• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Madura

Kiai Syarqawi Sang Petualang Ilmu: dari Makkah hingga Thailand

Kiai Syarqawi Sang Petualang Ilmu: dari Makkah hingga Thailand
Haul pendiri Pesantren Annuqayah KHM Syarqawi di Pesantren Nurul Huda, Pakamban Laok, Pragaan, Sumenep, Ahad (29/08/2021). (Foto: NOJ/F)
Haul pendiri Pesantren Annuqayah KHM Syarqawi di Pesantren Nurul Huda, Pakamban Laok, Pragaan, Sumenep, Ahad (29/08/2021). (Foto: NOJ/F)

Sumenep, NU Online Jatim

Masyarakat Kabupaten Sumenep, Madura, terutama santri dan alumni Pesantren Annuqayah, Kecamatan Guluk-Guluk, pasti tak asing dengan nama KH M Syarqawi. Ulama kelahiran Kudus, Jawa Tengah, itu dikenal sebagai pendiri Pesantren Annuqayah.

 

“Kiai Syarqawi lahir di kota Kudus di abad 19. Kala itu menjadi pusat perdagangan dan kota santri. Namun beliau hijrah ke Prenduan bersama istrinya, Nyai Khadijah atas perintah Syaikh Abuddin alias Kiai Gemma,” kata salah satu Pengasuh Pesantren Annuqayah, KH Abdul A’la Basyir, dalam acara Haul KHM Syarqawi di Pesantren Nurul Huda Pakamban Laok, Pragaan, Sumenep, Ahad (29/08/2021).

 

Kepada para alumni Annuqayah yang hadir, Kiai A’la menceritakan bahwa Kiai Syarqawi lebih tua usianya dari Syaikhona Kholil Bangkalan.

 

“Sebelum bertemu dengan Kiai Kholil di Hijaz Makkah saat menuntut ilmu, Kiai Syarqawi merupakan kiai yang gemar menuntut ilmu di berbagai pesantren. Konon (Kiai Syarqawi disebut pernah nyantri) di  Sarang, Pontianak, Malaysia, dan Pattani, Thailand. Bahkan ada yang mengatakan, pernah belajar ke Syaikh Nawawi Al-Bantani,” ujar Wakil Ketua PWNU Jatim itu.

 

Setelah sekian lama tinggal di Prenduan, Kiai Syarqawi dan istrinya kemudian pindah tinggal di Guluk-Guluk. Di sebuah petak tanah bekas kandang kuda dia kemudian membangun sebuah rumah dan langgar. Posisinya di depan Masjid Jamik Annuqayah saat ini.

 

Di langgar itulah kemudian banyak warga sekitar yang datang belajar ilmu agama kepada Kiai Syarqawi. Lama-lama Kiai Syarqawi memiliki santri. Itulah cikal-bakal berdirinya Pesantren Annuqayah yang saat ini sudah memiliki ribuan santri.

 

Kiai A’la mengatakan, banyak hikmah dan keteladanan yang perlu digali dari Kiai Syarqawi, terutama dalam hal membangun dan mengembangkan pendidikan. Yang juga patut dicontoh dari sosok Kiai Syarqawi ialah ketawadu’annya.

 

“Ketawadhuan beliau bisa dilihat dalam sebuah manuskrip yang dikenal dengan sebutan Risalah Ibdal wal I’lal. Di dalamnya tertulis milku al-faqir. Namun pihak dzurriyah masih belum mempercayainya. Artinya, kami sangat berhati-hati atas keberadaan manuskrip tersebut yang perlu diuji ulang kebenarannya,” tutur mantan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya itu.

 

Tak hanya itu, konon Kiai Syarqawi juga rutin membaca Ratib al-Haddah sebagai riyadlahnya.

 

“Banggakan dan teladani guru-guru kita. Jangan lupa kirim Fatihah. Hal terpenting, seluruh alumni harus pintar berbahasa Madura halus. Mari kita berselancar sejarah pendiri pesantren. Jangan sampai kehilangan tongkat. Jika demikian, maka kita tidak bisa memeliharanya,” pungkas Kiai A’la.

 

Editor: Nur Faishal


Madura Terbaru