleh Allah taāala. Pembahasan secara terperinci tentang manasik haji tentunya panjang lebar dan tidak cukup disampaikan dalam khutbah Jumat yang singkat. Namun dalam kesempatan yang mulia ini, khatib mengingatkan kepada kita semua mengenai dua hal penting.
Pertama, seseorang yang akan berangkat haji, bekal paling utama dan paling penting yang harus ia bawa adalah ilmu. Ilmu tentang tata cara haji ini sangat urgen karena berkaitan dengan sah atau tidaknya ibadah haji, diterima atau tidaknya ibadah haji. Sangat disayangkan apabila harta, tenaga, waktu, rasa lapar, rasa haus, rasa letih dan perjalanan jauh hilang sia-sia tanpa faedah dan manfaat dikarenakan seseorang tidak membawa bekal yang memadai tentang ilmu mengenai tata cara haji. Orang yang tidak memiliki ilmu tentang hukum-hukum haji, lalu ia berhaji tanpa ilmu maka ia tidak bisa menjamin keabsahan ibadah yang ia kerjakan. Demikianlah keadaan orang yang tidak berilmu. Ia ingin memperbaiki sesuatu namun justru sebaliknya ia merusaknya dan membatalkannya.
Maāasyiral Muslimin rahimakumullah,
Banyak orang yang mengatakan: Jika aku pergi haji maka aku akan melihat apa yang dikerjakan orang lain lalu aku meniru apa yang mereka lakukan. Atau mengatakan: Nanti di sana kan ada pembimbing, untuk apa aku belajar tentang tata cara haji?. Atau mengatakan: Untuk apa belajar tentang tata cara haji, toh yang penting niatnya baik. Perkataan-perkataan semacam ini, biasanya tidak keluar kecuali dari orang yang tidak mengetahui hakikat perkara yang sesungguhnya. Kita katakan kepadanya: Para ulama telah menegaskan bahwa wajib bagi setiap Muslim untuk tidak mulai melakukan perbuatan apa pun hingga ia mengetahui bagian yang Allah halalkan dan bagian yang Allah haramkan dari perbuatan tersebut. Karena Allah taāala telah membebankan berbagai kewajiban kepada kita, maka wajib bagi kita memperhatikan dan mengindahkan apa yang Ia wajibkan. Makna kaidah ini bahwa orang yang mulai melakukan ibadah tertentu atau bentuk transaksi muāamalat tertentu tanpa ilmu, maka ia telah bermaksiat kepada Allah.
Umumnya, karena tidak mau mengaji atau belajar, seseorang terjatuh pada perkara yang merusak atau membatalkan amal yang dilakukan, sehingga amalnya tidak sah tanpa ia sadari. Orang yang seperti ini tidaklah diterima alasan bahwa ia bodoh. Sebab kebodohan bukanlah alasan yang diterima ketika seseorang mengerjakan ibadah dengan cara yang tidak benar. Oleh karena itu, bagi orang yang ingin berhaji, berzakat, mengerjakan shalat atau ibadah dan muāamalat apa pun, maka wajib mempelajari ilmu tentang hal-hal tersebut. Al-Baihaqi meriwayatkan dari sahabat AnasĀ RAĀ bahwa Nabi MuhammadĀ SAWĀ bersabda:
Ų·ŁŁŁŲØŁ Ų§ŁŲ¹ŁŁŁŁ Ł ŁŁŲ±ŁŁŁŲ¶ŁŲ©Ł Ų¹ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ Ł ŁŲ³ŁŁŁŁ Ł (Ų±ŁŲ§Ł Ų§ŁŲØŁŁŁŁŁ ŁŁ Ų§ŁŁ ŲÆŲ®Ł)
Maknanya: āMenuntut ilmu agama yang pokok adalah wajib bagi setiap Muslim (dan Muslimah)ā (HR al-Baihaqi dalam kitab al-Madkhal)
Hadirin Rahimakumullah,
Dikarenakan mengabaikan ilmu dan tidak mengetahui tata cara ibadah sebagaimana mestinya, banyak orang yang shalat dan puasanya tidak sah. Baginda Nabi shallallahu āalaihi wasallam bersabda dalam hadits shahih:
Ų±ŁŲØŁŁ ŲµŁŲ§Ų¦ŁŁ Ł ŁŁŁŁŲ³Ł ŁŁŁŁ Ł ŁŁŁ ŲµŁŁŁŲ§Ł ŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŲ¬ŁŁŁŲ¹ŁŲ ŁŁŲ±ŁŲØŁŁ ŁŁŲ§Ų¦ŁŁ Ł ŁŁŁŁŲ³Ł ŁŁŁŁ Ł ŁŁŁ ŁŁŁŁŲ§Ł ŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŲ³ŁŁŁŁŲ±Ł (Ų±ŁŲ§Ł Ų§ŲØŁ Ł Ų§Ų¬Ł)
Maknanya: āBetapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak memperoleh apa pun dari puasanya kecuali rasa lapar, dan betapa banyak orang yang melakukan shalat malam, namun tidak memperoleh apa pun dari shalat malamnya kecuali (rasa letih karena) begadangā (HR Ibnu Majah)
Hadirin jamaah shalat Jumat yang berbahagia,
Kedua, Allah telah mengkhususkan ibadah haji dengan keistimewaan yang tidak diberikan pada ibadah-ibadah lainnya. Yaitu ibadah haji dapat menghapus dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil. Diriwayatkan dariĀ Abu Hurairah radliyallahu āanhu bahwa Rasulullah shallallahu āalayhi wasallam bersabda:
Ł ŁŁŁ ŲŁŲ¬ŁŁ ŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŲ±ŁŁŁŲ«Ł ŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŲ³ŁŁŁ Ų±ŁŲ¬ŁŲ¹Ł ŁŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŲÆŁŲŖŁŁŁ Ų£ŁŁ ŁŁŁŁ (Ų±ŁŲ§Ł Ų§ŁŲØŲ®Ų§Ų±ŁŁ)
Maknanya: āBarang siapa yang berhaji lalu tidak bersetubuh (selama masih dalam rangkaian ibadah haji) dan tidak melakukan dosa besar, maka ia akan kembali (bersih dari dosa-dosanya) seperti saat dilahirkan ibunyaāĀ (HR al-Bukhari)
Hadirin rahimakumullah,
Syarat agar haji seseorang menghapus seluruh dosa dan menjadikannya bersih dari dosa seperti saat dilahirkan oleh ibundanya adalah niatnya harus murni dan ikhlas hanya karena Allah semata. Tidak dicampuri dengan tujuan meraih pujian dan kepentingan duniawi. Juga disyaratkan harta yang menjadi bekal hajinya adalah harta yang halal. Demikian pula untuk meraih kemuliaan ini disyaratkan seseorang menjaga dirinya saat beribadah haji dari kefasikan, yakni dosa-dosa besar dan mencegah dirinya dari bersetubuh selama masih dalam kondisi ihram (dalam rangkaian amalan ibadah haji).
Maāasyiral Muslimin rahimakumullah,
Penting juga disampaikan bahwa ampunan dari semua dosa tersebut tidak berarti bahwa orang yang berhaji otomatis terbebas dari sangkutan hak orang lain. Jadi orang yang memiliki tanggungan atau sangkutan hak sesama manusia, maka ia wajib mengembalikan hak itu kepada pemiliknya atau meminta dihalalkan dan dimaafkan oleh pemiliknya. Sangkutan hak sesama hamba itu tidak akan gugur dengan ibadah haji. Diriwayatkan dariĀ Abu Hurairah radliyallahu āanhu bahwa Nabi shallallahu āalaihi wasallam bersabda:
Ł ŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŲŖŁ ŁŁŁŁ Ł ŁŲøŁŁŁŁ ŁŲ©Ł ŁŲ£ŁŲ®ŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁ Ų¹ŁŲ±ŁŲ¶ŁŁŁ Ų£ŁŁŁ Ų“ŁŁŁŲ”Ł ŁŁŁŁŁŁŲŖŁŲŁŁŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŲØŁŁŁ Ų£ŁŁŁ ŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁŁŁŁ ŲÆŁŁŁŁŁŲ§Ų±Ł ŁŁŁŁŲ§ ŲÆŁŲ±ŁŁŁŁ ŁŲ Ų„ŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁ ŁŁŁŁ Ų¹ŁŁ ŁŁŁ ŲµŁŲ§ŁŁŲŁ Ų£ŁŲ®ŁŲ°Ł Ł ŁŁŁŁŁ ŲØŁŁŁŲÆŁŲ±Ł Ł ŁŲøŁŁŁŁ ŁŲŖŁŁŁ ŁŁŲ„ŁŁŁ ŁŁŁ Ł ŲŖŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁ ŲŁŲ³ŁŁŁŲ§ŲŖŁ Ų£ŁŲ®ŁŲ°Ł Ł ŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲ¦ŁŲ§ŲŖŁ ŲµŁŲ§ŲŁŲØŁŁŁ ŁŁŲŁŁ ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁ (Ų±ŁŲ§Ł Ų§ŁŲØŲ®Ų§Ų±ŁŁ)
Maknanya: āBarang siapa yang memiliki kezaliman terhadap saudaranya pada harga dirinya atau sesuatu yang lain maka hendaklah ia halalkan darinya di hari ini (di dunia) sebelum tidak lagi bermanfaat dinar dan dirham. Jika ia memiliki amal shaleh maka akan diambil darinya (amal saleh tersebut) sesuai dengan kadar kezalimannya, jika ia tidak memiliki kebaikan-kebaikan maka diambil dari keburukan-keburukan orang yang dizalimi lalu ditimpakan kepadanyaāĀ (HR al-Bukhari).
Demikian pula, ibadah haji tidak menggugurkan tanggungan kewajiban yang ditinggalkannya seperti shalat dan lainnya. Diriwayatkan dari Anas radliyallahu āanhu bahwa Nabi shallallahu āalayhi wasallam bersabda:
Ł ŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁ ŲµŁŁŁŲ§Ų©Ł ŁŁŁŁŁŁŲµŁŁŁŁ Ų„ŁŲ°ŁŲ§ Ų°ŁŁŁŲ±ŁŁŁŲ§ ŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁŲ§Ų±ŁŲ©Ł ŁŁŁŁŲ§ Ų„ŁŁŁŁŲ§ Ų°ŁŁŁŁ (Ų±ŁŲ§Ł Ų§ŁŲØŲ®Ų§Ų±ŁŁ)
Maknanya: āBarang siapa lupa melaksanakan shalat maka hendaklah ia mengerjakannya saat ia ingat hal itu, tidak ada denda berkaitan dengannya kecuali hal itu (mengerjakan shalat yang ditinggalkan karena lupa)āĀ (HR al-Bukhari).
Jika shalat lima waktu yang ditinggalkan karena lupa saja wajib diqadhaā, lebih-lebih lagi shalat lima waktu yang ditinggalkan karena sengaja atau karena malas.
Maāasyiral Muslimin rahimakumullah,
Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan dapat kita amalkan bersama.
Ų£ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁ°Ų°ŁŲ§ ŁŁŲ£ŁŲ³ŁŲŖŁŲŗŁŁŁŲ±Ł Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŲ ŁŁŲ§Ų³ŁŲŖŁŲŗŁŁŁŲ±ŁŁŁŁŁŲ Ų„ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲŗŁŁŁŁŁŲ±Ł Ų§ŁŲ±ŁŁŲŁŁŁŁ Ł
Khutbah II
Ų§ŁŁŁŲŁŁ ŁŲÆŁ ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁŲ ŁŁŲ£ŁŲµŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŲ³ŁŁŁŁŁ Ł Ų¹ŁŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ł ŁŲŁŁ ŁŁŲÆŁ Ų§ŁŁŁ ŁŲµŁŲ·ŁŁŁŁŲ ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ų¢ŁŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŲµŁŲŁŲ§ŲØŁŁŁ Ų£ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁŲ§. Ų£ŁŲ“ŁŁŁŲÆŁ Ų£ŁŁŁ ŁŁŁŲ§ Ų„ŁŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŲŁŲÆŁŁŁ ŁŁŲ§ Ų“ŁŲ±ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲ ŁŁŲ£ŁŲ“ŁŁŁŲÆŁ Ų£ŁŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ł ŁŲŁŁ ŁŁŲÆŁŲ§ Ų¹ŁŲØŁŲÆŁŁŁ ŁŁŲ±ŁŲ³ŁŁŁŁŁŁŁ
Ų£ŁŁ ŁŁŲ§ ŲØŁŲ¹ŁŲÆŁŲ ŁŁŁŁŲ§ Ų£ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŲ Ų£ŁŁŁŲµŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŁŁŲ³ŁŁŁ ŲØŁŲŖŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¹ŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¹ŁŲøŁŁŁŁ Ł ŁŁŲ§Ų¹ŁŁŁŁ ŁŁŁŲ§ Ų£ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų£ŁŁ ŁŲ±ŁŁŁŁ Ł ŲØŁŲ£ŁŁ ŁŲ±Ł Ų¹ŁŲøŁŁŁŁ ŁŲ Ų£ŁŁ ŁŲ±ŁŁŁŁ Ł ŲØŁŲ§ŁŲµŁŁŁŁŲ§Ų©Ł ŁŁŲ§ŁŲ³ŁŁŁŁŲ§Ł Ł Ų¹ŁŁŁŁ ŁŁŲØŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ±ŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŲ§ŁŁ: Ų„ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŁ ŁŁŁŲ§Ų¦ŁŁŁŲŖŁŁŁ ŁŁŲµŁŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲØŁŁŁŁŲ ŁŁŲ§ Ų£ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁŁŁ Ų¢Ł ŁŁŁŁŲ§ ŲµŁŁŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ ŲŖŁŲ³ŁŁŁŁŁ ŁŲ§Ų Ų§ŁŁŁŁŁ°ŁŁŁ ŁŁ ŲµŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ł ŁŲŁŁ ŁŁŲÆŁ ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ų¢ŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ł ŁŲŁŁ ŁŁŲÆŁ ŁŁŁ ŁŲ§ ŲµŁŁŁŁŁŁŲŖŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ų„ŁŲØŁŲ±ŁŲ§ŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ų¢ŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ų„ŁŲØŁŲ±ŁŲ§ŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŲØŁŲ§Ų±ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ł ŁŲŁŁ ŁŁŲÆŁ ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ų¢ŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ł ŁŲŁŁ ŁŁŲÆŁ ŁŁŁ ŁŲ§ ŲØŁŲ§Ų±ŁŁŁŲŖŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ų„ŁŲØŁŲ±ŁŲ§ŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ų¢ŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ų„ŁŲØŁŲ±ŁŲ§ŁŁŁŁŁ ŁŲ ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¹ŁŲ§ŁŁŁ ŁŁŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁŁŁ ŲŁŁ ŁŁŁŲÆŁ Ł ŁŲ¬ŁŁŁŲÆŁ. Ų§ŁŁŁŁŁ°ŁŁŁ ŁŁ Ų§ŲŗŁŁŁŲ±Ł ŁŁŁŁŁ ŁŲ³ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁŁŁ ŁŲ§ŲŖŁ ŁŲ§ŁŁŁ ŁŲ¤ŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁ ŁŲ¤ŁŁ ŁŁŁŲ§ŲŖŁ Ų§ŁŁŲ£ŁŲŁŁŁŲ§Ų”Ł Ł ŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŲ§ŁŁŲ£ŁŁ ŁŁŁŲ§ŲŖŁŲ Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŲÆŁŁŁŲ¹Ł Ų¹ŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŲØŁŁŁŲ§Ų”Ł ŁŁŲ§ŁŁŲŗŁŁŁŲ§Ų”Ł ŁŁŲ§ŁŁŁŁŲØŁŲ§Ų”Ł ŁŁŲ§ŁŁŁŁŲŁŲ“ŁŲ§Ų”Ł ŁŁŲ§ŁŁŁ ŁŁŁŁŁŲ±Ł ŁŁŲ§ŁŁŲØŁŲŗŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŲ³ŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŲ®ŁŲŖŁŁŁŁŁŲ©Ł ŁŁŲ§ŁŲ“ŁŁŲÆŁŲ§Ų¦ŁŲÆŁ ŁŁŲ§ŁŁŁ ŁŲŁŁŁŲ Ł ŁŲ§ ŲøŁŁŁŲ±Ł Ł ŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁ ŁŲ§ ŲØŁŲ·ŁŁŁŲ Ł ŁŁŁ ŲØŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ ŁŁŲ°ŁŲ§ Ų®ŁŲ§ŲµŁŁŲ©Ł ŁŁŁ ŁŁŁ ŲØŁŁŁŲÆŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŲ§Ł ŁŁŲ©ŁŲ Ų„ŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ Ų“ŁŁŁŲ”Ł ŁŁŲÆŁŁŁŲ±Ł
Ų¹ŁŲØŁŲ§ŲÆŁ Ų§ŁŁŁŁŲ Ų„ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŁ ŁŲ±Ł ŲØŁŲ§ŁŁŲ¹ŁŲÆŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŲ„ŲŁŲ³ŁŲ§ŁŁ ŁŁŲ„ŁŁŁŲŖŁŲ§Ų”Ł Ų°ŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ±ŁŲØŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲŁŲ“ŁŲ§Ų”Ł ŁŁŲ§ŁŁŁ ŁŁŁŁŁŲ±Ł ŁŁŲ§ŁŲØŁŲŗŁŁŁŲ ŁŁŲ¹ŁŲøŁŁŁŁ Ł ŁŁŲ¹ŁŁŁŁŁŁŁ Ł ŲŖŁŲ°ŁŁŁŁŲ±ŁŁŁŁŁ. ŁŁŲ§Ų°ŁŁŲ±ŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¹ŁŲøŁŁŁŁ Ł ŁŁŲ°ŁŁŁŲ±ŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŲ°ŁŁŁŲ±Ł Ų§ŁŁŁŁ Ų£ŁŁŁŲØŁŲ±Ł
Ustadz Nur Rohmad, Anggota Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, Aswaja NU Center Mojokerto dan Dosen STAI Al-Azhar, Gresik
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menata Hati dengan 7 Perbuatan
2
Mensos Gandeng PPATK Telusuri Penerima Bansos Terindikasi Main Judol
3
Garda Fatayat NU Jatim Terima 100 Bibit Tanaman dari BPBD untuk Dukung Ketahanan Pangan
4
Distribusikan Benih Padi, Langkah Ansor Jatim Perkuat Ketahanan Pangan
5
Pesantren Bebas Kekerasan: Nawaning Nusantara Siapkan Satgas dan Edukasi Seksual
6
5 Dosen UIN KHAS Jember Ikut Terlibat dalam Penyusunan Raperda MDT
Terkini
Lihat Semua