• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Madura

Sambut HSN, MWCNU di Sumenep Sapa Pesantren dan Lembaga Pendidikan dengan Kajian Kesantrian

Sambut HSN, MWCNU di Sumenep Sapa Pesantren dan Lembaga Pendidikan dengan Kajian Kesantrian
Rais Syuriyah MWCNU Pragaan saat memberikan kajian kesantrian di auditorium LPI Ar-Rahmah Jaddung. (Foto : NOJ/ Firdausi).
Rais Syuriyah MWCNU Pragaan saat memberikan kajian kesantrian di auditorium LPI Ar-Rahmah Jaddung. (Foto : NOJ/ Firdausi).

Sumenep, NU Online Jatim

Banyak cara yang dilakukan oleh nahdliyin untuk memeriahkan Hari Santri Nasional (HSN) 2020. Seperti Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pragaan yang menyambutnya dengan beragam rentetan acara edukatif.

 

Melalui sinergitas Lembaga Dakwah (LDNU), Lembaga Pendidikan Ma'arif (LP Ma'arif NU), dan Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI NU) sepakat untuk mengemas kegiatan HSN dengan Rihlah Kajian Kesantrian di setiap Pesantren dan Lembaga Pendidikan Islam (LPI) se-Kecamatan Pragaan.

 

Penegasan ini disampaikan oleh KH A Junaidi Mu'arif bahwa rentetan acara HSN sudah dijadwalkan sejak tanggal 11-30 Oktober 2020.

 

Ketua MWCNU Pragaan tersebut menjelaskan bahwa tim yang terdiri dari lembaga dan Badan Otonom NU akan hadir ke setiap pesantren dan LPI sesuai dengan jadwal.

 

"Pesantren dan LPI yang dikunjungi hanya menyediakan tempat, alat pengeras suara, dan mengumpulkan santri atau siswa dalam satu tempat," terangnya, Senin (12/10/ 2020).

 

Di kesempatan yang berbeda, Gus Fatihul Abror yang didaulat sebagai koordinator HSN menyatakan, kajian ini sudah rutin dilaksanakan setiap bulan Oktober untuk menyambut HSN. Termasuk LPI Ar-Rahmah Jaddung yang sudah dua kali menyambut kedatangan panitia.

 

Wakil Sekretaris MWCNU Pragaan tersebut menjelaskan, tujuan dari kegiatan ini adalah merawat hubungan kelembagaan antara MWCNU dengan LPI Ar-Rahmah. Dimana para pengasuh dan jajaran asatidz disini aktif di NU dan Banom NU.

 

"Jadi kedatangan kami tidak asing lagi, melainkan sebatas pulang ke rumah sendiri," ujarnya.

 

Tak sampai disitu, sepatutnya kaum sarungan merasa  bangga dimana dalam kesempatan ini identitas diri sebagai santri telah diakui oleh negara. "Maka wajib hukumnya merawat dan mempertahankan nilai-nilai kesantrian dalam keseharian kita," pintanya.

 

 

Kajian Kesantrian

Saat kajian dimulai, KH. Zarkasyi Abdurrahim yang didaulat sebagai narasumber menegaskan bahwa seorang santri harus menjadi suri tauladan atau uswatun hasanah di lingkungannya demi tercapainya cita-cita ulama dan nenek moyang.

 

Rais MWCNU Pragaan tersebut mengajak kepada segenap audien yang notabene santri untuk menjadi sosok yang solutif, memberikan jalan keluar terhadap problem dan dinamika yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

 

"Dalam hal apapun santri tidak boleh diam. Tetapi memberikan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi oleh warga," sargasnya.

 

Selanjutnya, santri juga harus mempertahankan prestise dan prestasi. Menurutnya, berwibawa dan bermartabat adalah karakteristik santri di masa lalu, seperti halnya di contohkan oleh Almaghfurlah Gus Dur.

 

"Beliau adalah sosok santri yang berprestasi. Bisa menjadi presiden sehingga disegani oleh banyak negara dan menganggapnya sebagai sosok pahlawan bangsa. Semoga para santri bisa meneladaninya," pungkasnya.

 

Acara ini dihadiri oleh ratusan siswa mulai dari tingkat MTs dan MA, jajaran guru di Auditorium. Kemudian dibuka oleh K. Jufri Basyir, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Syubbanul Wathan yang dipimpin oleh rekan Ainul Yaqin, lalu diparipurnai dengan doa dan shalawat najdliyah oleh K. Abdurrauf.

 

Editor: Romza


Editor:

Madura Terbaru