• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Madura

KH Mohammad Muddatstsir Badruddin Bimbing Mualaf dari NTT

KH Mohammad Muddatstsir Badruddin Bimbing Mualaf dari NTT
KH Mohammad Muddatstsir Badruddin membimbing Alosius Kadi Malo menjadi Muslim. (Foto: NOJ/Syarofi)
KH Mohammad Muddatstsir Badruddin membimbing Alosius Kadi Malo menjadi Muslim. (Foto: NOJ/Syarofi)

Pamekasan, NU Online Jatim
Petunjuk bisa datang dari mana saja, dan dari jalan beragam. Lewat kehendak Allah SWT, akhirnya bisa menggerakkan seseorang untuk memiliki kebulatan tekad untuk berikrar sebagai Muslim. 

 

Hal ini seperti dialami Alosius Kadi Malo. Warga asli Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut akhirnya menjadi Muslim lantaran merasakan kedamaian ketika melihat orang shalat. Kebahagiannya semakin lengkap lantaran berkesempatan berikrar lewat bimbingan KH Mohammad Muddatstsir Badruddin. 

 

Untuk di Pamekasan, sosok KH Mohammad Muddatstsir Badruddin memang istimewa. Karena hingga kini tercatat sebagai Mustasyar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur. Dalam keseharian juga sebagai pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyeppen, Palengaan.

 

“Saya mengenal Islam sejak 2018 silam,” kata Alosius, sapaan akrabnya, Selasa (4/8). 

 

Dirinya mengaku hatinya tersentuh melihat ketenangan umat Islam saat melaksanakan shalat. Hingga suatu ketika ia bertemu Iwan, mantan Kepala Desa Blumbungan Pamekasan. 

 

“Kepada Pak Iwan, saya mengutarakan niat memeluk agama Islam. Dan alhamdulillah Pak Iwan pun membimbing dengan membaca dua kalimat syahadat,” kenangnya.

 

Demikian pula ketika berada di lembaga permasyarakatan atau Lapas Kelas 2 Pamekasan, Alosius bertemu Ustadz Fathorrohman. Saat itu dirinya dibimbing membaca dua kalimat syahadat dengan disaksikan oleh Junaidi selaku Kepala Desa Bumbungan, Muhammad Saleh yang kesehariannya sebagai pegawai Lapas, serta Kris selaku dokter di Lapas.

 

Namun dirinya masih ingin merasakan kemantapan diri dalam berikrar masuk Islam. Karenanya, dirinya meminta pertimbangan banyak kalangan agar bisa merasakan hal tersebut.

 

“Hingga akhirnya saya disarankan untuk berikrar kepada KH Mohammad Muddatstsir Badruddin,” ungkapnya.

 

Lewat perantara berbagai kalangan, akhirnya Alosius berkesempatan bertemu dengan kiai yang juga Pembina Yayasan Al-Miftah tersebut. Baginya, ini kesempatan yang sangat istimewa.

 

"Saya sungguh merasa bahagia bahwa saat ini dikukuhkan dan dibimbing ulang oleh KH Moh Muddatstsir Badruddin," ucapnya.

 

Proses ikrar ini dipusatkan di Masjid Jami’ An-Nashor kompleks Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyeppen. Pada kesempatan tersebut tampak pula menyaksikan sejumlah kiai, ustadz, dan santri. 

 

Demikian pula tampak Ketua Majelis Ulama Indinesia (MUI) Pamekasan, KH Ali Rahbini Abd Latif, dan Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Pamekasan, Fandi, serta Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Palengaan mewakili Kepala Kepolisian Resort Pamekasan.

 

Sebagaimana tradisi umat Islam, usai mengikrarkan kalimat syahadat, pria yang tinggal di kawasan Jokotole Pamekasan itu mendapatkan nama baru, yakni Mohammad Sulaiman Malo. 


Editor:

Madura Terbaru