Sumenep, NU Online Jatim
Propaganda anti-maulid yang dilakukan sebagian kelompok umat Islam ternyata tak menyurutkan semangat warga Kabupaten Sumenep untuk merayakan lahirnya Nabi Muhammad SAW. Di kabupaten yang terletak di ujung timur pulau Madura ini, masyarakat tetap memperingati hari besar Islam tersebut seperti biasa. Bahkan di Desa Sentol Daya, Kecamatan Pragaan, Maulid Nabi dirayakan secara bergiliran dari rumah ke rumah.
"Maulid Nabi di tempat kami umumnya tidak hanya dilakukan di mushala, masjid atau di lembaga dan instansi tertentu. Namun, di setiap rumah warga pasti merayakan. Jadi hampir setiap malam kami baca barzanji memperingati maulid Nabi," ujar K Hambali, salah satu tokoh masyarakat di desa tersebut.
Pengasuh LPI Nurul Ihsan ini juga menjelaskan perihal budaya maulid di desa kelahirannya. "Masyarakat di sini merayakan maulid dengan cara berkelompok. Satu kelompok memiliki 20-30 anggota. Warga hanya diperbolehkan menghadiri acara maulid sesuai kelompoknya terkecuali mendapat undangan khusus dari tuan rumah. Cara ini sangat efektif untuk menghindari terjadinya paradoks jadwal," paparnya.
Ketika ditanya tentang suguhan yang biasa diberikan, Sekretaris Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pragaan ini mengatakan bahwa hal tersebut dipasrahkan kepada tuan rumah. "Tidak ada paksaan mengenai jenis suguhan. Tergantung kemampuan dan keikhlasan tuan rumah. Yang penting kita berkumpul dan membaca shalawat nabi, itu sudah sangat cukup," ucapnya ketika ditemui kontributor NU Online Jatim di kediamannya, Kamis (05/11/2020).
Sementara itu, masyarakat sudah meyakini bahwa peringatan Maulid Nabi merupakan langkah mulia untuk menghormati Rasulullah. "Pertama, sebagai bentuk rasa syukur atas lahirnya insan mulia yaitu baginda Nabi Muhammad SAW. Kedua, dengan membaca shalawat kami mengharap syafaat beliau kelak di hari kiamat. Ketiga, kami ingin menunjukkan rasa cinta kami pada Kanjeng Nabi dengan cara bersedekah, berbagi antar sesama," ujar Taufiq, salah satu warga Desa Sentol Daya.
Penulis: Ach. Khalilurrahman
Editor: Romza