• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 24 April 2024

Malang Raya

Indonesia Banget, Pelajar di Malang Masuk Islam Didampingi Ortunya yang Non-Muslim

Indonesia Banget, Pelajar di Malang Masuk Islam Didampingi Ortunya yang Non-Muslim
Eflin Kalista (16) warga Kecamatan Dau, Kabupaten Malang saat berikrar masuk Islam di Masjid Agung Al-Hidayah, Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. (Foto: NOJ/ Syarif Abdurrahman).
Eflin Kalista (16) warga Kecamatan Dau, Kabupaten Malang saat berikrar masuk Islam di Masjid Agung Al-Hidayah, Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. (Foto: NOJ/ Syarif Abdurrahman).

Malang, NU Online Jatim

Didampingi orang tuanya yang non muslim, gadis muda bernama Eflin Kalista (16) warga Kecamatan Dau, Kabupaten Malang berikrar masuk Islam di Masjid Agung Al-Hidayah, Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.

 

Eflin Kalista mengatakan, ketertarikannya untuk masuk Islam muncul dari pikiran sadarnya tanpa paksaan orang lain. Eflin mengucapkan dua kalimat syahadat didampingi oleh sang ibu dan keluarga lainnya. Meskipun ayah dan ibunya masih berstatus non muslim.

 

Eflin dituntun mengucapkan kalimat syahadat oleh Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah KH Muchlas dan disaksikan ribuan jamaah. Seusai mengucapkan kalimat syahadat, Eflin terlihat meneteskan air mata dan terisak haru. Hal yang sama juga terjadi pada ibunya dan saudara perempuan yang mendampingi.

 

"Saya Eflin Kalista memilih Islam dari hati sendiri. Keyakinan sendiri. Tanpa tekanan dari siapa pun," katanya, Sabtu (14/11/2020).

 

Sebelum mengucapkan kalimat syahadat, Eflin terlebih dahulu mendapat penjelasan dari Kiai Muchlas tentang kalimat syahadat. Selanjutnya, secara terbuka Kiai Muchlas menanyakan kesediaan Eflin masuk agama Islam. Secara tegas gadis muda ini mengatakan, alasan memilih agama Islam adalah pilihan pribadi.

 

Terkait tempat ikrar syahadat di Masjid Al-Hidayah, menurut Elfin karena berada di lingkungan Pondok Pesantren Al-Hidayah yang diasuh Kiai Muchlas. Ajaran Islam yang diajarkan di Al-Hidayah penuh kasih sayang. Hal ini ia lihat dari akun media sosial Al-Hidayah.

 

Kiai Muchlas sendiri setiap Ahad malam Senin mengisi kajian Islam secara online di Hidayah TV 9. Selain itu, ada juga kajian kitab kuning, shalawat nabi dan khutbah Jumat yang dipublikasikan di akun youtube tersebut.

 

"Saya masih pelajar, saya akan menjalani syariat agama Islam dengan penuh kesadaran," tambahnya sambil menangis haru.

 

Dihubungi terpisah, Kiai Muchlas menjelaskan, pihaknya menerima siapapun yang ingin belajar Islam. Termasuk yang ingin mengucapkan kalimat syahadat. Ia juga siap memberikan pendampingan dalam proses belajar agama Islam.

 

Setelah ikrar tersebut, Eflin langsung disuguhi hidangan makan malam di nDalem kesepuhan Kiai Muchlas. Seluruh keluarga Eflin dan para pengantar ikut menikmati suguhan dari Pesantren Al-Hidayah ini.

 

"Kita berpesan, boleh belajar Islam di mana saja. Asal jangan Islam keras. Jika mau ke pondok kita maka terbuka secara lebar," ujarnya.

 

Ia menambahkan, pihaknya juga mengurus segala persyaratan administrasi termasuk surat menyurat di kantor urusan agama setempat. Hal tersebut sebagai bentuk pengamalan ajaran tolong menolong sesama saudara seagama.

 

 


 

Sejak dulu, katanya, Pesantren Al-Hidayah tetap istiqamah berada di jalur Islam yang menawarkan sikap lemah lembut dan akhlak mulia. Sesuai ajaran para pendahulu, wali songo. Hal ini menarik banyak kalangan untuk ingin lebih dalam mengetahui ajaran Islam.

 

"Lafadz syahadat meleburkan dosa, semua ini karena rahmatnya Allah. Termasuk masalah surga dan neraka juga urusan Allah.  Manusia hanya berusaha," tutup Kiai Muchlas.

 

Penulis: Syarif Abdurrahman

Editor: Romza


Editor:

Malang Raya Terbaru