• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Madura

Tips Jaga Kesehatan saat Cuaca Panas Versi LKNU Sumenep

Tips Jaga Kesehatan saat Cuaca Panas Versi LKNU Sumenep
dr H Slamet Riadi, pengurs LKNU Sumenep. (Foto: NOJ/ Firdausi).
dr H Slamet Riadi, pengurs LKNU Sumenep. (Foto: NOJ/ Firdausi).

Sumenep, NU Online Jatim

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa musim kemarau diperkirakan di pertengahan tahun. Puncaknya diprediksi jatuh pada bulan Agustus 2022.


Menyikapi hal tersebut, dr H Slamet Riadi selaku Pengurus Cabang (PC) Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Sumenep mengimbau pada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh supaya tidak dehidrasi saat musim panas. 


"Di bulan Juli ini saja, cuaca panas sudah terasa. Untuk itu, Nahdliyin harus mengkonsumsi air putih kurang lebih 2 liter atau setara 8 gelas perhari," pintanya saat dikonfirmasi NU Online Jatim, Kamis (21/07/2022).


Dijelaskan pula, air yang dikonsumsi harus memenuhi kriteria air minum sehat dan layak. Di antara ciri-cirinya, pertama, tidak memiliki bau, warna, dan rasa. Kriteria air minum ini dapat dinilai dengan mudah oleh indra manusia. 


"Kita perlu menghindari konsumsi air minum yang terlihat tidak jernih atau keruh, berbau tidak sedap, atau terasa aneh. Karena hal ini dapat menunjukkan bahwa air minum tersebut sudah terkontaminasi kuman, bakteri, atau bahan kimia berbahaya, yang bisa menimbulkan penyakit," kata dr Slamet. 


Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) Sumenep itu melanjutkan, yang nomor dua adalah tidak berada dalam suhu tinggi. Menurutnya, suhu merupakan salah satu parameter penting dalam menentukan apakah air minum tersebut layak konsumsi atau tidak. 


"Hal ini karena sumber air minum yang terpapar suhu tinggi dapat memicu pertumbuhan mikroorganisme dan membuat air minum tercemar. Contohnya adalah beberapa jenis bakteri Coliform yang dapat tumbuh dan berkembang saat air minum berada pada suhu 37°C. Sementara itu, jumlah bakteri E Coli dapat meningkat pada air yang bersuhu 44.2°C," terangnya. 


Yang nomor tiga adalah tidak mengandung mikroorganisme berbahaya. Kriteria air minum layak konsumsi selanjutnya adalah tidak mengandung mikroorganisme berbahaya bagi kesehatan tubuh, seperti E Coli dan Salmonella, yang bisa menyebabkan diare. 


"Meski sulit untuk melihatnya secara langsung, tetapi konsumsi air minum yang mengandung mikroorganisme dapat kita hindari dengan menjauhkan sumber air minum dari toilet dan tempat pembuangan sampah serta hindari dari sinar matahari," ungkap Ketua LKNU Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Gapura itu. 


Selain itu, lanjutnya, jika mengkonsumsi air minum dalam kemasan, pastikan air minum tersebut memiliki izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang masih tersegel dengan baik, kemasannya tidak rusak, dan disimpan di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.


Selain itu, cirri-ciri yang keempat adalah mengandung bahan kimia berbahaya. Selain mikroorganisme, air minum juga tidak boleh mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh, seperti arsenik, amonia, benzena, timbal, dan merkuri, dan lainnya. 


"Konsumsi air minum dengan kandungan bahan kimia berbahaya dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker, kerusakan ginjal, gangguan pada sistem reproduksi, serta gangguan perkembangan mental dan fisik. Keberadaan bahan kimia berbahaya dalam air minum sekilas dapat diketahui dari bau dan rasanya. Air minum yang mengandung bahan kimia berbahaya, seperti logam berat, biasanya memiliki bau yang menyengat dan terasa seperti logam," urai dr Slamet. 


Ciri yang kelima adalah memiliki pH antara 6.5 hingga 8.5. Meskipun pH air minum tidak memiliki dampak secara langsung terhadap kesehatan tubuh, tetapi pH merupakan salah satu parameter penting dalam menentukan kualitas air minum.


"Air dengan pH yang terlalu rendah biasanya lebih mudah tercemar polutan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Selain itu, air jenis ini juga dapat menyebabkan korosi atau karat pada saluran air minum yang nantinya akan membuat air tersebut terkontaminasi dan tidak layak untuk dikonsumsi," katanya. 


Sementara itu, air alkali atau air basa dengan pH 8 atau 9 biasanya tidak memberikan dampak buruk untuk kesehatan. Meski demikian, mengonsumsi air dengan pH yang terlalu tinggi berisiko menyebabkan alkalosis. Kondisi ini biasanya disertai dengan gejala mual, muntah, dan diare.


"Jika mawas diri dapat membantu kita terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh air minum yang telah terkontaminasi. Selain minum air yang layak konsumsi, kita juga disarankan untuk menjalankan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga rutin, cek kesehatan secara rutin minimal 1 bulan sekali," imbau pria kelahiran Gapura itu. 


Pada saat yang sama, dr Slamet mengingatkan pada warga untuk mengkonsumsi suplemen yang banyak mengandung anti oksidan di antaranya Vitamin C dan E untuk menjaga Daya tahan Tubuh supaya tidak mudah sakit. 


Baginya, buah dan sayur mengandung banyak cairan dan nutrisi yang dibutuhkan untuk menyejukan tubuh. Untuk itu, ia menganjurkan untuk memilih buah dan sayur yang mengandung banyak air seperti mentimun dan semangka agar dapat menggantikan cairan tubuh yang terbuang karena cuaca panas. 


"Di musim kemarau, beristirahatlah dengan teratur. Tak hanya menghilangkan rasa kantuk, mencukupi waktu istirahat dan tidur dapat memberikan beragam manfaat bagi kesehatan tubuh. Usahakan istirahat yang cukup 8 jam setiap harinya," pungkasnya. 


Editor:

Madura Terbaru