• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Madura

Bila Drakor ‘To My Star’ Dibedah Mahasiswa Tasawuf Instika

Bila Drakor ‘To My Star’ Dibedah Mahasiswa Tasawuf Instika
Bedah drakor To My Star di kampus Instika Guluk-Guluk, Sumenep. (Foto: NOJ/F)
Bedah drakor To My Star di kampus Instika Guluk-Guluk, Sumenep. (Foto: NOJ/F)

Sumenep, NU Online Jatim

Himpunan Mahasiswa Prodi Tasawuf dan Psikoterapi Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep, Madura, membedah drama korea (drakor) yang dirilis Januari 2021, To My Star, pada Kamis (29/07/2021). Drama bergenre romantis itu dibedah dari sudut pandang tasawuf dan psikologi.

 

To My Star adalah serial drama romantis asal Korea Selatan arahan sutradara Hwang Da Seul. Drama ini mengisahkan tentang hubungan asmara dua pria, yakni aktor Kang Seo Joon (Son Woo Hyun) dan seorang koki Han Ji Woo (Kim Kang Min). Perbedaan kepribadian keduanya jadi sumber polemik dalam cerita itu.

 

Pembedah film yang dihadirkan, Kiai Zamzami Sabiq Hamid, mengatakan, To My Star mengisahkan gangguan kejiwaan berupa penyimpangan orientasi seksual yang dialami oleh dua tokoh utama dalam film itu.

 

"Fenomena menyukai sesama jenis memang ada di sekitar kita dan perlu kita waspadai, tetapi kita tak harus menjauhinya. Semestinya kita berusaha membimbingnya kembali ke kondisi normal," ujarnya.

 

Ia mengatakan, orientasi seksual sesama jenis secara umum disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya kecenderungan semakin meningkat karena adanya penyebaran informasi dan rangsangan melalui media.

 

“Bisa juga ketidaktahuan orang tua atau menabukan pembicaraan yang kurang edukatif. Yang paling berpengaruh adalah ada pihak lain atau adanya kecenderungan pergaulan yang semakin bebas," ungkap dosen Fakultas Ushuluddin Instika Guluk-Guluk itu.

 

"Pertama, faktor biologis, adanya kelainan syaraf otak, genetik dan hormonal. Kedua, faktor psikologis, adanya pengalaman traumatis, atau bisa juga karena diawali coba-coba. Ketiga, faktor lingkungan, yaitu lingkungan yang tidak sehat secara sosial atau berkumpul dengan lingkungan Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT)," tambah Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Sumenep itu.

 

Kiai muda yang menjabat sebagai Sekretaris Rabithah Ma'ahid Al-Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Sumenep tersebut memberikan tips untuk mencegah problem kelainan seksual atau penyuka sejenis.

 

"Ciptakan lingkungan rumah yang sehat. Berbaur dalam lingkungan sosial yang sehat. Berikan informasi yang akurat tentang LGBT, terutama dampak buruknya. Dan bangun konsep diri yang sehat," pintanya pada audien yang notabeni diikuti oleh kalangan mahasiswi dan santriwati.

 

Editor: Nur Faishal


Madura Terbaru