• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Khutbah

Khutbah Jumat Praktis: Pastikan Berperilaku Baik kepada Orang Tua

Khutbah Jumat Praktis: Pastikan Berperilaku Baik kepada Orang Tua
Anak harus memiliki perangai yang baik kepada orang tua. (Foto: NOJ/NU Network)
Anak harus memiliki perangai yang baik kepada orang tua. (Foto: NOJ/NU Network)

Saat ini banyak kejadian anak yang tidak memiliki perangai baik kepada orang tua. Anak-anak seperti ini bisa jadi tidak memiliki pengetahuan akan pentingnya berbuat baik kepada ayah dan ibunya. Akan tetapi yang lebih banyak adalah gelapnya mata sehingga melakukan hal yang tidak diperbolehkan.

Oleh karena itu, beberapa kisah di dalam teks khutbah ini akan mengingatkan kembali bahwa berbakti kepada orang tua sebagai hal yang tidak dapat dielakkan. Bahkan amal tersebut dapat menjadi sarana dibukanya kebaikan dan kemudahan dalam hidup. Juga kelak akan masuk surga lantaran memiliki akhlak mulia kepada orang tua.

Silakan naskah khutbah ini digandakan sekaligus disebar sebagai sarana saling mengingatkan dalam kebaikan. Juga tentu saja merupakan amal jariyah yang manfaatnya akan dipetik kelak saat menghadap Allah SWT. (Redaksi)

 

Khutbah I

 

   اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى أَمَرَنَا بِبِرِّ الْاَبَاءِ - اَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى وَأَشْكُرُهُ عَلَى تَوَالِى النَّعْمَاءِ


وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ خَالِقُ الْأَرْضِ وَالسَّمَاءِ - شَهَادَةً تَكُوْنُ لَنَا ذُخْرًا لِيَوْمِ الجَزَاءِ - وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَدًا عَبْدَهُ وَرَسُوْلُهُ اَتْقَى الْأَتْقِيَاءِ


اَللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلاَةً تَعْصِمُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الاَفَاتِ وَأَنْوَاعِ الْبَلَاءِ - وَعَلَى اَلِهِ الْكُرَمَاءِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى الْيَوْمِ اللِّقَاءِ


أَمَّا بَعْدُ - فَيَا مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ اِتَّقُوا اللهَ مَااسْتَطَعْتُمْ وَبِرُّوْا اَبَاءَكُمْ تَبِرَّكُمْ اَبْنَاءَكُمْ

 

Jamaah yang Berbahagia

Saya mengingatkan kepada diri sendiri dan seluruh jamaah atas banyaknya anugerah yang diterima. Karenanya tidak ada pilihan selain terus meningkatkan takwallah dengan menjalankan perintah dan menjauhi yang dilarang.

 

Hadirin yang Dirahmati Allah SWT

Pada kesempatan ini saya menceritakan kisah dalam kitab Tanbih al-Ghafilin. Bahwa kala itu ada tiga orang laki-laki terjebak dalam sebuah gua saat turun hujan deras. Malang nasib mereka karena sesaat kemudian batu besar terjatuh dan menutup pintu gua, sehingga tidak memungkinkan mereka keluar kecuali ada bantuan. Dalam kepanikan demikian, mereka bermunajat kepada Allah, karena mereka berpikir hanya Allah dan amal shalih merekalah yang mampu menolongnya. 


Salah seorang dari mereka berdoa dan menyatakan bahwa pernah satu ketika dia akan terperosok dalam perbuat zina, namun  dia sadar dan segera menghindar serta bertobat. Ia berdoa, jika hal demikian termasuk amal shalih maka sudilah kiranya Allah memberinya pertolongan. Lantas batu besar yang menutup gua tersebut bergeser sedikit. 

 

Hadirin yang Mulia

Orang kedua lantas mengadukan kebaikannya dan berharap batu penutup gua tersebut terbuka. Dia menyatakan bahwa dia bekerja keras dan tulus di sebuah ladang. Dia memiliki hasil jerih payah dalam jumlah yang banyak berupa sapi, kambing, dan kebutuhan lainnya. Lantas dia memberikan harta tersebut pada orang yang dulu pernah mengadu padanya karena upah yang diberikan dirasa kurang. Orang tersebut kemudian menyatakan, jika amal tersebut adalah bagian amal shalih maka ia memohon kepada Allah untuk memberinya pertolongan. Tak lama kemudian batu bergeser sedikit. 


Orang ketiga kemudian menyampaikan amal kebaikannya. Dia menceritakan bahwa dia memiliki orang tua yang sudah lanjut usia. Pada suatu malam dia mengirimkan makanan. Namun begitu sampai di rumah orang tuanya, mereka sedang tertidur pulas. Ia tidak tega membangunkan, dan tidak beranjak sedikit pun dari rumah tersebut untuk menjaga makanan yang dia bawa. Padahal saat itu, kambing-kambingnya masih berada di tengah lapang dan dapat dimangsa serigala jika tidak segera diambilnya. Namun dia memilih menjaga makanan yang dia bawa untuk kedua orang tuanya hingga fajar tiba. Orang ini lantas mengatakan bahwa jika perbuatan tersebut termasuk amal shalih, hendaklah Allah menolongnya saat itu. Lantas batu besar yang menutup pintu gua tersebut terbuka hingga mereka bertiga dapat keluar bebas. 


Hadirin yang Dimuliakan Allah SWT

Cerita tersebut memberikan hikmah pada kita bahwa ada 3 amal shalih yang dapat menjadi wasilah penolong kita saat menghadapi kesulitan atau kesusahan, yakni menghindari zina, ketulusan sedekah, dan berbuat baik pada kedua orang tua.


Salah satu yang penting dalam peristiwa tersebut adalah amal shalih kepada orang tua yang dapat menjadi penyelamat mereka. Berbuat baik pada orang tua adalah kewajiban setiap anak. Kewajiban ini diperintahkan Allah dan Rasulullah dalam berbagai redaksi ayat Al-Qur’an ataupun hadits Nabi. Bahkan kewajiban berbuat baik pada kedua orang tua, dalam Al-Qur’an, disebut setelah kewajiban menyembah atau beribadah kepada-Nya. 


Dalam surat An-Nisa ayat 36 disebutkan:

 وَاعْبُدُوا اللهَ وَلاَتُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

 

Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua. (QS an-Nisa: 36)


Kalimat “wa bil walidaini ihsana” ini juga diulang dalam surat Al-Isra ayat 23 dan surat Al-An’am ayat 151. Dalam Surat Al-Isra ayat 23 disebutkan sebagai berikut: 


 وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوْا إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

 

Artinya: Dan Tuhanmu memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik pada kedua orang tua. 


Sementara dalam surat Al-An’am ayat 151 seperti ini: 


  قُلْ تَعَالَوْا أُتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَليْكُمْ أَلَّا تُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

 

Artinya: Katakanlah, mari kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yakni janganlah kamu mempersekutukan-Nya dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.


Kalimat “wa bil walaidaini ihsana” diulang dalam redaksi yang sama, dan rangkaian perintah serupa. Hal ini menegaskan bahwa kewajiban menghormati, berbuat santun dan baik kepada orang tua adalah kemutlakan yang harus dipegang oleh setiap orang. Tentu saja kemampuan kita berbuat baik pada kedua orang tua akan diganjar oleh Allah dalam berbagai bentuk, baik kebaikan di dunia ataupun di akhirat kelak.


Hadirin yang Berbahagia

Di dunia, Allah akan memudahkan hidup kita dan anak-anak. Mungkin kita dimudahkan rezeki, diberi umur yang panjang dan keberkahan, diberikan anak-anak yang shalih dan shalihah.  Rasulullah pernah bersabda: 


 عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُمِدَّ اللهُ بِعُمْرِهِ وَيَزِيْدَ فِي رِزْقِهِ فَلْيُبِرَّ وَالِدَيْهِ وَلْيُصِلْ رَحِمَهُ (رواه البيهقي)


Artinya: Diriwayatkan dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah bersabda: Barang siapa berharap Allah menambah umur dan rezekinya, hendaklah berbakti pada kedua orang tuanya dan menyambung hubungan sanak famili. (HR Al-Baihaqi).


Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Berbuat baik pada orang tua dapat kita wujudkan dalam berbagai bentuk, seperti menghormati, memuliakan, berkata lembut, tidak melukai perasaan, mewujudkan cita-cita luhur, memberikan sedekah kepadanya, dan amal lain. Orang tua kita, dalam berbagai riwayat dan cerita, adalah kunci kehidupan kita baik di dunia ataupun di akhirat kelak. 


Dalam kitab Durrah al-Nashihin diceritakan Nabi Musa ingin mencari tahu orang yang akan menjadi temannya di surga. Lantas dia diperintahkan Allah untuk pergi ke pasar dan menemui seorang tukang jagal. Nabi Musa keheranan, mengapa menemui tukang jagal miskin? Jawabannya ia dapatkan setelah mengikuti tukang jagal itu pulang ke rumahnya. Tukang jagal tersebut adalah orang yang merawat ibunya yang sudah sangat renta dan lumpuh, dia memasakkan hidangan untuk ibunya dan menyuapinya setiap hari. Saat itu, Nabi Musa mendengar ibu itu berdoa: Ya Allah jadikan putraku teman Nabi Musa di Surga.  


Jamaah Jumat Rahimakumullah

Berbakti kepada orang tua tidak hanya ketika mereka berdua masih hidup, tetapi saat keduanya telah tiada pun, kita tetap bisa berbakti kepadanya. Bisa dengan harta benda yang kita miliki ataupun dengan bacaan Al-Qur’an dan doa-doa yang kita panjatkan untuk keduanya. Arwah orang tua kita akan menerimanya sebagai hadiah yang indah ketika di alam barzah. Rasulullah memberikan cara bagaimana berbakti pada orang tua yang telah meninggal dunia.  

 


Semoga kita menjadi orang-orang yang mampu terus berbakti kepada kedua orang tua, kapanpun dan di manapun kita berada. Semoga bakti kita kepada orang tua, menjadikan ridha Allah untuk kebaikan kita baik di dunia ataupun akhirat kelak.

 

   بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Khutbah II

 

 اَلْحَمْدُ للهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلَى رِضْوَانِهِ. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا


أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ، وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَنْبِيَآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَتِكَ الْمُقَرَّبِيْنَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ


اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مَجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ ودَمِّرْ أَعْدَآئَنَا وَأَعْدَآءَ الدِّيْنِ وأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتْنَةِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنا إِنْدُوْنِيْسِيَا خَآصَّةً وَعَنْ سَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اللهم أرنا الحق حقاً وارزقنا اتباعه وأرنا الباطل باطلاً وارزقنا اجتنابه. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ


عِبَادَ اللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَآءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكم، وَلَذِكرُ اللهِ أَكْبَرُ

 


Khutbah Terbaru