• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Madura

LKNU Sumenep Urai Penyebab Penularan Cacar Monyet

LKNU Sumenep Urai Penyebab Penularan Cacar Monyet
Ilustrasi virus cacar monyet. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi virus cacar monyet. (Foto: Istimewa)

Sumenep, NU Online Jatim
Cacar monyet atau virus Monkeypox yang muncul di pertengahan Juli 2022 tersebar di beberapa negara. Atas fenomena tersebut, dr H Slamet Riadi selaku Pengurus Cabang (PC) Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Sumenep menegaskan, bahwa hingga saat ini belum ada laporan kasus cacar monyet di Indonesia, termasuk di Jawa Timur maupun di Sumenep.


Ia menjelaskan, cacar monyet dapat menyebar dari hewan ke manusia melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi. Baik ketika menangani atau memproses hewan buruan, atau melalui penggunaan produk yang terbuat dari hewan yang terinfeksi.


"Virus juga dapat menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau luka pada orang yang terinfeksi. Atau dengan bahan yang telah menyentuh cairan atau luka tubuh, seperti pakaian atau linen," ujarnya kepada NU Online Jatim, Kamis (04/08/2022).


Dikatakan pula, cacar monyet ditularkan pula dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan luka infeksi, koreng, atau cairan tubuh penderita.


"Penyakit ini juga dapat menyebar melalui droplet pernapasan ketika melakukan kontak dengan penderita secara berkepanjangan," tutur pria yang juga Ketua LKNU Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Gapura itu.


Dirinya mengatakan, ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi virus cacar monyet. Pertama, hindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi reservoir virus, termasuk hewan yang sakit atau yang ditemukan mati di daerah di mana cacar monyet terjadi.


Kedua, hindari kontak dengan bahan apa pun, seperti tempat tidur, yang pernah bersentuhan dengan hewan yang sakit. Slamet juga menyarankan, agar pasien yang terinfeksi dipisahkan dari orang lain yang mungkin berisiko terinfeksi.


"Selain itu, lakukan cuci tangan yang baik dan benar setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi. Jangan lupa menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat merawat pasien yang terinfeksi. Juga memasak daging dengan benar dan matang," pintanya.


Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) Sumenep itu menyatakan, hingga saat ini masih belum ada pengobatan yang spesifik untuk infeksi cacar monyet. Meski demikian, di masa lalu vaksinasi terhadap penyakit cacar atau Smallpox dikatakan dapat memberikan efektivitas proteksi sebesar 85 persen untuk mencegah infeksi cacar monyet.


“Penyakit cacar pada waktu itu disebabkan karena infeksi virus Variola yang dinyatakan telah tereradikasi secara global sejak tahun 1980,” pungkasnya.


Madura Terbaru